6 Alasan Gak Semuanya Perlu Dipikirkan, Kurangi Beban biar Lebih Fokus

Pikiran manusia merupakan anugerah yang membedakannya dari binatang dan tumbuh-tumbuhan. Maka pikiran perlu selalu diaktifkan. Jangan malas berpikir di usia muda karena akan sangat memengaruhi masa depanmu. Namun, mengoptimalkan daya pikir tidak sama dengan kamu memikirkan semua hal di dunia ini.
Ada begitu banyak hal di dunia ini yang kurang penting buat dipikirkan olehmu. Jika semua itu dibiarkan menguasaimu, pikiran justru seperti terkontaminasi. Pikiranmu menjadi tidak sehat. Ini tampak dengan cara berpikir yang dangkal, kebingungan, dan akhirnya kamu malah mudah termakan isu atau provokasi.
Kemampuan berpikirmu yang besar bukan maknanya harus diboroskan untuk memikirkan segalanya. Jangan biarkan pikiranmu menjadi begitu kusut oleh hal-hal yang sama sekali bukan urusanmu. Membatasi kerja pikiran sama artinya dengan memfokuskan diri pada hal-hal yang lebih berarti.
1. Satu hal gak penting disingkirkan, banyak hal utama bisa dipikirkan

Satu hal yang sebetulnya tidak penting, tetapi terus dipikirkan sama seperti lemari besar yang gak dibutuhkan di rumah. Saking besarnya lemari tersebut, kamu sampai tak punya ruang buat memasukkan perabot lain. Padahal, perabot lain itulah yang lebih diperlukan olehmu.
Jika dirimu mengeluarkan lemari itu, sofa dan perabot lain yang diinginkan dapat masuk dan ditata dengan rapi. Begitu pula dengan isi pikiranmu. Walau tampaknya banyak hal yang dipikirkan remeh, ternyata itu cukup menyita kapasitas berpikirmu. Hal-hal tidak penting tersebut mirip balon yang begitu besar, tapi cuma berisi gas.
Membiarkan hal-hal gak penting bertahan dalam pikiranmu berarti kemampuanmu buat memikirkan hal lain yang lebih utama malah berkurang. Seperti dirimu tenggelam memikirkan kehidupan para artis sampai lupa mengurus kehidupanmu sendiri. Padahal, artis masih bisa hidup nyaman secara finansial. Sementara itu, kehidupanmu yang tak terurus langsung berdampak pada kondisi perekonomianmu.
2. Isi pikiran memengaruhi suasana hatimu

Pikiran dan perasaan bukan dua hal yang tidak ada hubungannya. Setiap hal yang dipikirkan niscaya memengaruhi suasana hatimu. Misalnya, kamu memikirkan secara mendalam kondisi politik tanah air yang gak kondusif. Tokoh-tokohnya memberikan pernyataan yang saling menyerang.
Walaupun kalian sama sekali tidak saling mengenal dan dirimu cuma tak ingin ketinggalan berita, perasaanmu dapat terpengaruh. Suasana hatimu memburuk seakan-akan masalah itu juga berkaitan langsung dengan hidupmu. Dengan perasaan seburuk ini, kamu tidak bisa menjalani hari dengan maksimal.
Dirimu merasa tak nyaman sepanjang hari. Tentu tidak lantas kamu perlu menutup diri dari segala berita politik. Akan tetapi, cukupkan diri untuk sekadar tahu. Bukan dirimu terlampau pusing memikirkannya. Kecuali, pekerjaanmu memang berkaitan dengan bidang tersebut. Kamu butuh suasana hati yang kondusif supaya hari-harimu berjalan baik.
3. Ini bukan ajaran buat apatis, tapi selektif dan pakai prinsip prioritas

Kamu barangkali khawatir mengurangi isi pikiran sama artinya dengan dirimu berubah menjadi apatis. Kepedulianmu terhadap hal-hal di luar diri menjadi rendah. Sebagai akibatnya, kamu bertambah egois alias cuma mementingkan diri sendiri. Tidak demikian maksud dari membatasi hal-hal yang perlu dipikirkan.
Dirimu cuma harus menyadari bahwa prinsip berpikir secara selektif dan berdasarkan skala prioritas penting buat manusia. Tanpa kedua hal tersebut, kamu akan kesulitan mencapai tujuan hidupmu. Pikiranmu terpecah ke mana-mana. Di kemudian hari akibatnya baru terasa.
Kehidupanmu kurang berkembang. Ketika teman-temanmu sudah tahu apa yang hendak dikejar dan konsisten di jalurnya, kamu masih saja kebingungan. Saatnya untukmu fokus dulu pada hal-hal yang paling penting dalam hidupmu. Segala fenomena di luar itu masih boleh dicari tahu dan dipikirkan, tetapi secukupnya saja.
4. Jika kamu gak bisa mengubahnya, barangkali itu jatah orang lain

Bila kamu suka berangan-angan, waspadai keinginan menjadi pahlawan dalam segala situasi bagi orang lain bahkan dunia. Dirimu memikirkan segalanya seakan-akan kamu bakal bisa mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Fakta bahwa kemampuanmu terbatas seperti gak disadari.
Dirimu perlu melihat secara lebih objektif. Sudah berapa lama kamu memikirkan sesuatu? Apakah dengan dirimu memikirkannya selama itu, ada perubahan ke arah yang lebih baik? Jika tidak ada, artinya apa yang terjadi di luar sana berada di luar kendalimu. Kamu boleh berempati dan menunjukkan kepedulian dalam batas yang wajar.
Akan tetapi, memikirkannya berlarut-larut tak mendatangkan manfaat. Percayakan urusan itu pada orang-orang yang lebih berkompeten. Hindari pemikiran menyesatkan seakan-akan kalau kamu berhenti memikirkan sesuatu secara mendalam, kondisinya bakal tambah parah. Dalam hal dirimu tidak memiliki kemampuan untuk memperbaiki keadaan, orang lain yang akan melakukannya dengan lebih tepat dan cepat.
5. Terlalu banyak beban pikiran membuatmu bersikap kurang ramah

Bila kamu pernah disebut tidak ramah, jangan langsung menjawab memang sifatmu seperti itu. Boleh jadi sikap kurang ramah tersebut lebih dipengaruhi oleh beban pikiran yang sudah berlebihan. Dirimu menjadi terlalu serius dalam menyikapi apa pun. Kamu merasa segala yang ada dalam pikiranmu lebih penting daripada interaksi dengan orang-orang di sekitarmu.
Kehadiran mereka malah dianggap seperti pengganggu yang menjeda pikiranmu tentang berbagai hal. Reaksimu terhadap orang-orang menjadi jauh dari menyenangkan. Kalau isi pikiranmu dikurangi, kamu punya tempat buat mereka. Dirimu lebih siap untuk berinteraksi dengan orang lain.
Meski sikap ramah kerap dianggap sepele, untuk bisa melakukannya perlu konsentrasi tinggi. Kian banyak hal yang dipikirkan olehmu, kian sulit pula buatmu bisa bersikap menyenangkan pada sesama. Jangankan mengobrol dengan mereka, raut wajahmu saja telah kurang bersahabat. Orang-orang pun menjadi enggan mendekat.
6. Terkait sosok istimewa, apakah dia juga memikirkanmu?

Ketika kamu punya sosok spesial seperti gebetan, rasanya memang sulit buat berhenti memikirkannya. Akan tetapi sekalipun ada efek rasa bahagia ketika dirimu memikirkannya, pikirkan juga sisi lain yang kurang menyenangkan. Yaitu, gebetan belum tentu memikirkanmu. Hubungan yang tidak berjalan dua arah hanya akan berujung rasa sakit.
Kalau kamu selalu memikirkannya, tapi dia terlihat cuek terus mulailah bersikap lebih realistis. Dirimu mungkin membuang terlalu banyak pikiran untuknya. Begitu pula ketika kalian sudah jadian. Jika kamu sedang sakit saja dia masih bisa santai dan gak memikirkan kondisimu, jelas sudah.
Tidak ada gunanya buatmu terus memikirkannya. Lebih baik mengeliminasi kekasih yang seperti ini gak cuma dari pikiran, melainkan juga hidupmu. Rasa bahagia memikirkan orang yang istimewa bagimu akan berujung kecewa apabila ia selalu mengabaikanmu.
Tanpa pembatasan, kamu memikirkan terlalu banyak hal meski gak ada manfaatnya. Begitu pula jika pekerjaanmu di bidang kreatif dan perlu mencari sebanyak mungkin ide. Bukan berarti pikiranmu dibuang-buang untuk memikirkan setiap hal yang ada di dunia ini. Kalau itu dilakukan, dirimu bakal kesulitan menangkap dan memproses ide yang paling relevan.