Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Hadis tentang Perayaan Maulid Nabi, Pahami dan Amalkan!

ilustrasi berbuka puasa (pexels.com/thirdman)
ilustrasi berbuka puasa (pexels.com/thirdman)

Maulid Nabi merupakan perayaan yang diadakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, memiliki makna mendalam bagi umat Islam. Perayaan ini tidak hanya menjadi momen untuk mengekspresikan kecintaan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memperkuat iman dan menjalankan ajaran beliau.

Dalam berbagai hadis, terdapat penjelasan tentang keutamaan perayaan Maulid Nabi yang menggambarkan betapa pentingnya menghormati dan merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai bagian dari ajaran Islam. Berikut ini beberapa hadits tentang perayaan Maulid Nabi.

1. HR. Muslim dalam kitab Shahih

ilustrasi buka puasa bersama (pexels.com/rdne)
ilustrasi buka puasa bersama (pexels.com/rdne)

Ketika Rasulullah ditanya mengapa beliau selalu berpuasa pada hari Senin, beliau menjawab:

"Hari itu merupakan hari dimana aku telah dilahirkan." HR. Muslim

Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah berpuasa setiap hari Senin sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Ini juga menjadi pesan bagi umat Islam untuk melakukan amal kebaikan pada hari kelahiran Rasulullah, seperti membaca Al-Qur'an, bersedekah, dan berbuat baik. Perayaan Maulid Nabi pun boleh dilakukan pada tanggal 2, 8, 10, atau 12 Rabi'ul Awal.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ibnu Ishaq dari Ibnu Abbas: 

"Rasulullah dilahirkan di hari Senin, tanggal dua belas di malam yang tenang pada bulan Rabiul Awal, Tahun Gajah."

2. Ibnu Taimiyah dikutip Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki

ilustrasi berbuka puasa (pexels.com/adarmel)
ilustrasi berbuka puasa (pexels.com/adarmel)

Ibnu Taimiyah berkata: “Orang-orang yang melaksanakan perayaan Maulid Nabi akan diberi pahala. Demikian pula yang dilakukan oleh sebagian orang, adakalanya bertujuan meniru kalangan Nasrani yang memperingati kelahiran Isa, dan adakalanya juga dilakukan sebagai ekspresi rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi. Allah akan memberi pahala kepada mereka atas kecintaan mereka kepada Nabi mereka, bukan dosa atas bid’ah yang mereka lakukan.”

Hadis ini menjelaskan bahwa orang yang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW akan diberi pahala oleh Allah karena menunjukkan cinta, penghormatan, dan kegembiraan atas kelahiran nabi. Mereka diberi pahala karena mengagungkan kedudukan Nabi Muhammad SAW dan mengekspresikan rasa syukur atas kehadiran beliau.

3. HR. Muslim

ilustrasi anak-anak meramaikan masjid (pexels.com/adarmel)
ilustrasi anak-anak meramaikan masjid (pexels.com/adarmel)

“Barang siapa yang memulai (merintis) dalam Islam sebuah perkara baik, maka ia akan mendapatkan pahala dari perbuatan baiknya tersebut, dan ia juga mendapatkan pahala dari orang yang mengikutinya setelahnya, tanpa berkurang pahala mereka sedikitpun.” (HR. Muslim)

Hadis ini menekankan pentingnya bersyukur kepada Allah pada hari-hari tertentu, termasuk saat Maulid Nabi, sebagai wujud syukur atas nikmat yang diterima. Rasa syukur bisa ditunjukkan baik atas karunia yang diberikan maupun atas perlindungan dari bencana.

4. Sayyidina 'Umar bin Khaththab

ilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/thirdman)
ilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/thirdman)

Sayyidina Umar bin Khattab berkata: “Barangsiapa yang mengagungkan Maulid Nabi, sungguh ia telah menghidupkan agama Islam”.

Hadis tentang Maulid Nabi ini menjelaskan bahwa merayakan Maulid Nabi dianggap sebagai salah satu bentuk penghormatan dan upaya untuk menjaga serta menghidupkan ajaran Islam. Selain itu, perayaan ini juga menjadi momen untuk mengingat keteladanan dan perjuangan Nabi Muhammad dalam menyebarkan agama Islam.

5. Sayyidina 'Ali bin Abi Thalib

ilustrasi berbuka puasa (pexels.com/thirdman)
ilustrasi berbuka puasa (pexels.com/thirdman)

Sayyidina ‘Ali bin Abî Thâlib berkata: “Barang siapa yang mengagungkan Maulid Nabi dan ia menjadi sebab dibacanya Maulid Nabi, maka ia tidak akan meninggal kecuali dengan iman dan masuk surga tanpa hisab”.

Hadis ini menjelaskan, bahwa siapa pun yang memuliakan dan menyebarkan Maulid Nabi akan mendapatkan keutamaan besar, yaitu meninggal dalam keadaan beriman dan masuk surga tanpa hisab. Ini menunjukkan pentingnya menghormati Nabi Muhammad dalam Islam, di mana perayaan Maulid dianggap sebagai amal yang mendatangkan ganjaran besar di akhirat.

6. Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq

ilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/thirdman)
ilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/thirdman)

Sayyidina Abû Bakar ash-Shiddiq berkata: “Barang siapa yang menginfaqkan satu dirham atas dibacanya Maulid Nabi, maka seakan-akan ia rela mengorbankan jiwanya untuk membela agama pada perang Badar dan perang Hunanin”.

Hadis ini menunjukkan betapa besar nilai amal tersebut. Menginfaqkan uang untuk kegiatan yang memuliakan Maulid Nabi dianggap sebagai tindakan yang sangat mulia, setara dengan pengorbanan besar dalam dua pertempuran penting dalam sejarah Islam. 

Melalui berbagai hadis di atas, kita diajarkan tentang pentingnya merayakan hari kelahiran beliau sebagai bentuk syukur dan penguatan iman. Dengan mengagungkan Maulid Nabi, umat Islam tidak hanya memperingati kelahiran seorang tokoh agung, tetapi juga mengingat kembali ajaran dan teladan yang beliau tinggalkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shasya Khairana
EditorShasya Khairana
Follow Us