Secara umum, candaan memang menyenangkan ya? Sifat humoris bahkan bisa menjadi nilai plus untukmu. Kamu akan lebih mudah diterima dalam pergaulan karena kehadiranmu membuat orang-orang merasa riang.
Meski begitu, tetaplah berhati-hati saat bercanda. Bercanda bukan berarti mengabaikan etika lho. Bahkan ada yang bilang, humor adalah ujian etika tertinggi. Makanya, yuk simak 6 alasan kamu gak boleh berlebihan dalam bercanda!
Misalnya, terkait pengalaman memalukan teman. Kejadiannya sudah lama dan yang mengetahuinya tentu cuma orang-orang yang pada saat itu ada di sekitarnya. Termasuk kamu.
Namun dengan kamu menjadikannya lelucon di masa sekarang, orang yang semula gak tahu jadi tahu. Maka penting untukmu tetap bisa menakar perasaan seseorang. Kira-kira, dia keberatan atau gak jika pengalaman memalukan itu diungkit di depan orang banyak.
Sekalipun kamu mungkin bermaksud menghibur seseorang dari kesedihan, ini malah bisa membuatmu terkesan gak punya empati. Kamu harus mengerti kesedihan seperti apa yang masih bisa dihibur dengan candaan dan mana yang terlalu dalam.
Situasi yang gak tepat juga bisa berarti kondisi yang genting. Ada hal besar yang terjadi dan orang-orang harus serius memikirkan tindakan yang akan diambil secepat mungkin.
Meski maksudmu mencairkan ketegangan dengan candaan, orang lain malah bisa menganggapmu meremehkan situasi gawat yang sedang dihadapi. Juga tentu saja, hanya membuang-buang waktu.
Seperti dikatakan di awal, humor adalah ujian etika tertinggi. Jadi, jangan sampai kamu keliru menyamakan bercanda dengan asal menghina orang ya? Kalau begitu, artinya kamu belum lolos ujian etika.
Bercanda membuat orang lain merasa riang bersamamu. Sementara menghina bikin orang jengkel. Mungkin cuma kamu yang kegirangan. Ayo, cek lagi. Apakah selama ini kamu mengajak orang tertawa bersamamu atau sebenarnya kamu cuma sibuk mentertawakan orang lain?
Bahkan ada beberapa orang yang menerapkan aturan dilarang bicara apalagi bercanda di meja makan. Alasannya simpel, nanti tersedak atau malah berujung pertikaian. Namun bagaimana jika kamu justru suka bercanda yang jorok-jorok saat ada orang makan?
Duh, orang itu pasti langsung merasa mual. Mungkin buatmu candaan seperti itu biasa, tetapi buat orang lain bisa terasa sangat mengganggu. Atau, kamu memang sengaja mau bikin dia merasa jijik dan batal makan?
Topik seksual memang sering banget dijadikan bahan bercanda. Sekalipun gak etis, kamu masih mungkin melakukannya. Namun pastikan hanya saat kamu bersama orang-orang yang sudah kamu ketahui sama sekali gak keberatan dengan jenis candaan seperti itu.
Jangan sampai gak kenal-kenal amat, tetapi kamu sudah melemparkan lelucon yang menyerempet urusan seksual. Bukannya terdengar lucu, kamu malah bisa dianggap sedang melecehkannya dan punya niat gak baik lainnya. Terlebih, pada lawan jenis.
Suku, agama, ras, dan antargolongan. Ini topik yang amat sensitif. Ada baiknya kamu menghindari humor yang membawa-bawa SARA. Alasannya simpel sih, kamu gak tahu kapan akan lepas kontrol, kan?
Sedikit saja candaanmu gak tepat, bisa runyam urusannya. Masih banyak kok, hal-hal lain yang lebih aman untuk diangkat dalam candaan. Gak usah khawatir kamu dianggap gak seru karena terlalu memilih-milih bahan candaan.
Ingat lagi tujuanmu bercanda. Bikin orang tertawa dan bahagia bersamamu atau cuma akan mentertawakan orang lain dan bikin mereka tersinggung. Jika tujuanmu yang pertama, tentu kamu gak akan keberatan untuk lebih berhati-hati dalam bercanda. Ya, kan?