5 Sikap Defensif yang Menunjukkan Kamu Enggan Dikritik, Menyangkal!

Siapa, nih yang hari gini masih gak suka dikritik? Sebenarnya, kritik adalah bagian alami dari kehidupan, terutama dalam konteks profesional dan pribadi. Menerima kritik dengan baik adalah tanda kedewasaan dan keterbukaan terhadap perbaikan diri.
Namun, gak sedikit orang yang justru menunjukkan sikap defensif sehingga menghambat pertumbuhan dan merusak hubungan, lho. Ini nih, adalah lima bentuk sikap defensif yang menunjukkan bahwa kamu enggan dikritik, serta bagaimana mengatasinya.
1. Menyangkal kesalahan atau tanggung jawab

Khas banget, deh, salah satu bentuk sikap defensif yang paling umum adalah menyangkal telah melakukan kesalahan atau gak punya rasa tanggung jawab. Saat seseorang mengkritik atau menunjukkan kesalahanmu, reaksi pertama yang sering muncul adalah kamu menolak kesalahan tersebut atau bahwa kamu bertanggung jawab atasnya. Padahal, sikap menyangkal ini justru menunjukkan bahwa kamu gak siap untuk menerima kritik dan memperbaiki diri.
Dampaknya, menolak tanggung jawab gak hanya menghambat perkembangan diri, tetapi juga bisa merusak kepercayaan dan kerjasama dengan orang lain. Untuk mengatasinya, cobalah untuk lebih terbuka terhadap kritik dan melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar, ya. Akui kesalahanmu jika memang ada, dan tunjukkan niat untuk memperbaiki diri.
2. Membalas dengan kritik atau menyerang balik

Nah, bentuk defensif lain yang sering muncul adalah membalas kritik dengan kritik atau serangan balik. Waduh, bisa runyam kalau begini, ya. Bayangkan, ketika seseorang mengkritikmu, kamu jadi merasa diserang dan merespons dengan menunjukkan kekurangan atau kesalahan orang tersebut. Alhasil, sikap seperti ini gak hanya menghindari kritik yang diberikan, tapi juga menciptakan konflik dan memperburuk situasi.
Lebih jauh lagi, membalas kritik dengan kritik menunjukkan bahwa kamu gak siap menerima umpan balik secara konstruktif. Coba deh, kamu fokus pada kritik yang diberikan tanpa mengalihkan perhatian kepada kesalahan orang lain. Dengarkan dengan seksama, pertimbangkan ucapan orang tersebut, dan tanggapi dengan sikap yang lebih terbuka dan positif.
3. Mencari alasan atau pembenaran

Sangat gak banget, mencari alasan atau pembenaran adalah bentuk lain dari sikap defensif yang menunjukkan ketidakmampuan menerima kritik. Saat menerima kritik, kamu jadi mencoba mencari berbagai alasan atau justifikasi untuk menjelaskan kenapa kamu melakukan sesuatu dengan cara tertentu. Walaupun terkadang alasan ini valid, terlalu sering mencari pembenaran bisa bikin kamu tampak gak mau bertanggung jawab dan enggan menerima kritik.
Solusinya, cobalah untuk lebih fokus pada solusi daripada pembenaran tersebut. Jadi, alih-alih mencari alasan, akui bahwa ada masalah dan cari cara untuk memperbaikinya. Ini akan menunjukkan bahwa kamu siap menerima kritik dan berusaha menjadi lebih baik.
4. Mengalihkan pembicaraan atau mengubah topik

Selanjutnya, mengalihkan pembicaraan atau mengubah topik adalah bentuk sikap defensif yang sering digunakan untuk menghindari kritik. Saat seseorang memberi kritik, kamu mungkin merasa gak nyaman dan mencoba untuk mengalihkan perhatian dengan mengubah topik pembicaraan. Nah, mengalihkan pembicaraan menunjukkan bahwa kamu gak siap menghadapi kritik dan lebih memilih untuk menghindarinya.
Sikap ini bisa bikin orang lain merasa gak dihargai dan bingung karena gak bisa menyampaikan perasaannya dengan baik. Sebaiknya, kamu tetap fokus pada topik yang sedang dibicarakan. Dengarkan kritik yang diberikan, pertimbangkan dengan hati-hati, dan tanggapi dengan sikap yang positif, ya.
5. Menunjukkan emosi yang berlebihan

Menunjukkan emosi yang berlebihan adalah bentuk lain dari sikap defensif yang menjadi tanda bahwa kamu gak mampu menerima kritik. Ketika menerima kritik, kamu jadi bereaksi dengan menunjukkan emosi yang berlebihan seperti marah, menangis, atau merasa sangat tersinggung. Reaksi semacam ini bisa bikin orang lain merasa gak nyaman dan enggan memberi masukan di masa depan.
Ada baiknya kamu mencoba mengontrol emosi dan mendengarkan kritik dengan tenang. Ambil napas dalam-dalam, dengarkan dengan seksama, dan cobalah memahami perspektif orang lain. Terasa lebih positif, bukan?
Menerima kritik dengan baik adalah skill penting yang gak sembarang orang bisa melakukannya. Pasalnya, ini membutuhkan keterbukaan, kesabaran, dan kemauan untuk belajar dan berkembang. Sehingga, kamu gak hanya meningkatkan diri sendiri, tapi juga membangun hubungan yang lebih baik dan lebih konstruktif dengan orang lain. Lagipula, gak ada salahnya mengakui bahwa setiap kritik adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Siap menunjukkan bahwa kamu adalah seseorang yang dewasa, bertanggung jawab, dan mau berkembang?