Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Penyebab Pakaian Olahraga Gampang Robek, Kualitasnya Kurang?

ilustrasi berolahraga (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kamu lagi semangat-semangatnya berolahraga, tetapi tahu-tahu mendapati pakaian olahragamu sudah robek. Mending jika dirimu memiliki beberapa pakaian olahraga sehingga bisa mengenakan yang lainnya dulu. Namun bila pakaian olahragamu cuma satu dan biasanya hanya dicuci, kering, lalu dipakai lagi; kamu jadi harus libur berolahraga dulu.

Padahal kalau dirimu sudah off olahraga 1 atau 2 hari, mau memulainya kembali akan terasa lebih berat. Oleh sebab itu, meski pada dasarnya berolahraga gak harus memakai pakaian khusus, kamu perlu berhati-hati saat membelinya. Sayang sekali jika pakaian baru digunakan beberapa kali telah robek sampai harus dipensiunkan.

Pakaian olahraga bila sudah robek dijahit lagi pun biasanya gampang kembali koyak. Kenali apa saja yang bikin pakaian olahragamu mudah robek agar ke depan dirimu gak salah pilih lagi. Belilah pakaian olahraga yang meski murah, tetapi tak murahan. Kualitasnya mesti sedang sampai tinggi agar masa pakainya lebih lama.

1. Bahannya gak stretch

ilustrasi berolahraga (pexels.com/Barbara Olsen)
ilustrasi berolahraga (pexels.com/Barbara Olsen)

Aktivitas dengan banyak gerakan sangat membutuhkan pakaian yang sesuai. Kalau kamu mengenakan pakaian dengan bahan yang gak elastis, risiko robeknya menjadi besar. Ketika dirimu melakukan pemanasan, jongkok, menendang, atau squat celana dapat robek walaupun masih terbilang baru dibeli. 

Elastisitas bahan meningkatkan kekuatannya saat kamu bergerak aktif. Banyak celana olahraga berbahan ringan yang dijual. Namun, harga yang terlalu murah seperti belasan ribu rupiah biasanya memakai bahan yang kualitasnya kurang baik. Selain membuatnya gampang robek, juga terasa lebih panas ketika dikenakan.

Lebih dari sekadar pakaian olahraga gampang robek, bahan yang gak melar juga memperbesar potensi cedera. Dirimu tidak leluasa untuk melakukan berbagai gerakan. Kamu berusaha menyesuaikan gerakan dengan pakaian yang dikenakan. Itu bisa membuat otot-ototmu kurang pas dalam menopang bobot tubuh. Pilihlah bahan yang lebih elastis supaya gerakanmu lancar dan pakaian awet.

2. Jahitannya kurang kuat

ilustrasi berolahraga (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi berolahraga (pexels.com/Anna Shvets)

Masalah jahitan juga krusial karena ini menyatukan beberapa potongan kain. Bagian ini mudah sekali robek apabila tidak kuat sedangkan kamu bergerak aktif. Periksa jahitan terutama di bagian selangkangan, pantat, dan sisi kanan serta kiri celana. Untuk kaus olahraga, jahitan samping serta bagian ketiak mesti kuat.

Dobel jahitan lebih baik daripada hanya tunggal, terutama di celana olahraga. Waspadai pula kalau banyak benang menjuntai di celana yang dijual. Biasanya ini juga salah satu tanda jahitannya secara keseluruhan kurang baik. Lebih dari sekadar gak rapi, tertariknya satu benang saja bisa membuat jahitan lepas.

Makin parah apabila baik jahitan maupun kualitas bahannya sama-sama kurang. Robekannya sulit untuk dijahit kembali. Bukan cuma jahitannya yang lepas, melainkan kainnya juga ikut robek. Apabila dirimu bermaksud menjahitnya lagi, mau gak mau bagian kain yang dijahit di belakang bagian jahitan semula karena area itu telah robek. Makin lama pakaianmu makin terasa sempit, sulit dipakai bergerak, tetapi tambah gampang robek sampai sulit diperbaiki.

3. Ukurannya kekecilan atau justru terlalu longgar sampai nyangkut

ilustrasi berolahraga (pexels.com/Julia Larson)
ilustrasi berolahraga (pexels.com/Julia Larson)

Memang berolahraga dengan pakaian yang kedodoran gak nyaman. Akan tetapi, ukuran pakaian olahraga yang kesempitan memudahkannya untuk robek. Jangankan pakaian itu dipakai untuk berlari, latihan bela diri, atau melompat. Kamu baru pemanasan saja barangkali sudah ada jahitan yang terlepas karena dipaksa meregang melampaui kemampuannya.

Meski bahannya lentur sekalipun, pastikan dirimu membeli ukuran yang tepat. Jangan mengambil pakaian satu ukuran di bawahnya dengan pemikiran nanti makin lama kamu latihan bakal makin kurus. Pilih pakaian olahraga baik atasan maupun bawahan sesuai dengan ukuranmu saat ini.

Pakaian olahraga yang terlalu besar juga bukannya gak berisiko robek. Kali ini robekannya bukan karena jahitannya dipaksa meregang melebihi kemampuannya melainkan kain dapat tersangkut pada sesuatu yang tajam lalu tertarik dan robek. Misalnya, kamu lari pagi dengan celana dan kaus yang kebesaran.

Ketika dirimu berlari di dekat pagar atau tanaman, tanpa sengaja kain tersangkut lalu robek. Pilih pakaian dengan ukuran yang pas. Kamu masih bisa bergerak bebas, tidak merasa kegerahan, serta aman dari kemungkinan tersangkut. Termasuk celana panjang yang kebesaran berisiko tersangkut rantai sepeda.

4. Jenis olahraganya

ilustrasi berolahraga (pexels.com/Franco Monsalvo)

Berbagai macam olahraga memengaruhi awet atau tidaknya pakaian yang dikenakan. Olahraga renang misalnya, relatif bikin satu pakaian saja sudah cukup untuk dikenakan dalam waktu lama. Akan tetapi, olahraga dengan unsur pertarungan membutuhkan stok pakaian yang lebih banyak.

Pakaian dapat robek baik karena seringnya kamu melakukan tendangan atau ditarik oleh lawan. Begitu pula kalau dirimu banyak berolahraga sambil duduk di lantai. Gesekan kain dengan lantai memudahkannya menipis. Akan tetapi, tentu kamu tak perlu membatasi jenis olahraga hanya agar pakaian lebih awet.

Bagaimanapun juga, rasa senang diperlukan biar dirimu bisa konsisten dalam berolahraga. Terpenting pilih model pakaian yang sesuai. Bahannya juga berkualitas sehingga dapat dipakai dalam waktu yang lebih lama. Jika suatu olahraga berisiko memperpendek usia pakaian, bikin bujet khusus untuk secara berkala membeli penggantinya. 

5. Modelnya ada belahan samping

ilustrasi berolahraga (pexels.com/Alexandr Zhukovskyi)
ilustrasi berolahraga (pexels.com/Alexandr Zhukovskyi)

Pakaian olahraga juga memiliki detail masing-masing. Ada kaus dan celana olahraga dengan sedikit belahan di bagian bawah samping. Memang model begini menambah gaya ketika kamu memakainya. Juga bisa membantumu bergerak lebih leluasa daripada pakaian olahraga yang bagian bawahnya rata.

Namun, belahan ini juga meningkatkan risiko terjadinya robekan. Apalagi kalau ujung jahitannya gak kuat. Dari hari ke hari belahan tersebut makin tinggi. Kamu baru menyadarinya setelah robekannya cukup panjang. Pikirkan ulang bila kamu hendak membeli pakaian olahraga dengan belahan seperti ini.

Atau dari beberapa pakaian olahragamu, cukup 1 atau 2 potong saja yang memiliki belahan samping. Kenakan pakaian tersebut sesekali khususnya ketika latihanmu tidak terlalu berat. Ketika kamu melakukan olahraga yang intensif, gunakan pakaian olahraga tanpa belahan samping.

6. Kurang hati-hati dalam pencucian sampai penjemuran

ilustrasi menjemur (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi menjemur (pexels.com/cottonbro studio)

Bahan yang digunakan untuk pembuatan pakaian olahraga cukup tipis agar pemakainya gak kepanasan. Walaupun bahan ini nyaman dipakai, risikonya juga ada. Bila pencucian dan penjemurannya tidak berhati-hati, pakaian olahraga lebih mudah robek daripada pakaian lain dengan bahan lebih tebal.

Hindari mengucek pakaian olahraga terlalu keras. Pakaian yang sudah terkena keringat cukup langsung direndam dalam cairan detergen sesuai petunjuk waktu dalam kemasan. Kucek sedikit saja, peras dengan lembut, lalu jemur. Ketika kamu menjemurnya pun, perhatikan hanger yang digunakan.

Jangan memakai hanger dengan bagian kepala cukup runcing. Sekalipun ujung itu hanya menimbulkan lubang kecil pada pakaian, lama-lama akan membesar. Ringannya pakaian olahraga juga memudahkannya diayun angin selama proses penjemuran. Jauhkan pakaian dari ujung pagar yang runcing atau ranting pohon yang dapat membuatnya tersangkut.

Cepat atau lambat, semua pakaian memang akan robek. Apalagi pakaian olahraga yang kerap dipakai di luar ruangan. Akan tetapi, usia pakaian dapat diperpanjang dengan pemilihan yang tepat. Barang bagus tidak selalu mahal. Tapi mahal sedikit demi memperoleh kualitas pakaian olahraga yang lebih baik patut diutamakan daripada terlalu cepat rusak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us