Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi merekam (pexels.com/Mikael Blomkvist)
ilustrasi merekam (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Pernahkah kamu merasa ada orang di sekitarmu yang selalu ingin menjadi pusat perhatian? Atau mungkin kamu sendiri merasa butuh pengakuan lebih dari orang lain?

Sifat narsistik sering kali identik dengan perilaku yang mencolok dan egois. Namun, ada beberapa karakteristik narsistik yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang. Kadang-kadang, sifat-sifat ini muncul dalam bentuk yang lebih halus dan sulit untuk dikenali.

Sifat-sifat ini dapat muncul dalam interaksi sehari-hari tanpa kita sadari dan bisa memengaruhi hubungan kita dengan orang lain serta cara kita melihat diri sendiri. Nah, berikut adalah lima sifat narsistik yang mungkin ada di sekitar kita tanpa kita sadari!

1. Kebutuhan akan pujian yang berlebihan dan tidak pernah puas

ilustrasi teman (pexels.com/SHVETS production)

Salah satu ciri khas dari orang dengan sifat narsistik adalah kebutuhan akan pujian yang berlebihan. Tidak cukup dengan satu atau dua pujian, mereka selalu mencari pengakuan dari orang lain. Misalnya, mereka sering memamerkan pencapaian mereka dan berharap orang lain mengagumi hasil kerja mereka.

Kebutuhan ini sering kali membuat mereka terlihat sombong dan tidak pernah puas. Mereka cenderung merasa tidak aman tanpa pujian dan validasi dari orang lain, sehingga hal ini bisa mengganggu hubungan sosial mereka.

2. Merasa diri paling spesial dan layak mendapatkan perlakuan istimewa

ilustrasi teman (pexels.com/Tim Douglas)

Keyakinan bahwa diri mereka sangat spesial adalah sifat narsistik lainnya yang tak kalah mencolok. Mereka merasa hanya orang-orang yang istimewa yang dapat memahami mereka. Sikap ini membuat mereka percaya bahwa mereka berhak mendapatkan perlakuan istimewa dan sering kali meremehkan orang lain yang dianggap tidak selevel.

Hal ini bisa menghambat interaksi sosial, karena mereka selalu merasa lebih unggul dan mungkin menghindari situasi di mana mereka tidak bisa menjadi pusat perhatian atau tidak mendapatkan perlakuan istimewa.

3. Kurangnya empati dan ketidakmampuan memahami perasaan orang lain

ilustrasi berbincang (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Kurangnya empati adalah salah satu tanda paling mencolok dari sifat narsistik. Orang dengan karakteristik ini cenderung tidak mampu memahami atau merasakan apa yang dirasakan orang lain. Mereka lebih fokus pada kebutuhan dan perasaan pribadi, tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain.

Akibatnya, orang-orang di sekitar mereka sering merasa diabaikan atau bahkan tersakiti. Kurangnya empati ini bisa merusak hubungan pribadi maupun profesional, karena mereka tidak mampu membangun koneksi emosional yang kuat dengan orang lain.

4. Fantasi tentang kesuksesan dan kekuatan yang tidak realistis

ilustrasi belajar (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Orang narsistik sering terjebak dalam fantasi tentang kesuksesan, kekuasaan, atau kecantikan yang tidak realistis. Mereka mungkin membayangkan diri mereka sebagai sosok yang sangat sukses atau berpengaruh, padahal kenyataannya tidak sesuai dengan harapan.

Fantasi ini sering kali menimbulkan frustrasi saat kenyataan tidak sejalan dengan impian mereka. Mereka mungkin mengabaikan langkah-langkah praktis yang diperlukan untuk mencapai tujuan karena terlalu sibuk bermimpi dan tidak fokus pada realitas.

5. Perilaku dominan dan mengendalikan dalam hubungan

ilustrasi mandi (pexels.com/Kampus Production)

Dalam konteks hubungan, orang dengan sifat narsistik cenderung menunjukkan perilaku dominan. Mereka ingin mengendalikan situasi dan sering kali mengabaikan kebutuhan atau keinginan pasangan. Ini dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan yang bisa mengarah pada konflik.

Perilaku dominan ini sering kali disertai dengan manipulasi dan kontrol. Mereka mungkin menggunakan taktik seperti gaslighting atau merendahkan pasangan untuk mempertahankan kekuasaan dalam hubungan.

Mengenali sifat-sifat narsistik ini bisa membantu kamu lebih memahami perilaku orang di sekitarmu dan, mungkin, juga dirimu sendiri. Ingat, introspeksi dan usaha untuk menjadi versi terbaik dari diri kita sangatlah penting!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team