5 Tanda Kamu Belum All Out Jalani Hidup, Serba Setengah-Setengah

Antara apa yang ingin kamu capai dengan keadaanmu sekarang selalu berjarak begitu jauh. Dirimu tidak pernah mengusahakannya baik dengan sungguh-sungguh maupun sekadar coba-coba. Ini terlihat dari kegiatanmu sehari-hari yang tak relevan dengan cita-cita.

Kamu mungkin bukan pemalas karena masih berkegiatan. Akan tetapi selama kegiatanmu gak nyambung dengan sesuatu yang diimpikan, dirimu tetap tak akan meraihnya. Kamu seperti orang yang salah jalan, tetapi masih ingin sampai di tujuan yang sama.

Totalitas harus ditunjukkan dengan melakukan hal-hal yang mengarah pada impianmu. Kegiatan di luar itu justru perlu dikesampingkan karena memecah konsentrasimu. Bahkan waktu serta tenagamu dapat tersedot buat aktivitas yang gak memudahkan terwujudnya mimpi.

Kemampuanmu sebetulnya tidak kurang dibandingkan dengan impian. Hanya saja, kamu yang mencegah keluarnya seluruh kemampuan diri tersebut. Kamu menghambatnya dengan berbagai alasan, termasuk malu jika nanti tampak menonjol.

Satu sisi, dirimu sangat menginginkan sesuatu. Di sisi lain, kamu seperti takut kalau-kalau usaha serius benar-benar memampukanmu memperolehnya. Ketakutan ini mesti disingkirkan sehingga tekadmu dalam meraih impian lebih bulat.

Tunjukkan setiap kemampuan dirimu sesuai dengan kebutuhan. Jangan dikurangi dengan berpura-pura gak bisa melakukannya. Ikhtiar mewujudkan mimpi tidak tepat dijegal dengan menurunkan kemampuan sendiri.

Keberanianmu untuk mencoba memang sudah bagus. Namun, kamu belum bisa disebut all out bila gampang menyerah oleh kegagalan. Sebab setelah kegagalan masih ada kesempatan yang tak terbatas dan seharusnya bisa dimanfaatkan.

Kamu boleh mencoba sesuatu 100 bahkan 1000 kali kalau mau. Dunia ini tak pernah membatasi jumlah kegagalan, kebangkitan, serta kesuksesanmu. Batasnya nanti hanyalah maut.

Namun, di antara masa kini dengan kematian itu kamu bebas akan berapa kali memanfaatkan kesempatan untuk mencoba lagi setelah gagal. Baik kamu gagal sekali lalu menyerah maupun gagal dan bangkit berkali-kali, waktu yang dimiliki tetap sama. Hasilnya yang akan berbeda karena sikap pantang menyerah mengantarkanmu meraih keberhasilan.

Totalitas bukan cuma tentang mengoptimalkan kemampuan diri melainkan pemanfaatan semua hal yang menjadi modalmu dalam hidup. Semua orang memiliki waktu, maka ini pun merupakan modal yang harus digunakan sebaik mungkin. Kesukaan menyia-nyiakannya pertanda kamu belum all out dalam menjalani hidup.

Luasnya relasi juga seharusnya tidak hanya untuk menjalin pertemanan. Kamu dapat lebih memanfaatkan relasimu tanpa merugikan mereka. Contohnya, kamu membuka usaha.

Jangan malu-malu mempromosikannya pada relasi yang dimiliki. Kalau satu kenalan saja meneruskan promosimu pada lima orang teman atau saudaranya, usahamu lebih cepat dikenal orang. Itu bedanya relasi dengan sekadar teman.

Bukan besarnya risiko yang bikin kamu gak all out dalam hidup melainkan rasa takutmu sendiri. Sekecil apa pun risikonya, dirimu tetap tak akan mengambilnya jika gak punya keberanian. Memang, keberanian pun tidak boleh membuatmu asal nekat.

Risiko mesti tetap diukur agar kamu dapat mengambil jalan menuju tujuan yang sama, tetapi risikonya lebih kecil. Namun, tumbuhkan pula keberanian diri atau selamanya kamu tak akan mau mengambil tantangan. Setiap tindakanmu mesti mencerminkan kesadaran akan risiko, adanya usaha untuk meminimalkannya, plus keberanian dalam menghadapi risiko yang tidak terhindarkan.

Gak takut sama sekali terhadap risiko sebesar apa pun juga bukan cara all out yang tepat. Kalau kamu melakukannya, itu sama dengan menjerumuskan diri dalam berbagai kesulitan. Jangan takut, tetapi hindari juga modal nekat.

All out dalam hidup terlihat dari keinginan yang kuat serta usaha yang sepadan. Kamu memberikan yang terbaik dari dirimu karena menginginkan hasilnya juga maksimal. Jika dirimu merasa belum menunjukkan totalitas dalam hidup, segeralah memaksimalkan penggunaan seluruh kemampuanmu untuk mencapai apa pun yang diinginkan.