3 Pola Pikir Keliru yang Bikin Sulit Lakukan Self-Compassion

- Self-compassion bukanlah memanjakan diri, tapi mencari keseimbangan dalam kesibukan
- Penting untuk mengerti kapan waktunya bekerja dan istirahat, bersikap tegas atau memberi reward pada diri sendiri
- Bersikap keras pada diri sendiri tidak akan membantu kesuksesan, malah menimbulkan stres dan ketidaktermotivasi
Kenapa ya, sulit sekali untuk kita berbuat baik pada diri sendiri? Padahal, kalau orang terdekat berbuat salah, kita dengan mudah memaafkan. Atau, saat mereka mengalami kesulitan dan kegagalan, kita akan menjadi orang pertama yang memberi kata-kata penyemangat.
Namun, berbeda halnya ketika diri sendiri yang mengalami. Kita menjadi begitu kejam, bahkan tidak segan marah dan menghukum diri untuk setiap kegagalan. Apa kamu pun merasakan hal serupa?
Ternyata, pola pikir juga berpengaruh terhadap bagaimana kita bersikap pada diri sendiri. Untuk bisa bersikap baik ke dirimu, kamu harus terlebih dulu mengatasi tiga miskonsepsi di bawah. Jangan dipercaya!
1. Berbuat baik berarti memanjakan diri sendiri

Ada perbedaan antara berbuat baik dengan memanjakan diri. Self-compassion tidak berarti selalu mengikuti kemauan diri dan menghindari tanggung jawab. Justru sebaliknya, berbuat baik pada diri sendiri adalah mencari keseimbangan di tengah kesibukanmu.
Kamu tahu kapan waktunya untuk bekerja, kapan waktunya beristirahat. Kamu tahu kapan waktunya bersikap tegas, kapan waktunya memberi reward ke diri sendiri.
Self compassion adalah tentang mengerti bahwa kamu pun layak untuk diperlakukan dengan baik, di samping setiap kesalahan dan kegagalan yang kamu lakukan. Dengan ini, kamu akan belajar untuk bertumbuh.
2. Berbuat baik ke diri sendiri bikin diri cepat puas

Pola pikir kedua, kamu takut berbuat baik ke diri sendiri karena takut kamu akan cepat puas dan berubah menjadi orang yang "lembek". Inilah mengapa, beberapa orang secara sengaja bersikap keras ke diri sendiri. Padahal, apa itu solusi yang tepat?
Tentu tidak. Ketika kamu memaksa dirimu untuk bekerja kala kamu lelah, atau terus menghujami diri dengan kalimat negatif, tanpa disadari kamu sedang menciptakan jarak dengan dirimu.
Alhasil, saat diperhadapkan dengan kegagalan, kamu akan mudah merasa takut, khawatir, dan gelisah. Sulit untuk refleksi dan evaluasi di kala pikiranmu sedang kalut-kalutnya.
3. Kritik yang pedas akan memotivasi dirimu untuk bekerja lebih baik

Miskonsepsi yg terakhir adalah, bersikap keras ke diri sendiri akan memimpinmu pada kesuksesan. Banyak dari kita yang berpikir bahwa semakin keras kita mengritik diri sendiri, semakin termotivasi diri sendiri untuk bekerja lebih baik.
Tentu itu tidak benar. Ketika kita mengritik diri sendiri, kita mengaktifkan respon stress dalam otak. Pada akhirnya, hal ini akan membuatmu mudah merasa overwhelmed, khawatir, dan justru tidak termotivasi untuk melakukan apa pun. Ironis, bukan?
Sebaliknya, menunjukkan self-compassion akan membantu kita untuk menenangkan nervous system dalam otak. Hal ini akan membantu kita untuk lebih baik dalam berpikir dan membuat keputusan.
Menerapkan self-compassion berbeda dengan memanjakan diri. Jangan sampai miskonsepsi di atas malah membuatmu bersikap keras ke dirimu. Justru untuk membentuk pribadi yang tegar dan kuat dalam menghadapi tantangan, kamu perlu punya relasi yang sehat dengan diri sendiri.