Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Skill Emosional yang Wajib Dilatih agar Tidak Mudah Merasa Minder

ilustrasi seseorang dengan kecerdasan emosional yang baik
ilustrasi seseorang dengan kecerdasan emosional yang baik (pexels.com/Mikhail Nilov)

Rasa minder sering muncul ketika kita merasa tidak sebanding dengan orang lain. Jika dibiarkan, perasaan ini bisa melemahkan kepercayaan diri dan membuat kita sulit berkembang sehingga kita perlu memiliki keterampilan emosional yang dapat membantu mengendalikan rasa minder.

Keterampilan emosional membuat kita lebih kuat secara mental dan mampu membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Dengan melatihnya, kita bisa mengurangi rasa cemas maupun rendah diri yang sering muncul tanpa alasan jelas. Berikut lima skill emosional yang bisa kita latih agar tidak mudah minder.

1. Self awareness atau kesadaran diri

ilustrasi perempuan memiliki kesadaran diri yang tinggi
ilustrasi perempuan memiliki kesadaran diri yang tinggi (pexels.com/George Pak)

Dengan memiliki kesadaran diri, kita bisa memahami siapa diri kita sebenarnya, baik dari sisi kelebihan maupun kelemahan. Pemahaman ini membuat kita tidak mudah terpengaruh oleh komentar atau perbandingan dengan orang lain. Hal tersebut menjadi fondasi penting dalam menjaga rasa percaya diri.

Saat kita sadar akan diri sendiri, langkah yang kita ambil pun lebih tepat dan terarah. Rasa minder bisa ditekan karena kita tahu bahwa setiap orang punya jalannya masing-masing. Kesadaran diri membantu kita fokus pada perkembangan pribadi daripada sibuk membandingkan diri dengan orang lain.

2. Self acceptance atau penerimaan diri

ilustrasi menerima diri sendiri
ilustrasi menerima diri sendiri (pexels.com/Leohoho)

Penerimaan diri membantu kita berdamai dengan segala hal yang ada dalam diri, termasuk kekurangan yang sering membuat minder. Ketika kita bisa menerima diri sendiri, kita tidak lagi terbebani oleh tuntutan untuk selalu sempurna. Hal ini membuat kita lebih tenang dan tidak mudah terjebak dalam rasa rendah diri.

Dengan penerimaan diri, kita bisa melihat perjalanan hidup sebagai sesuatu yang unik untuk masing-masing individu. Kita menyadari bahwa pencapaian setiap orang berbeda waktunya. Sehingga kita bisa mengarahkan fokus untuk terus memperbaiki diri tanpa merasa tertinggal dari orang lain.

3. Emotional regulation atau mengatur emosi

ilustrasi melepaskan emosi negatif dalam diri
ilustrasi melepaskan emosi negatif dalam diri (pexels.com/SHVETS production)

Mengatur emosi berarti kita mampu mengenali, memahami, dan mengendalikan perasaan yang muncul, terutama saat minder. Terkadang, rasa minder membuat kita mudah cemas, marah, atau bahkan menarik diri dari lingkungan sosial. Dengan kemampuan emotional regulation, kita bisa menahan reaksi yang berlebihan.

Mengelola emosi juga membantu kita berpikir lebih jernih saat menghadapi tekanan. Daripada membiarkan rasa minder membuat kita berhenti berusaha, kita bisa mengubahnya menjadi dorongan untuk memperbaiki diri. Keterampilan ini membuat kita stabil secara emosional dan tidak mudah goyah.

4. Empati

ilustrasi menghadirkan empati dalam interaksi sosial
ilustrasi menghadirkan empati dalam interaksi sosial (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Empati bukan hanya tentang memahami orang lain, tetapi juga menyadari bahwa mereka pun memiliki perjuangan dan kelemahan. Saat bisa melihat sisi manusiawi dari orang lain, kita lebih mudah menerima bahwa minder adalah perasaan wajar. Hal ini menolong kita mengurangi kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan.

Empati juga memperkuat kualitas hubungan sosial kita. Dengan memahami orang lain secara lebih dalam, kita bisa menciptakan interaksi yang saling mendukung. Dari hal itu, rasa minder akan berkurang karena kita merasa terhubung dan dihargai dalam hubungan yang sehat.

5. Resilience atau daya tahan mental

ilustrasi seseorang dengan mental yang kuat
ilustrasi seseorang dengan mental yang kuat (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Daya tahan mental membuat kita mampu bangkit setelah mengalami kegagalan atau kekecewaan. Dengan resilience, kita tidak terjebak terlalu lama dalam rasa minder. Sebaliknya, kita bisa menjadikan pengalaman pahit sebagai pelajaran berharga untuk melangkah lebih jauh.

Kita perlu menyadari bahwa kegagalan adalah bagian wajar dari perjalanan hidup. Dengan sikap ini, rasa minder berubah menjadi semangat untuk mencoba kembali. Resilience membantu kita menjadikan setiap hambatan sebagai pijakan untuk mencapai keberhasilan.

Rasa minder memang bisa muncul kapan saja, tetapi kita punya pilihan untuk tidak membiarkannya menguasai diri. Dengan latihan yang konsisten, perasaan tersebut bisa berubah menjadi dorongan untuk terus berkembang. Pada akhirnya, minder bukan lagi penghalang, melainkan peluang untuk tumbuh lebih baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us

Latest in Life

See More

Ramalan Zodiak 16 Oktober 2025, Hati Taurus Lebih Tenang

16 Okt 2025, 00:09 WIBLife