6 Akibat Tak Menyahut saat Diajak Bicara, Orang Merasa Diremehkan

Setiap hari hidupmu pasti diwarnai percakapan. Kalaupun ada hari kamu gak berbicara dengan seorang pun, mungkin cuma hari Minggu. Itu pun hanya bila dirimu tinggal sendirian, tak pergi ke mana-mana, serta gak menelepon atau ditelepon. Namun, saking seringnya kamu bercakap-cakap dengan orang lain boleh jadi ada satu hal yang terabaikan.
Yaitu, terkadang dirimu gak menyahut perkataan seseorang yang jelas-jelas dialamatkan padamu. Hal ini terjadi ketika perhatianmu tidak sepenuhnya tertuju padanya. Mungkin kamu sambil membuka-buka smartphone atau sedang mengerjakan sesuatu. Memang orang lain juga perlu melihat-lihat situasimu ketika hendak mengajakmu bicara.
Akan tetapi, selama kamu masih bisa mendengar suaranya telah semestinya dirimu menyahut. Obrolan yang lebih panjang dapat dilanjutkan nanti setelah kamu lebih luang. Namun, tanggapi dulu perkataan orang lain secukupnya. Apabila seseorang berbicara denganmu dan kamu tak menyahut saat diajak bicara, berikut enam akibatnya.
1. Orang lain merasa diremehkan

Kalau kamu menghargai seseorang tentu seharusnya menyimak setiap hal yang dikatakannya selama itu berkaitan denganmu. Maka tidak berlebihan apabila seseorang merasa dirimu telah meremehkannya dengan tak menyahut saat diajak bicara. Jangankan kamu diam saja. Seulas senyum pun sering kali belum cukup untuk menanggapi perkataan orang lain.
Suara dibalas dengan suara. Begitu aturan singkatnya untuk menjaga kesopanan dalam berinteraksi. Kalau seseorang sudah repot-repot berbicara satu atau bahkan beberapa kalimat, balaslah dengan kalimat pula. Jangan sampai dia telah berucap cukup panjang, tetapi kamu cuma bergeming.
Baik kalian sepantar atau ia lebih muda darimu, tetap saja itu gak sopan. Pun ketika kamu menyahut pastikan dirimu melihat ke arahnya. Jangan terus menunduk atau malah memalingkan pandangan darinya. Kalau seseorang telanjur merasa tidak dihargai, dia akan sakit hati dan sulit untukmu mengobatinya. Sikapmu yang terkesan meremehkan menjadi catatan tersendiri buatnya.
2. Membuang waktu dan energinya buat mengulangi

Sekali saja kamu tidak menyahut ketika diajak bicara berarti orang lain mesti mengulangi perkataannya. Mungkin bagimu ini tampak sepele. Namun, sikapmu sudah merugikan orang lain. Dia harus mengeluarkan energi ekstra dan menambah waktu buat mencoba memberitahumu sesuatu. Percakapan yang seharusnya selesai dalam sekejap menjadi lebih lama.
Bila dia gak lagi santai, keharusan mengulangi ucapan seperti ini akan membuatnya mendongkol. Sebenarnya ia malas mengatakan kembali hal yang sama. Akan tetapi, mau tidak mau sesuatu memang harus disampaikan padamu sehingga dia berusaha menyabarkan diri. Bayangkan lelahnya apabila ia kudu mengulangi perkataan lebih dari sekali.
Beberapa menit yang terbuang karena sikapmu yang tidak fokus ketika diajak bicara boleh jadi amat penting baginya. Hindari bersikap seperti ini lagi padanya. Begitu namamu disebut atau seseorang sepertinya berbicara denganmu, pusatkan perhatianmu padanya. Jangan terbiasa meminta siapa pun mengulangi perkataannya. Usahakan orang lain cukup satu kali mengatakan sesuatu padamu dengan kamu menyimaknya.
3. Ke depan ia malas bicara denganmu

Siapa yang tidak akan merasa malas dan kapok berbicara denganmu apabila pernah diabaikan? Apalagi dia tidak melihat tanda-tanda dirimu sungguh-sungguh tak mendengarnya. Jarak kalian amat dekat. Kamu juga gak sedang mengerjakan sesuatu yang penting sekali sehingga pantas sampai tidak bisa memperhatikan perkataannya.
Baginya, diamnya dirimu ketika diajak mengobrol merupakan pengalaman yang tak menyenangkan. Belajar dari pengalaman ini, dia berusaha agar tidak perlu mengalaminya lagi. Bahkan bila di suatu tempat hanya ada kalian berdua, ia lebih memilih diam ketimbang mengajakmu berbincang.
Pengalamannya dicueki olehmu sudah menjadi tanda bahwa kamu tidak ramah sebagai lawan bicara. Pikirnya, buat apa repot-repot berusaha mengajak bicara seseorang yang tak tertarik untuk bercakap-cakap dengannya? Jika dia telah enggan berbicara denganmu, artinya hubungan kalian sudah memburuk.
4. Kelak gantian kamu bicara dengannya, dia balas cuek

Tidak berhenti hanya pada seseorang ogah mengajakmu bicara lagi. Aksi pembalasan pun sangat mungkin dilakukannya supaya kamu tahu rasanya menjadi dia ketika dicueki olehmu. Dirimu sudah bersemangat sekali mengajaknya bicara, tetapi reaksinya malah sedingin es. Bisa-bisa kamu terguncang oleh sikapnya dan bertanya-tanya kenapa dia tega begitu.
Jika baru-baru ini dirimu mengalaminya, segeralah berintrospeksi. Mungkin kamu pernah atau malah sudah lebih dari sekali tidak menyahut saat dia berusaha berbicara denganmu. Ia yakin sikapmu itu bukan semata-mata lantaran tak mendengarnya. Maka sekarang dia pun melakukan aksi pura-pura gak mendengar dan sama sekali tidak memedulikannya.
Kalau kamu diabaikan olehnya ketika di tempat umum, tentu dirimu bakal malu berat. Akan tetapi, barangkali ia pun pernah lebih malu gara-gara sikapmu di masa lalu. Bila kamu tidak mau dicueki saat berbicara, biasakan untuk memberi perhatian penuh pada orang lain yang mendekat dan mengajakmu mengobrol. Selama perkataannya baik wajib untukmu menanggapi.
5. Berbuat semaunya sendiri

Ini akibat yang timbul apabila seseorang berbicara denganmu terkait permintaan izin atau persetujuan, tetapi kamu mengabaikannya. Diamnya dirimu diartikan sebagai kamu tidak peduli tentang hal tersebut. Atau, kamu membebaskannya untuk mengambil keputusan sendiri berdasarkan pertimbangan pribadinya saja.
Nanti tahu-tahu dirimu kaget dengan apa yang dilakukannya. Di sinilah terjadi kesalahpahaman di antara kalian. Kamu berpikir ia lancang karena melakukan sesuatu tanpa meminta persetujuanmu. Sementara dia pun menolak disalahkan sebab dari awal dirimu diam saja saat diajak membahasnya.
Oleh sebab itu, sikap mendiamkan orang yang meminta izin atau pendapatmu tidak boleh dibiasakan. Katakan dengan jelas silakan atau jangan supaya orang lain mengerti kemauanmu. Kalaupun kamu masih perlu pikir-pikir, sampaikan padanya agar memberimu waktu sebelum menentukan. Jangan dirimu diam saja karena bakal menyebabkan multitafsir.
6. Berpikir kamu tidak menyukainya

Baper juga hal yang wajar dialami oleh siapa saja yang perkataannya gak digubris. Apalagi kalau di waktu yang sama kamu masih bisa merespons ucapan orang lain. Hanya kalimatnya saja yang tidak disahut olehmu. Padahal, ia jelas menujukan perkataannya padamu. Perbedaan sikapmu terhadapnya membuatnya mengambil kesimpulan sendiri.
Kamu peduli pada teman-teman yang lain, tetapi masa bodoh padamu. Tidak ada kemungkinan lain baginya selain dirimu memang kurang menyukainya. Atau bahkan perasaanmu terhadapnya sudah di level benci. Celakanya, ia merasa tak perlu menanyakan kepastiannya padamu. Dia gak mau dicueki sekali lagi ketika menanyakannya.
Pun ia tahu mungkin saja kamu akan pura-pura terkejut mendengar dugaannya itu. Baginya, pengabaianmu atas perkataannya tempo itu lebih akurat sebagai tanda perasaan negatifmu padanya. Tak ada tindakan yang gak dipengaruhi emosi terhadap seseorang atau sesuatu. Jika emosimu terkait dirinya positif, kamu bakal memperlakukannya dengan baik. Sebaliknya, emosi negatif mendorongmu untuk bersikap buruk padanya.
Sekarang memang ada kecenderungan makin sulit untuk mendapatkan atensi penuh dari orang lain. Smartphone yang selalu dalam genggaman bisa membuatmu gak fokus ketika ada orang yang mengajak berbincang. Namun, akibatnya seserius enam poin di atas kalau dirimu tak menyahut saat diajak bicara oleh orang lain. Ayo, latihan terlibat secara aktif dalam percakapan.