Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sebab Kebahagiaan Diri Sendiri Harus Dijadikan Prioritas

ilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Nothing Ahead)
ilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Nothing Ahead)

Beberapa orang memiliki kecenderungan untuk bisa membahagiakan orang terdekat. Misalnya keluarga, sahabat, atau pasangan. Sangat wajar apabila kita ingin orang tersayang merasa bahagia dengan upaya yang kita lakukan.

Terlepas dari hal tersebut, jangan sampai kita lupa mengenai fakta bahwa kebahagiaan hidup kita merupakan tanggung jawab setiap inidivu. Artinya, jika kita ingin membahagiaan orang lain, sudah semestinya kita lebih dulu membahagiakan diri sendiri. Berikut beberapa alasan di baliknya.

1. Setiap orang memiliki tanggung jawab atas kebahagiaannya masing-masing

ilustrasi tersenyum bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi tersenyum bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bahagia merupakan tanggung jawab masing-masing. Kita tak bisa mengantuk bahagia kepada siapapun selain diri sendiri.

Sehingga, sudah semestinya kebahagiaan diri sendiri selalu kita upayakan dengan usaha sendiri. Maka tak keliru apabila bahagiakan diri terlebih dahulu sebelum ingin membuat orang di sekitar bahagia. 

2. Bahagia kita sejatinya tidak ditentukan oleh orang lain

ilustrasi tersenyum (pexels.com/Ilyasick Photo)
ilustrasi tersenyum (pexels.com/Ilyasick Photo)

Apa yang membuat kita bahagia sejatinya tak bergantung kepada orang lain. Bahagia bersumber dari diri sendiri, dari hati yang lapang dan penuh kasih.

Sehingga hanya kitalah yang bisa menciptakan bahagia itu. Maka, jadikan hal tersebut sebagai prioritas sebelum memikirkan kebahagiaan orang lain.

3. Menggantungkan kebahagiaan pada diri sendiri sebagai upaya terhindar dari rasa kecewa

ilustrasi memeluk diri (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi memeluk diri (pexels.com/Pixabay)

Sudah semestinya kita tak menggantungkan kebahagiaan pada orang lain, lantaran hal itu hanya akan mendatangkan kecewa. Orang lain tak selalu bisa memuaskan rasa bahagia pada diri kita karena kita tak sepenuhnya bisa mengontrol mereka untuk merespons maupun bersikap sesuai dengan yang kita harapkan.

Jadi, gantungkan kebahagiaan itu hanya kepada diri sendiri, supaya kita terhindar dari sakitnya kecewa pada harapan yang tak mendasar. 

4. Bahagia dengan diri sendiri adalah puncak penerimaan yang seutuhnya

ilustrasi wanita bahagia dengan dirinya (pexels.com/Ba Phi)
ilustrasi wanita bahagia dengan dirinya (pexels.com/Ba Phi)

Memprioritaskan kebahagiaan sendiri sudah semestinya dilakukan. Bukan artinya kita egois, lebih tepatnya memaksimalkan kesempatan untuk lebih mencintai diri dengan seutuhnya.

Sehingga kita bisa menjalani hidup ini dengan lebih damai lantaran tidak perlu validasi maupun pengakuan dari luar untuk membuat bahagia. Cukup dengan menerima diri dengan seutuhnya semua akan terasa indah. 

5. Pada akhirnya, untuk bisa membuat orang lain bahagia kita wajib bahagia terlebih dahulu dengan diri sendiri

ilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Nothing Ahead)
ilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Nothing Ahead)

Sebelum ingin membahagiakan orang lain, perlu kita pahami konsep; bahagiakan diri terlebih dahulu maka bahagia orang lain akan mengikuti. Sebab orang yang merasa cukup atas dirinya cenderung lebih mudah menularkan rasa senang kepada orang di sekitarnya.

Setiap orang berhak untuk merasakan bahagia, termasuk diri kita. Jadi jangan terlalu mengorbankan kebahagiaan diri sendiri hanya untuk orang lain. Justru kebahagiaan diri haruslah menjadi prioritas lantaran beberapa alasan seperti di atas.

Untuk kamu yang belum melakukan hal tersebut, perlahan berdamailah dengan segala yang dimiliki oleh diri untuk mencapai pada bahagia. Bukan berarti egois, memprioritaskan kebahagiaan diri sendiri menjadi salah satu sikap mencintai diri yang sudah semestinya dilakukan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izah Cahya
EditorIzah Cahya
Follow Us