5 Sikap Standar Ganda yang Umum Terjadi, Jangan Jadi Orang Munafik!

Pernahkah kamu melihat orang yang sikapnya seperti ini? Sering menjadikan orang lain bahan lelucon dalam rangka bercanda, tapi ketika diperlakukan serupa, ia malah marah. Pasti kamu kesal kan melihat orang semacam itu, kan?

Standar ganda seperti itu wajib kamu hindari. Kalau mau menertawakan orang lain, kamu juga harus siap ditertawakan. Namun, kalau kamu gak mau dijadikan bahan bercanda, ya, jangan melakukan hal yang sama pada orang lain.

"Tapi kan orang lain bercandanya kelewatan, padahal candaanku biasa aja," begitu mungkin alasanmu. Pemikiran seperti itu sebenarnya menyesatkan. Dari mana kamu tahu kalau candaanmu gak kelewatan? Bisa jadi, sebenarnya orang lain juga tersinggung, tapi kamu gak mengetahuinya. Makanya, jauh lebih baik memperlakukan orang seperti caramu ingin diperlakukan.

Mirip seperti candaan, kritik juga bisa menimbulkan respons negatif dari si penerima. Makanya, gak heran kalau ada orang yang kerap gak terima jika dikritik. Anehnya, mereka sendiri sebenarnya suka mengkritik orang lain. Bahkan, bukan sekadar kritik, tapi sudah cenderung nyinyir.

Memang, ada beberapa jenis kritikan yang gak perlu kita dengarkan, misalnya kritik yang mengarah pada hujatan. Namun, kritik yang baik gak seharusnya kamu tolak. Jangan pernah merasa bahwa dirimu sudah cukup baik sehingga gak butuh dikritik lagi. Kalaupun memang gak nyaman dikritik, kamu sendiri jangan suka mengkritik orang lain.

Mempunyai pikiran terbuka alias open minded adalah sikap yang harus kita miliki supaya bisa terus berkembang. Sayangnya, beberapa orang menjadikan hal itu alasan untuk menuntut orang lain menerima pendapatnya. Dalihnya adalah harus open minded, tapi sendirinya kerap langsung menolak pendapat orang lain yang berlawanan.

Padahal, open minded itu gak berarti kita harus selalu mengyakan pendapat orang lain. Open minded hanya berarti kita bersedia mempertimbangkan pendapat orang lain, baru memutuskan apakah kita setuju atau tidak.

Makanya, kalau menuntut orang lain untuk open minded, harusnya kamu sendiri bersikap open minded. Jangan langsung menolak mentah-mentah pendapat yang bertentangan denganmu. Pikirkan dulu baik-baik, baru putuskan. Barulah kamu bisa disebut open minded dan barulah valid jika kamu meminta orang lain untuk open minded.

Setiap orang pasti ingin punya pasangan yang menerima dirinya apa adanya. Kamu pasti sadar kamu punya kekurangan, tapi kamu pasti berharap ada orang yang mau menerimamu meski punya kekurangan tersebut. Coba tanyakan pada dirimu sendiri maukah kamu menerima lawan jenis apa adanya pula?

Misalnya, kalau kamu berharap dapat pasangan yang gak memandang penampilan, apakah kamu sendiri suka pilih-pilih saat didekati lawan jenis berdasarkan penampilannya? Kalau sikapmu seperti itu, itu namanya kamu punya standar ganda.

Konon, jodoh kita adalah cerminan dari diri kita sendiri. Jadi, kalau kamu masih sulit menerima lawan jenis apa adanya, gak usah heran kalau orang lain pun jadi ogah menerimamu apa adanya. Miliki dulu sikap yang benar, barulah lawan jenis akan memperlakukanmu dengan benar pula.

Standar ganda juga bisa terlihat dari caramu menyikapi kesalahan orang lain. Kalau yang berbuat salah orang yang gak kamu suka, mungkin kamu akan mengkritik, bahkan menghujatnya habis-habisan. Namun, giliran orang yang kamu suka berbuat kesalahan yang sama, kamu malah membelanya mati-matian.

Kalau sikapmu seperti itu, artinya kamu masih berstandar ganda. Pada saat seseorang berbuat salah, harusnya yang jadi fokus adalah kesalahannya, bukan siapa pelakunya. Dengan demikian, kamu gak akan jadi tebang pilih membela kawan, tapi menghujat lawan. Beri kritik dengan baik, siapa pun pelakunya, barulah kamu bisa menyebut bahwa kamu bukan orang munafik.

Itulah lima standar ganda umum yang kerap terjadi di kehidupan masyarakat. Apakah ada yang masih kamu miliki sampai sekarang? Kalau ada, segera perbaiki sikapmu supaya kamu gak dijauhi orang lain karena dicap orang munafik!