6 Adegan di Film Titanic Ini Ternyata Menunjukkanmu Cara Atasi Pembully

Kamu pasti ingat  adegan ketika Jack berada dalam satu meja makan dengan para bangsawan kaya raya termasuk di dalamnya tunangan Rose, Hockley yang memiliki sifat angkuh dan arogan. 

Nah, kamu bisa bayangkan sendiri perasaan Jack sebagai "rakyat jelata" dalam menghadapi situasi semacam itu. Ia sama sekali tidak memahami etika makan ala bangsawan Eropa saat itu. Namun, pada saat itu Jack menunjukkan ekspresi wajah yeng terlihat tenang, tidak gelisah bahkan ketika Hockley mulai memprovokasi dirinya dengan pembahasan mengenai urusan bisnis yang tentu saja bukan bidang Jack sebagai pemuda biasa.

Ia menyimak pembicaraan tersebut tanpa menguap yang menunjukkan rasa bosan. Ia tidak menunjukkan sikap marah, sedih, tertekan, atau melawan "sok tahu" dengan pembahasan tersebut. Ia justru memilih untuk berterus terang mengenai kehidupan pribadinya yang justru membuat Rose terkesan sehingga membuat Hockley mati kutu.

So, hanya kamu yang boleh tahu soal kegugupanmu, jangan tunjukkan itu pada para pembully.

Pelajaran kedua yang bisa kamu petik dari adegan makan malam itu adalah body language Rose sebagai wanita bangsawan yang bersikap anggun di tengah situasi yang tidak disukainya. Dia berlagak seolah-olah tidak terjadi perasaan apapun antara dirinya dan Jack.

Rose tidak memberikan reaksi yang menunjukkan tanda-tanda kegelisahan, misalnya mengedipkan mata berkali-kali, ia berusaha menjaga pandangan matanya lurus ke depan sehingga dapat meredam rasa persaingan Hockley yang mulai ditunjukkannya kepada Jack.

Para pembully atau pembenci memiliki rasa persaingan yang tinggi. Hal itulah yang menyebabkan mereka dapat kehilangan akal sehat dan hati nurani. 

Kamu jangan mau mengikuti permainannya, ya. Jagalah matamu karena ia mengungkapkan banyak hal tentang kondisi hatimu.

Obrolan Jack, Hockley, Rose, dan Ibunya di dekat tangga  itu termasuk adegan yang berkesan, bukan? Ya, tentu saja karena saat itu Hockley & Ibunda Rose terus saja  "menggoda" Jack karena status sosialnya. Kamu bisa lihat sendiri kan kalau Jack berusaha tetap tegar dengan menunjukkan postur tubuh yang tegak, mengimbangi  style Hockley yang angkuh.

Kamu harus memahami bahwa para pembully juga tahu kalau kamu sedang grogi. Nah, hal itu bisa menjadi senjatanya untuk menghancurkan kepercayaan dirimu.

Tegakkanlah punggungmu saat berhadapan dengan mereka untuk menunjukkan kepercayaan dirimu, dan untuk menyampaikan kepada mereka bahwa kamu tidak takut dan tidak akan membiarkan mereka mengganggu psikologismu.

Adegan lain yang menarik dalam film ini adalah saat Hockley dan para koleganya berkumpul mendiskusikan urusan bisnis. Kamu perhatikan saja gestur tangan mereka yang ekspresif (menunjukkan persahabatan), tetapi tidak tidak terlalu berlebihan, bukan?

Pelajarannya adalah tidak hanya wajah, mata, dan postur tubuh yang harus kamu stabilkan saat berhadapan dengan pembully, tetapi juga gestur tanganmu.

Jangan menggunakannya untuk meremas wajah, menekan pipi, mengusap kening, membunyikan jari hingga berbunyi "krek", sampai menggosoknya berulang kali sehingga membuat dirimu sendiri menjadi tidak nyaman. Para pembully dapat melihat rasa gugupmu itu dan memanfaatkannya untuk menjatuhkan mentalmu.

Kamu bisa melihat bahwa tidak semua orang kaya itu sombong. Ada juga yang ramah dan memiliki rasa humor, seperti Molly Brown. Dia berbaik hati memberikan Jack setelan jas milik putranya agar bisa bersanding, mengimbangi penampilan high class orang-orang kaya di kapal mewah itu.

Kamu bisa lihat juga bahwa Jack Dawson benar-benar pria yang menawan, bukan? Ia betul-betul memanfaatkan keberuntungan itu dengan berusaha menjaga body languagenya tetap stabil di tengah-tengah kerumunan para bangsawan Eropa.

Lihat saja cara ia menggerakkan kepalanya dengan anggun, tidak celingak-celinguk, menoleh kanan-kiri atau menggaruk-garuk kepalanya seperti anak hilang di tengah kerumunan orang banyak.

Nah, saat kamu dihadapkan dengan para pembully, tetaplah bersikap "anggun" seperti Jack yang tidak terlihat minder sama sekali meski ia sebenarnya hanya seorang diri.

Gestur tubuh yang terakhir adalah langkah kaki. Kamu bisa lihat, kan "langkah kaki yang jauh" para bangsawan dalam film tersebut, termasuk Hockley. Kamu tahu mengapa mereka bersikap seperti itu? Ya, itu adalah salah satu bentuk ekspresi dari sebuah kepercayaan diri yang tinggi.

Kamu bandingkan saja saat masa-masa SD dulu, ketika ibu atau bapak guru menyuruhmu maju untuk membacakan hasil karanganmu di depan teman-teman. Namun, ternyata kamu lupa mengerjakannya. Kamu pasti berdiri dengan ragu kemudian berjalan pelan-pelan menghampiri gurumu karena diliputi perasaan takut dan tidak percaya diri karena tidak punya bahan untuk diceritakan kepada teman-temanmu. Wah, malunya bukan main.

Jadi, kamu harus ingat bahwa hanya orang yang rendah diri & merasa bersalah yang berjalan dengan ragu. Atur langkah kakimu agar tetap stabil ketika berjalan di depan para pembully. Jangan sampai kamu terlihat seperti pencuri yang berjalan mengendap-ngendap. Berjalanlah dengan tegak dan anggun!

Yuk, mulai sekarang kita harus lebih percaya diri daripada tahun kemarin. Tahun baru tentu harus punya semangat baru. Jangan sampai para pembully semakin merisakmu dan mengganggu langkahmu mencapai impian. Semangat, ya!