5 Buku Nonfiksi tentang Penipu Ulung, Penuh Intrik dan Kejutan

- Catch Me If You Can – Frank W. Abagnale
- My Friend Anna – Rachel DeLoache Williams
- Bad Blood – John Carreyrou
Cerita tentang penipu ulung selalu punya daya tarik tersendiri. Bukan hanya karena aksinya yang licik dan penuh tipu daya, tetapi juga karena keberanian mereka menyamar, memanipulasi, dan hidup di balik identitas palsu. Dalam banyak kasus, kisah-kisah ini terasa lebih gila dari fiksi karena benar-benar terjadi di dunia nyata.
Buku nonfiksi tentang penipu ulung maupun penipuan juga sering membuka mata pembaca tentang betapa mudahnya orang percaya pada citra, status, dan janji manis. Dari penipuan skala kecil hingga skandal besar yang mengguncang industri, kisah-kisah ini penuh intrik yang sulit ditebak. Berikut lima buku nonfiksi yang akan memuaskan rasa penasaran tentang dunia penipu ulung.
1. Catch Me If You Can – Frank W. Abagnale

Buku ini sudah sangat populer bahkan sebelum diangkat ke layar lebar pada 2002. Frank W. Abagnale menceritakan masa mudanya saat ia berpindah-pindah identitas dengan percaya diri luar biasa. Ia mengaku pernah menyamar sebagai pilot, dokter, hingga pengacara tanpa latar belakang yang sesuai. Semua dilakukan dengan kecerdikan dan keberanian yang nyaris nekat.
Meski kebenaran beberapa klaimnya belakangan dipertanyakan, kisah dalam buku ini tetap sangat menghibur. Cara Abagnale menjelaskan strategi, celah sistem, dan psikologi orang-orang yang ia tipu membuat pembaca terus terpaku. Buku ini bukan hanya soal aksi kriminal, tapi juga potret tentang ambisi, kepercayaan diri berlebihan, dan kemampuan membaca situasi.
2. My Friend Anna – Rachel DeLoache Williams

Nama Anna Delvey sempat mengguncang New York setelah terbongkar sebagai pewaris kaya palsu. Buku ini menarik karena ditulis dari sudut pandang korban langsung, yaitu Rachel DeLoache Williams. Ia menceritakan bagaimana persahabatannya dengan Anna perlahan berubah menjadi mimpi buruk finansial. Ceritanya terasa personal, emosional, dan kadang bikin geregetan.
Rachel tidak hanya mengisahkan kerugian materi yang ia alami, tapi juga rasa malu dan pengkhianatan yang muncul setelah tertipu. Buku ini menunjukkan bagaimana gaya hidup mewah, kepercayaan sosial, dan tekanan pergaulan bisa dimanfaatkan oleh seorang penipu. Hasilnya adalah kisah penipuan modern yang terasa sangat relevan dengan era media sosial.
3. Bad Blood – John Carreyrou

Berbeda dari kisah penipuan personal, Bad Blood mengangkat skala kebohongan yang jauh lebih besar. Buku ini mengupas skandal Theranos, startup kesehatan yang sempat dipuja-puja sebagai masa depan teknologi medis. John Carreyrou dengan detail menjelaskan bagaimana klaim revolusioner perusahaan itu ternyata tidak pernah benar-benar terwujud.
Yang membuat buku ini menegangkan adalah bagaimana satu kebohongan kecil berkembang menjadi penipuan besar yang melibatkan investor, media, dan tokoh penting. Carreyrou menunjukkan peran budaya ambisi berlebihan di Silicon Valley dalam menutup mata banyak orang. Kebohongan dibangun perlahan, rapi, dan sistematis.
4. Can You Ever Forgive Me? – Lee Israel

Lee Israel menawarkan kisah penipuan yang lebih tenang, tapi tidak kalah cerdik. Dalam memoarnya, ia menceritakan bagaimana ia memalsukan surat-surat penulis legendaris demi bertahan hidup. Dengan riset mendalam dan kemampuan meniru gaya bahasa, Israel berhasil menipu kolektor dan penjual barang antik. Dunia sastra menjadi panggung utamanya.
Yang membuat buku ini menarik adalah kejujuran brutal penulisnya. Ia tidak berusaha membenarkan tindakannya, tapi juga tidak sepenuhnya menyesal. Buku ini mengajak pembaca memahami sisi abu-abu moral, di mana kreativitas, keputusasaan, dan kejahatan saling bertabrakan.
5. King Con – Paul Willetts

King Con terasa seperti novel petualangan, padahal ini kisah nyata. Buku ini mengisahkan Edgar Laplante, seorang performer yang gagal di dunia hiburan lalu menciptakan identitas baru sebagai tokoh penting palsu. Dengan karisma dan cerita yang meyakinkan, ia berhasil memikat banyak orang dari berbagai kalangan. Bahkan, kebohongannya membawanya berkeliling Eropa.
Paul Willetts menulis kisah ini dengan gaya yang hidup dan penuh detail. Pembaca diajak menyaksikan bagaimana satu kebohongan melahirkan kebohongan lain yang makin absurd. Buku ini membuktikan bahwa pesona dan kepercayaan diri bisa menjadi senjata paling berbahaya dalam dunia penipuan.
Buku nonfiksi tentang penipu ulung bukan hanya menghibur, tapi juga mengingatkan betapa rapuhnya kepercayaan manusia. Dari kelima rekomendasi buku ini, kisah penipuan mana yang paling membuatmu penasaran untuk dibaca lebih dulu?


















