Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Kumpulan Buku Klasik Berhalaman Tipis dari Penulis Jepang 

buku tipis dari penulis Jepang (instagram.com/thelostlibrary)

Membaca buku mungkin berat untuk beberapa orang. Bukan karena kontennya yang berat, lebih pada komitmen dan ketersediaan waktu untuk menyelesaikannya.

Jangan putus asa dulu, untuk kamu yang tak punya banyak waktu luang, beberapa karya sastra klasik Jepang berikut bisa jadi solusinya. Jumlah halamannya gak bikin mundur duluan. Langsung hibur jiwamu lewat enam novel tipis di bawah ini. 

1. A Cup of Sake Beneath the Cherry Trees, Yoshida Kenko

A Cup of Sake Beneath the Cherry Trees oleh Yoshida Kenkō (instagram.com/literaryrants)

Bukan novel, buku tipis ini bisa dibilang kumpulan esai sang penulis yang disusun acak. Isinya tentang apa saja yang ia pahami dan amati dari orang-orang di sekitarnya.

Penulis adalah biksu yang hidup di abad ke-13 atau 14. Reflektif dan penuh pesan, walau hanya 51 halaman ia bisa menambah banyak koleksi kosakatamu. 

2. The Book of Tea, Kakuzo Okakura

The Book of Tea karya Kakuzo Okakura (instagram.com/kaths_shelf)

Buku setebal 133 halaman ini juga berupa kumpulan esai Okakura tentang budaya minum teh Jepang yang ternyata punya makna yang sangat luas dan dalam. Termasuk di dalamnya minimalisme alias kesederhanaan.

Buku ini mengingatkan pembaca padaThe Little Prince dari segi fiolosofi, tetapi dijelaskan lewat budaya dan dokumen pendukungnya yang membuat buku ini terasa lebih ilmiah. 

3. The Life of a Stupid Man, Ryunosuke Akutagawa

The Life of a Stupid Man oleh Ryūnosuke Akutagawa (instagram.com/canreadwillread)

Buku setebal 55 halaman ini bisa disebut perjalanan menjawab teka-teki sebuah kasus perampokan, pembunuhan, dan pelecehan seksual yang dituduhkan pada seorang pria.

Cerita dimulai dengan pembacaan dokumen formal dari penyelidikan polisi, dilanjut perlahan pada detail kejadian dari sudut pandang para karakternya, termasuk sang korban pembunuhan. 

4. Snow Country, Yasunari Kawabata

Snow Country karya Yasunari Kawabata (instagram.com/thelostlibrary)

Snow Country adalah novel klasik yang ditulis salah satu peraih Nobel Prize asal Jepang. Kisah dimulai dari pertemuan Shimamura dengan Komako yang merupakan seorang geisha.

Shimamura sudah menikah dan mapan dan Komako tahu itu, tetapi memilih untuk tetap mengabaikan logikanya dan berharap pada pria itu. Novel ini berlatarkan pegunungan yang indah dan sedikit eksperimental, tetapi dipuji karena pemilihan diksinya yang memukau. 

5. The Sound of Waves, Yukio Mishima

The Sound of Waves oleh Yukio Mishima (instagram.com/the.havnted.librarian)

Novel tipis ini berlatarkan tahun 1950-an di sebuah desa nelayan terpencil di Jepang. Tinggal pemuda bernama Shinji yang jatuh cinta pada Hatsue. Shinji hanya seorang nelayan muda biasa, sementara pujaan hatinya adalah putri seorang hartawan.

Lekat dengan konflik khas pedesaan yaitu gosip dan rumor serta pentingnya strata sosial, tentu perjalanan cinta mereka tak mudah, tetapi novel ini dijamin berakhir indah. Siapa menenangkan hati pembacanya. 

6. The Sailor Who Fell from Grace with the Sea, Yukio Mishima

The Sailor Who Fell from Grace with the Sea oleh Yukio Mishima (instagram.com/romyreads)

Terdiri dari 181 halaman saja novel Yukio Mishima yang ini diambil dari sudut pandang bocah berusia tanggung yang awalnya mengidolakan kekasih baru sang ibu, seorang pelaut tangguh dan gagah.

Namun, akhirnya sadar bahwa ada sifat dari sang pelaut yang tak ia suka. Seperti biasa novel Jepang terutama yang klasik selalu bisa mengekstrak makna dari satu konflik atau kejadian yang sederhana. 

Setipis apapun buku yang kamu baca, tidak ada bacaan yang sia-sia, kok. Semua tetap bisa jadi nutrisi pikiran dan jiwa. Selamat membaca. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tania Stephanie
EditorTania Stephanie
Follow Us