6 Pola Pikir yang Harus Dihindari Perempuan Masa Kini, Wajib Tahu

- Pria modern lebih memilih pasangan dengan value dan skill tambahan, bukan hanya penampilan
- Kritik pemikiran bahwa paras menawan sudah cukup untuk mendapatkan pasangan idaman
- Perempuan tidak perlu mengikuti tren sosial media yang berbahaya, perbaiki kepribadianmu agar diterima di lingkungan sosial
Hidup di zaman yang modern di mana apa pun serba canggih sehingga memudahkan berbagai aspek kehidupan, tidak selalu menguntungkan, lho. Di zaman yang serba cepat ini, kita mau tidak mau dituntut harus bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada dan bisa mengatasi berbagai tekanan yang ada dengan teknik yang baik.
Nah, jika memiliki pola pikir yang salah, maka tentu akan memengaruhi kemampuan untuk bertahan hidup dengan baik di dunia yang semakin keras. Ini terutama bagi perempuan yang umumnya menggunakan perasaan dalam hal apa pun dibandingkan pria yang umumnya menggunakan logikanya, sehingga perempuan kerap mengalami kekecewaan akibat hal tersebut.
Oleh karena itu, perempuan masa kini harus mengubah bahkan menghindari pola pikir yang kurang tepat agar bisa bertahan hidup dengan baik di zaman modern ini. Apa saja itu? Berikut ini ulasannya!
1. Memiliki fisik dan paras yang menawan lebih dari cukup untuk mendapatkan pasangan idaman

Di zaman yang modern ini, kriteria pasangan idaman juga lebih tinggi daripada di era yang dulu. Jika dulu para pria umumnya mengutamakan penampilan dalam memilih pasangan, maka berbeda dengan kriteria pasangan idaman bagi para pria modern. Di zaman yang serba cepat dan canggih ini, kecantikan tidak lagi menjadi tolak ukur utama bagi pria modern untuk memilih pasangan, namun juga ada beberapa kriteria tambahan lainnya. Misalnya seperti memiliki value yang tinggi, atau memiliki beberapa skill yang nantinya bisa bermanfaat untuk kehidupan rumah tangga. Misalnya saja seperti memasak.
Pemikiran pria di zaman modern memang cenderung lebih kritis dalam memilih pasangan, karena membutuhkan partner yang bisa diajak berjuang atau bekerja sama untuk menghadapi kehidupan yang semakin keras, yang tentunya dengan tekanan yang semakin besar juga.
Jadi, jika kamu memiliki pemikiran bahwa hanya dengan memiliki paras dan fisik yang menawan sudah lebih dari cukup untuk mendapatkan pasangan idamanmu, maka sebaiknya segera buang jauh-jauh pemikiran tersebut. Pria mungkin akan tertarik dengan paras yang kamu miliki, namun percayalah bahwa itu hanya sekedar ketertarikan sementara, jika kamu tidak memiliki kelebihan lainnya yang bisa dijadikan pertimbangan mereka untuk memilihmu menjadi pasangan hidup mereka.
2. Mengikuti tren merupakan cara termudah agar diterima di lingkungan sosial

Tren-tren yang bermunculan di sosial media memang kerap dijadikan topik utama pembicaraan saat berinteraksi di lingkungan sosial. Akan tetapi, tidak berarti kamu harus mengikuti tren-tren yang sedang viral tersebut agar bisa dengan mudah diterima di lingkungan sosialmu. Sebab belum tentu tren tersebut sesuai dengan kepribadian yang kamu miliki atau bahkan layak untuk ditiru.
Bahkan tidak sedikit konten yang viral di sosial media, justru berbahaya jika diterapkan. Oleh karena itu, kamu harus pandai memilah mana yang layak untuk ditiru dan mana yang tidak layak. Selain itu, jika ingin bisa diterima di lingkungan sosialmu, akan lebih baik jika kamu memperbaiki kepribadianmu menjadi lebih baik. Sebab jika kamu memiliki kepribadian yang baik dan juga menyenangkan, tentu akan lebih mudah diterima oleh orang-orang di sekitarmu, daripada harus meniru konten-konten yang viral, namun belum tentu baik untukmu.
3. Dengan memberikan apa pun yang diinginkan pacar, bisa membuat hubungan menjadi langgeng

Dengan semakin canggihnya teknologi, tidak hanya membawa dampak yang positif, namun juga dampak yang negatif. Misalnya saja seperti konten-konten kekerasan atau pornografi, yang dulunya tidak bisa dengan mudah diakses, namun karena semakin canggihnya teknologi, menjadi mudah diakses oleh siapa pun, termasuk anak-anak.
Nah, dengan semakin maraknya penyebaran konten-konten negatif tersebut, maka semakin meningkat juga kasus kekerasan atau bahkan pelecehan seksual karena terstimulasi dari konten-konten negatif tersebut. Bahkan tidak jarang pelakunya adalah orang terdekat seperti, seperti teman, keluarga atau bahkan pacar.
Nah, jika kamu memiliki pemikiran bahwa dengan memberikan apa pun yang diinginkan pacarmu bisa membuat hubungan asmara kalian menjadi langgeng, termasuk menuruti keinginannya untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah, maka sebaiknya segera hilangkan pemikiran salah tersebut. Apalagi jika pacarmu sudah memaksamu untuk melakukannya dengan melakukan kekerasan, yang itu juga berarti sudah termasuk pelecehan seksual, maka sebaiknya segera putuskan hubungan dengan pacarmu saat itu juga. Sebab itu menunjukkan bahwa pacarmu hanya ingin bersenang-senang saja denganmu dan belum tentu ingin melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius lagi.
Hubungan yang toksik seperti itu, biasanya tidak akan berakhir dengan baik. Jadi sebelum terlanjur menciptakan penyesalan yang semakin mendalam, sebaiknya segera hentikan. Jika pacarmu benar-benar ingin serius menjalin hubungan denganmu, tentu dia tidak akan melakukan tindakan yang tidak bermoral tersebut, bukan?
4. Mengutamakan cinta dalam memilih calon suami

Pernikahan bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu harus memiliki banyak pertimbangan sebelum melanjutkan ke jenjang yang lebih serius tersebut, termasuk dengan mempertimbangkan layak tidaknya kekasihmu untuk menjadi calon suamimu. Sebab pernikahan tidak hanya membutuhkan cinta, namun juga memerlukan beberapa hal krusial lainnya. Ini bisa seperti kematangan dalam berpikir, kemampuan dalam mengelola emosi dengan baik, hingga yang terpenting, mampu memberikan nafkah lahir dan batin dengan baik.
Jika hanya mengutamakan cinta dalam memilih calon suami tanpa mempertimbangkan semua aspek tersebut, maka bukan hal yang tidak mungkin jika nantinya akan timbul masalah-masalah dalam keluarga kecilmu nanti, meski memang tidak bisa dimungkiri jika pernikahan tidak ada yang luput dari yang namanya masalah. Namun setidaknya dengan mempertimbangkan semua aspek tersebut dengan baik, maka bisa meminimalisir munculnya masalah di kemudian hari.
5. Kesehatan dan kebahagiaan pasangan dan juga anak lebih penting dari apa pun

Sesudah menikah, umumnya para ibu akan mengutamakan kesehatan dan juga kebahagiaan suami maupun anaknya, daripada dirinya sendiri. Padahal, itu bukan keputusan yang baik karena justru sumber kebahagiaan utama dari sebuah keluarga adalah kesehatan dan kebahagiaan dari ibu itu sendiri.
Sebab, jika sang ibu sakit atau bahkan tidak bahagia dengan pernikahannya, maka akan memberikan energi yang negatif pada orang-orang terdekatnya. Sebagai contoh, jika ibu mengalami sakit, tentu pekerjaan rumah dan mengurus suami maupun anak akan menjadi terbengkalai. Suami pun juga tidak bisa terus-terusan mengurus anak karena harus bekerja dan karena pria tidak memang tidak terbiasa untuk melakukan pekerjaan secara bersamaan atau multitasking seperti halnya perempuan, maka tentu akan mengalami kesulitan.
Nah, sedangkan jika sang ibu tidak bahagia dengan pernikahannya karena perlakuan dari suaminya atau karena hal lainnya, maka tentu akan berdampak pada pola asuh terhadap anaknya. Bahkan tidak jarang ditemukan kasus di mana seorang ibu tega melakukan tindakan kekerasan kepada anaknya karena ingin melampiaskan kekesalannya kepada suaminya. Tentu hal tersebut sangat berbahaya bukan?
Oleh karena itu, jika kamu ingin keluarga kecilmu bahagia, maka bahagiakan dirimu terlebih dahulu. Namun bukan berarti dengan cara yang egois dengan hanya mementingkan diri sendiri. Kamu tetap memperhatikan kebutuhan suami dan anakmu namun juga tetap berusaha untuk membuat dirimu nyaman dan juga bahagia. Komunikasikan dengan pasanganmu jika ada yang mengganjal di hatimu, dengan begitu bisa mencari solusi untuk mengatasinya secara bersama-sama.
6. Tidak perlu memiliki pendapatan sendiri setelah menikah, jika pasangan sudah mapan

Setelah menikah, ada baiknya jika tidak hanya mengandalkan pendapatan dari suami saja, meski sudah mapan. Sebab terkadang terjadi masalah yang tidak terduga, misalnya saja jika pasangan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) secara tiba-tiba dan tanpa pesangon atau usaha yang dimiliki pasangan memiliki masalah hingga terancam mengalami kebangkrutan. Apalagi kondisi perekonomian saat ini sedang tidak stabil, di mana terjadi banyak PHK dimana-mana.
Oleh karena itu, sebaiknya kamu tetap memiliki pendapatan sendiri, meski suamimu sudah mapan. Selain untuk berjaga-jaga jika suatu saat terjadi masalah keuangan, juga bisa membuatmu lebih percaya diri karena memiliki penghasilan sendiri. Kamu juga tidak akan dianggap remeh oleh orang-orang di sekitarmu karena bisa memiliki pendapatan sendiri.
Namun tetap harus pandai mengatur waktu, agar pekerjaan rumah maupun mengurus anak dan suami tidak sampai terbengkalai. Sebab jika tidak mampu mengatur waktu, justru bisa menimbulkan masalah baru dalam keluarga kecilmu nanti.
Menjadi perempuan yang hidup di masa yang modern seperti saat ini, harus memiliki pemikiran yang bijak, kritis, dan berwawasan luas. Dengan begitu, tidak akan kesulitan untuk menghadapi tantangan kehidupan yang semakin keras dari hari ke hari.