5 Tanda Kamu Terjebak Kebahagiaan Semu, cus, Introspeksi!

Banyak orang yang salah memaknai kebahagiaan. Bahwa kebahagiaan itu akan didapat dari faktor luar. Seperti pasangan yang mencintai, harta melimpah, atau jabatan tinggi.
Semua itu memang bisa membuat bahagia, akan tetapi, sifatnya gak hakiki. Karena kebahagiaan sejati, justru berasal dari dalam diri.
Cara pandang keliru itulah yang sering kali membuat kamu jadi terjebak pada kebahagiaan semu. Berikut ini beberapa tanda yang mesti dicermati sebagai bagian penting untuk introspeksi. Ulasan lebih lanjutnya, yuk, kita simak!
1. Kamu jarang tersenyum lepas

Ada banyak hal yang dapat membuat kamu jadi terjebak pada kebahagiaan semu. Sebagai contoh, bertahan pada pekerjaan di mana rekan-rekan kerja yang harus kamu hadapi setiap hari punya sikap memuakkan.
Akan tetapi, demi gaji besar dan gengsi, kamu mengorbankan kebahagiaan diri sendiri. Setiap hari, harus memberikan senyum palsu di depan mereka semua. Selama ini, jarang sekali kamu bisa tersenyum lepas. Rasanya sulit karena memang senyum itu bahasa hati. Jadi, hasilnya akan berbeda jika mesti dipaksakan.
2. Hidupmu terasa lengkap bila pencapaian disebarluaskan

Ada perasaan kurang, bila berbagai pencapaian yang sudah kamu raih, hanya dinikmati sendiri. Kamu merasa perlu untuk menyebarluaskan, misalnya dengan memajangnya di galeri media sosial. Timbul rasa bahagia, ketika melihat unggahanmu itu disukai banyak orang.
Hal ini bisa jadi indikasi serius kalau selama ini, kamu hanya pura-pura bahagia. Dibutuhkan pengakuan dari orang lain, dalam kasus ini berupa 'likes' atau jempol yang banyak untuk merasa senang. Dan bila ternyata hasilnya gak sesuai harapan, misalnya hanya direspon segelintir, kamu jadi sedih. Itu berarti, kamu meletakkan kebahagiaan pada faktor luar.
3. Kamu ketakutan saat melihat orang lain lebih unggul

Orang yang sudah merasakan kebahagiaan hakiki, pembawaannya akan tenang. Disebabkan, kamu gak melihat hidup ini sebagai sebuah kompetisi. Kompetitormu bukan orang lain, melainkan diri sendiri.
Jadi, mau ada orang baru yang jauh lebih unggul, itu bukan hal yang patut dipusingkan. Fokusmu hanya pada perbaikan diri sendiri, dan sebenarnya dengan memusatkan perhatian pada perbaikan diri sendiri yang kontinyu, dengan otomatis kamu bakal unggul, lho!
4. Ada perasaan tak puas

Kendati dari kacamata manusia kamu adalah makhluk yang sempurna, tapi dalam dirimu menyangkal itu. Gak ada perasaan puas sama sekali, meski kamu sudah memiliki banyak indikator 'kebahagiaan'.
Paras oke punya, pasangan digilai banyak orang, status sosial terpandang, harta gak habis tujuh turunan. Mestinya, semua itu membuatmu senang, bukan? Namun, gak begitu kenyataannya. Ada kekosongan yang kamu rasakan kendati sudah memiliki itu semua.
5. Sering iri dengan kehidupan orang lain

Orang lain merasa iri saat melihat kehidupanmu yang tampak perfek. Tanpa mereka tahu, justru kamulah yang merasa jealous saat melihat hidup mereka rasanya bisa lebih lepas.
Itu pertanda, kamu sudah salah memaknai kebahagiaan selama ini. Bisa jadi, apa yang sudah kamu kejar, ternyata bukan keinginan dari hati. Kamu hanya mengikuti arus, atau kemauan orang lain!
Hidup ini cuma sekali. Rasanya sangat disayangkan apabila digunakan pada hal yang sejatinya bukan berasal dari hati. Makanya, kamu jadi terjebak pada kebahagiaan semu dan sulit merasakan kebahagiaan sejati.