Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Alasan Perasaan Minder Bisa Menjadi Bahan Evaluasi Diri

ilustrasi minder (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi minder (pexels.com/Anna Shvets)

Kita sering menganggap perasaan minder sebagai respon negatif atas ketidaknyamanan. Contohnya merasa minder tidak bisa meraih pencapaian terbaik. Atau merasa minder dengan adanya sisi keterbatasan diri sampai akhirnya berubah menjadi sikap menghakimi diri secara berlebihan.

Mari kita belajar memandang situasi minder dari sudut pandang yang lebih positif. Kondisi demikian ternyata tidak sepenuhnya buruk. Justru perasaan minder bisa menjadi bahan evaluasi diri. Mengapa demikian? Tentu ada alasan di baliknya.

1. Pemahaman diri dengan lebih intens

ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Ines Cancela)
ilustrasi merasa bahagia (unsplash.com/Ines Cancela)

Seseorang yang minder kerap menutup diri dari lingkungan sosial. Seolah keberadaannya tidak diterima oleh masyarakat luas. Pemikiran seperti ini mempengaruhi setiap sisi keputusan yang diambil. Tanpa disadari, ternyata minder bisa menjadi bahan evaluasi.

Percayalah jika minder tidak sepenuhnya buruk. Minder bisa menjadi tanda bahwa seseorang perlu memahami lebih dalam tentang diri mereka sendiri. Dengan mengevaluasi penyebab dan asal-usul perasaan minder, seseorang dapat mendapatkan wawasan tentang nilai-nilai, dan kelemahan yang mungkin perlu diperbaiki.

2. Dorongan untuk meningkatkan kualitas diri

ilustrasi pekerja kantor (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi pekerja kantor (pexels.com/RODNAE Productions)

Banyak hal yang bisa menjadi sumber perasaan minder. Tapi yang pasti, ini berasal dari sisi kelemahan serta keterbatasan diri. Seseorang merasa tenggelam dan tidak bisa menunjukkan eksistensinya di lingkungan masyarakat.

Padahal, minder tidak selalu buruk selama kamu bisa memandang dari perspektif yang tepat. Justru ini menjadi dorongan untuk terus meningkatkan kualitas diri. Kamu mampu menentukan kemana arah harus berkembang. Sekaligus upaya mengasah keterampilan dengan lebih baik.

3. Membantu pengelolaan emosi yang lebih baik

ilustrasi perempuan bahagia (pexels.com/Designecologist)
ilustrasi perempuan bahagia (pexels.com/Designecologist)

Didominasi oleh perasaan minder, seseorang kerap dikuasai oleh gejolak emosi negatif. Sebagai contohnya, pikiran tidak bisa jernih dan bijaksana. Namun, sampai kapan mau berkecil hati dengan perasaan minder yang dialami? Padahal situasi ini tidak sepenuhnya buruk.

Karena minder bisa menjadi bahan untuk evaluasi diri. Salah satunya membantu pengelolaan emosi yang lebih baik. Dengan mengetahui apa yang memicu rasa tidak percaya diri, kamu bisa meresponnya dengan cara yang lebih bijak, termasuk belajar berdamai dengan realita.

4. Mendorong pikiran kreatif dan inovatif

ilustrasi sosok kreatif (pexels.com/Anete Lusina)
ilustrasi sosok kreatif (pexels.com/Anete Lusina)

Fenomena satu ini menjadi permasalahan yang kerap dihadapi oleh generasi muda. Bahkan menjadi alasan untuk menepi dari lingkungan sosial. Sungguh disayangkan jika kita terbiasa memandang minder dari perspektif negatif.

Padahal perasaan minder bisa menjadi bahan evaluasi diri. Karena ini turut mendorong pikiran kreatif dan inovatif. Kamu termotivasi meningkatkan kualitas diri dengan bakat dan keterampilan unik. Bahkan kreativitas dan inovasi ini bisa menjadi ciri khas dari kepribadian yang berkarakter.

5. Dapat menjadi tolak ukur kemajuan

ilustrasi pekerja kantor (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi pekerja kantor (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Selama ini, apa yang menjadi tolok ukur kemajuanmu? Tanpa sadar kita memilih berpatokan pada standar sosial. Seolah tidak memiliki pedoman tersendiri mengenai kemampuan dan keterampilan yang harus dikembangkan.

Di sinilah peranan dari perasaan minder yang kamu hadapi. Jika dilihat sekilas memang seperti situasi tidak menyenangkan. Tapi sisi positifnya, dapat menjadi tolok ukur suatu kemajuan. Kamu tahu letak kekurangan mana yang harus diperbaiki jika ingin tumbuh menjadi sosok yang lebih baik.

6. Menyadarkan bahwa setiap pencapaian dan kehidupan itu berharga

ilustrasi tertawa bahagia (pexels.com/Katii Bishop)
ilustrasi tertawa bahagia (pexels.com/Katii Bishop)

Terkadang kita dihadapkan dengan perasaan minder atas suatu hal. Apalagi sadar memiliki kapasitas diri yang terbatas. Namun demikian, perasaan ini tidak boleh berlarut-larut. Justru minder bisa menjadi bahan evaluasi.

Perasaan minder menyadarkan bahwa setiap pencapaian dan kehidupan itu berharga. Di awal mungkin kamu terjebak perasaan kalut dan tidak percaya diri. Tapi saat berada di titik terendah, timbul kesadaran bahwa menuruti minder tidak ada habisnya. Karena setiap orang sudah dianugerahi dengan pencapaian dan kehidupan masing-masing yang harus disyukuri.

Minder adalah perasaan yang umum dialami oleh banyak orang di berbagai titik dalam hidup mereka. Ketika seseorang merasa minder, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka mungkin merasa kurang percaya diri atau merasa tidak memadai dalam situasi tertentu. Di sisi lain, kamu juga harus belajar melihat perasaan minder dari sudut pandang positif sebagai bentuk evaluasi diri. Dengan merenungkan enam alasan di atas, diharapkan bisa mengatasi perasaan minder dengan sikap lebih bijaksana.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us