5 Tips Hadapi Sifat Buruk Diri Sendiri yang Bikin Menyesal dan Emosi

Tanpa sadar, diri sendiri memelihara aneka kekurangan yang tidak mutlak, yang sebenarnya bisa diperbaiki, pun dihindari supaya tak terjadi. Seperti hobi datang terlambat, tidak produktif saat bekerja, gampang mengeluarkan emosi negatif di kondisi yang tidak tepat, hingga sikap dan tindakan buruk lainnya.
Sayangnya, meski kerap dapat kerugian dari keburukan yang kamu pelihara itu, namun tetap saja terulang lagi dan lagi. Rasanya tangisan penyesalan hingga sebal dan marah ke diri sendiri itu tak ada gunanya. Lantas, bagaimana cara mengatasi diri sendiri yang semenyebalkan itu tingkahnya? Langsung saja simak ulasan berikut.
1. Ajak deep talk diri sendiri, evaluasi dan introspeksi diri

Selayaknya menjadi pribadi yang bijak dalam mengatasi masalah antar dua pihak, maka dibutuhkan komunikasi untuk ketemu dengan solusinya, setidaknya jalan tengahnya. Saat kamu berselisih dengan orang lain, maka diskusinya dengan orang terkait.
Sama halnya saat berselisih paham dengan diri sendiri yang menyebalkan dengan aneka sifat dan tindakan buruknya. Maka, ajak diri sendiri untuk ngobrol, diskusi terkait kenapa sih bisa terulang lagi dan lagi perbuatan negatif yang merugikan diri sendiri itu.
Sudah tahu yang merasakan dampaknya diri sendiri, pun tahu rasanya menyesal, menyedihkan, menyakitkan, bikin pusing sendiri, hingga ingin balik ke masa lalu untuk memperbaiki. Tapi, kenapa masih terjebak dalam lingkaran kesalahan yang sama? Cobalah deep talk untuk evaluasi dan introspeksi dirimu sendiri.
2. Temukan solusi dan tetapkan aturan main akan perubahan diri

Setelah berdiskusi panjang dan kompleks, tentu kamu bisa menemukan hubungan sebab akibat dari perbuatan burukmu itu, ya. Kini, saatnya kamu untuk niat dan berusaha untuk memperbaiki diri. Lakukan semua itu untuk dan atas kebaikan dirimu sendiri, bukan untuk keuntungan orang lain.
Bagaimana wujudnya? Buat aturan main yang tegas tapi menyenangkan. Tegas dalam artian supaya tidak terjebak dalam sikap dan tindakan buruk terus-menerus. Pikirkan peraturan apa yang bisa menegaskan kamu dengan kondisimu yang kerap menyulut emosi itu.
Menyenangkan dalam artian supaya kamu bisa lebih menikmati prosesnya, tidak terpaksa, hingga kesusahan dalam merubah diri. Lantas, bagaimana caranya? Coba renungkan, kamu yang paling memahami dirimu sendiri.
3. Tak perlu buru-buru berubah, perlahan tapi pasti

Logikanya, seseorang yang terbiasa hidup dengan siklus A lalu dipaksa jadi Z, bukankah terkesan teramat sudah untuk dilakukan? Coba pikirkan. Jangan jadikan dalih ingin cepat-cepat berubah memperbaiki diri jadi menimbulkan perubahan yang instan.
Bisa jadi instan juga balik lagi dalam karena tak betah. Jadi, yang terpenting ialah niat, usaha, dan komitmen. Enggak apa-apa perlahan, tapi pasti bisa sampai ke tujuan utama, perubahan diri jadi lebih baik lagi.
Dengan begitu, artinya kamu bisa coba perubahan yang lebih kecil dulu dosis atau levelnya. Misalnya dari siklus A, ke siklus B dulu, lalu berlipat ke siklus D, dan seterusnya hingga bisa sembuh seutuhnya. Proses memperbaiki diri bisa jauh lebih mudah, aman, dan nyaman.
4. Tinggal di lingkungan yang positif, beri reward untuk motivasi diri

Namanya juga manusia, akan selalu butuh dorongan dan motivasi dalam setiap langkah perjuangannya. Maka dari itu, kamu yang sudah paham punya sikap buruk A, ya jangan tinggal seatap dengan sosok A. Jika begitu, kapan kamu bisa belajarnya? Yang ada terus tergoda untuk ikutan seperti itu.
Sebaliknya, selayaknya berteman dengan tukang parfum, maka kamu akan ikutan tercium harum. Maka, hidup di lingkungan yang positif juga akan membuatmu ikutan tertular positif, lho. Jadi, pintarlah untuk memilah mana lingkungan yang baik dan tidak untuk dan atas dirimu sendiri, ya.
Supaya bisa lepas dari belenggu sikap buruk yang menyebalkan itu terlebih bertahan di lingkungan baru yang positif, beri reward untuk setiap langkah kecil yang berhasil kamu capai. Memberi hadiah ke diri sendiri bisa jadi apresiasi, membahagiakan, serta menambah semangat untuk kembali berjuang memperbaiki diri.
5. Jangan ragu beri punishment saat sudah di luar batas

Di saat kamu melanggar aturan main yang sudah dibuat, jangan ragu untuk memberikan hukuman ke diri sendiri. Jangan jadikan menyayangi diri sebagai dalih untuk lolos dari peraturan tegas yang sudah kamu buat sendiri.
Jadilah tegas setegas aturan main yang ada, disiplinkan dirimu jika tak ingin mengulangi kerugian yang sama saat diri berbuat negatif seperti saat sebelumnya. Jangan tertipu dengan kebahagiaan dan kenikmatan semu, ingat terus dampak buruk yang pernah kamu alami. Ingatan itu disertai hukuman tegas bisa membuatmu jera dan lebih progresif dalam memperbaiki diri sendiri.
Seharusnya, lebih mudah kendalikan diri sendiri dibandingkan mengendalikan orang lain, lho. Kamu punya kuasa penuh atas diri sendiri, bisa mengontrol penuh progres perubahan diri, dan pastinya tak bisa membohongi diri selayaknya mengembalikan orang lain. Jadi, selagi niat, usaha, dan komitmenmu kuat, tidak ada yang tak mungkin untuk bisa menata kehidupan jadi lebih baik lagi. Semangat!