Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Cara Efektif Menghadapi Orang Terlalu Banyak Bercerita

Ilustrasi Berbincang dengan Orang Tua (unsplash.com/Christina)

Dalam interaksi sosial terkadang kita bertemu dengan orang-orang yang cenderung berlebihan dalam berbagi informasi pribadi atau cerita mereka. Meskipun mereka mungkin memiliki niat baik, namun seringkali kelebihan berbicara dapat menjadi mengganggu dan membuat tidak nyaman.

Bagi kita yang dikit-dikit gak enakan sama orang apalagi biasanya yang suka overshare itu kebanyakan adalah orang tua, tentu sulit untuk menghindar dari cerita mereka. Untuk membantu menghadapi situasi semacam ini, berikut ini adalah tujuh cara efektif untuk menghadapi orang yang terlalu banyak bercerita.

1. Dengarkan dengan empati

Ilustrasi Mendengarkan (unsplash.com/Anna Vnder Stel)

Sikap empati sangat penting ketika berhadapan dengan orang yang oversharing. Terkadang orang yang overshare adalah orang yang terlanjur nyaman dengan kita dan tidak sadar sedang bercerita terlalu banyak karena itu dengan mendengarkan mereka dengan penuh perhatian dan tunjukkan bahwa kamu memahami perasaan mereka, hal ini dapat membantu mereka merasa didengar dan mengurangi kebutuhan mereka untuk terus bercerita.

2. Tetapkan batasan diri

Ilustrasi Membantu Teman (unsplash.com/LinkedIn Sales Solutions)

Jangan ragu untuk menetapkan batasan dirimu sendiri. Jika kamu merasa tidak nyaman dengan cerita yang terlalu rinci atau pribadi, jangan takut untuk menghentikan mereka dengan sopan. Kamu memiliki hak untuk menjaga privasi dan kenyamanan kamu sendiri. Berikut beberapa kalimat yang dapat kamu gunakan untuk beberapa situasi :

"Maaf, aku menghargai keinginanmu untuk berbagi, tetapi aku sedang dalam waktu yang terbatas sekarang."

"Aku mengerti bahwa ini penting bagimu, tetapi aku merasa tidak nyaman membahas hal-hal yang begitu pribadi secara terbuka."

"Ceritamu sangat menarik, tetapi saat ini aku sedang tidak dalam mood untuk mendengarkan cerita panjang. Apakah ada yang lain yang ingin kamu diskusikan?"

3. Jaga ekspresi wajah dan bahasa tubuh

Ilustrasi Bersyukur (unsplash.com/Austin Distel)

Ekspresi wajah dan bahasa tubuhmu dapat memberikan petunjuk kepada orang tersebut tentang sejauh mana kamu tertarik dengan cerita mereka. Cobalah untuk tetap terbuka dan ramah, namun hindari memberikan sinyal yang memancing mereka untuk terus berbicara.

Mulailah dengan mengalihkan pandangan, mengubah posisi tubuh, menghindari kontak mata berlebihan, atau tersenyum palsu. Hal-hal ini dapat memperingatkan secara halus kepada orang yang overshare bahwa kita sudah tidak tertarik dengan pembahasannya.

4. Alihkan pembicaraan

Ilustrasi Berbincang dengan Orang Tua (unsplash.com/Logan Weaver)

Jika kamu merasa percakapan terlalu terfokus pada orang tersebut, alihkan pembicaraan ke topik lain yang lebih netral atau umum. Ini dapat membantu mengurangi dorongan mereka untuk terus berbicara tentang diri mereka sendiri.

Cobalah untuk mulai mengajukan pertanyaan mengenai orang lain di sekitar atau mulai ke topik pekerjaan. Hal ini dapat memperluas topik dan mengalihkan alur cerita dari lawan bicara kita.

5. Fokus pada hal positif selama percakapan

Ilustrasi Mengamati (unsplash.com/Jake Oates)

Saat seseorang berbagi cerita yang mungkin memanggil perhatian, fokuslah pada aspek yang positif dan berikan umpan balik yang sesuai. Dengan cara ini, kamu dapat mengubah dinamika percakapan menjadi sesuatu yang lebih seimbang dan berbagi pengalaman secara saling menguntungkan. Jika memang sulit untuk dihentikan cukup ambil nilai positifnya saja karena kita sudah rugi waktu jadi jangan sampai hal ini tidak memberi impact positif untuk kita sendiri.

6. Jadilah terbuka dan jujur

IlustrasiCurhat (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Jika kamu merasa bahwa orang tersebut terlalu banyak bercerita dan kamu tidak dapat mengatasi situasi tersebut sendiri, jadilah terbuka dan jujur dengan mereka. Sampaikan dengan sopan bahwa kamu menghargai keinginan mereka untuk berbagi, tetapi juga perlu menjaga keseimbangan dalam percakapan.

7. Pertimbangkan waktu dan tempat

Ilustrasi Tenang (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Konteks sosial sangat penting. Pertimbangkan waktu dan tempat di mana percakapan terjadi. Jika kamu sedang dalam situasi yang lebih pribadi atau formal, misalnya, cobalah membatasi percakapan atau memindahkan topik ke hal-hal yang lebih sesuai dengan situasi tersebut.

Mulailah dengan mengarahkan obrolan ke pekerjaan yang belum selesai atau ketika sedang terburu-buru cukup potong obrolannya dengan sopan dan pamit dari tempat itu atau menjauh dari orang tersebut.

Menghadapi orang yang oversharing bisa menjadi tantangan, tetapi dengan menggunakan strategi-strategi di atas, kamu mungkin dapat mengelola situasi dengan lebih baik. Ingatlah untuk tetap menghormati privasi dan kenyamanan diri sendiri sambil tetap menunjukkan empati kepada orang lain. Dengan demikian, kita dapat menjaga hubungan sosial yang sehat dan saling menghargai satu sama lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us