Sebagai manusia memang dituntut untuk bersikap baik. Jujur, gemar bersedekah, suka menolong, adalah beberapa contoh sikap baik yang dapat membuatmu disenangi banyak orang, serta kehadiranmu dirindukan.
Akan tetapi, kendati baik, tetap saja mesti dilakukan dalam porsi yang tepat. Apabila kamu menerapkannya secara berlebihan, malah akan berdampak buruk atau merugikan dirimu sendiri, lho.
Di antara sikap baik yang akan berbahaya bila dilakukan secara berlebihan, adalah gemar menolong. Sikapmu yang suka menolong memang membuatmu jadi pribadi yang selalu dibutuhkan oleh orang-orang. Hanya saja, bila kamu sampai memaksakan diri, malah jadi bumerang bagi diri sendiri.
Sebagai contoh, kamu sering dimintai tolong membantu tugas teman sekantor. Kalau kamu lagi lapang, sih, gak masalah. Malah kamu senang-senang saja bisa membantu orang lain.
Masalahnya, rekan kerjamu itu gak tahu diri. Tahu bahwa kamu orang yang baik dan gak tegaan, mereka malah memanfaatkan. Ngakunya gak bisa atau susah, padahal sebenarnya karena malas saja. Penginnya tahu beres. Sementara akibat membantu tugas teman, pekerjaanmu sendiri malah keteteran.
Kejujuran merupakan kualitas yang langka kita temui saat ini. Sudah begitu banyak kebohongan di mana-mana. Makanya, kamu patut diacungi jempol kalau selalu bersikap jujur.
Hanya saja, kebangetan jujur juga gak baik, tetap mesti melihat situasi. Misalnya, saat teman sedang berseteru, kamu gak perlu malah mengadu perihal perkataan negatif yang telah diucapkan oleh teman yang sedang dimusuhinya. Hal itu sama saja dengan mengompori dan semakin memperbesar masalah.
Setiap orang patut mengapresiasi diri terhadap pencapaian yang berhasil diraih. Salah satunya, dengan bercerita pada teman atau keluarga. Selain bisa mendongkrak kepercayaan diri, maksudmu bercerita pun baik supaya bisa memotivasi mereka.
Akan tetapi, selalu menyinggung pencapaianmu di tiap topik pembicaraan malah bisa bikin kamu dicap pamer atau sombong. Siapa yang gak bosan, sih, setiap kali ngobrol membahas itu lagi itu lagi?
Di antara ciri orang yang telah memiliki kematangan emosional, yakni mampu mengendalikan emosinya. Gak mudah marah untuk hal-hal sepele.
Meski begitu, bukan berarti kamu gak boleh marah sama sekali. Justru gak pernah marah bisa membuatmu diremehkan dan dianggap lemah. Setidaknya tegur dan berikan tindakan tegas pada orang-orang yang jelas sudah berbuat salah. Kalau enggak, kamu bakal terus-menerus dijadikan korbannya, dan mereka gak sadar-sadar!
Memang benar kata pepatah, kalau hemat itu pangkal kaya. Gak heran, kamu berusaha hemat supaya bisa meraih keamanan dan kemapanan finansial.
Hanya saja jangan berlebihan, sampai-sampai membuat hidupmu sengsara. Misalnya, demi menambah uang tabungan, kamu sampai gak makan. Sibuk merecoki orang lain yang sedang makan. Duh, itu bukan hemat, tapi pelit namanya!
Bersikap baik memang perlu, terhadap diri sendiri maupun saat berinteraksi dengan orang lain. Hanya saja, tetap dijaga dalam porsi tepat, supaya gak berlebihan dan merugikan diri sendiri. Setuju?