Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tips Jualan Takjil di Musim Hujan, Waspadai Gak Laku sampai Malam

ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)
ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Ramadan tidak hanya menjadi bulan yang dirindukan oleh umat Islam karena akan berpuasa sebulan penuh. Para pedagang juga bersiap mencari rezeki lebih dengan berjualan takjil atau aneka makanan dan minuman bakal berbuka. Bahkan tak sedikit orang yang sehari-harinya bukan penjual makanan atau minuman pun gak mau ketinggalan.

Kamu mungkin salah satunya. Apakah ini tahun pertamamu ikut berjualan takjil atau sudah menjadi kegiatan tahunan? Kalau dirimu telah memiliki pengalaman tentu akan lebih mudah. Namun, tahun ini Ramadan jatuh di musim hujan. Bahkan beberapa daerah dilanda hujan deras serta angin kencang.

Sering kali hujan lebat turun di sore hari sehingga bakal menyulitkanmu berjualan takjil menjelang waktu berbuka. Belum lagi bila terjadi banjir di sekitar lokasimu berdagang. Ada tujuh tips yang bisa membantumu tetap meraup untung meski jualan takjil di musim hujan. 

1. Buka lebih awal

ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/Khanh Nguyen)
ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/Khanh Nguyen)

Pedagang takjil biasanya baru membuka lapaknya sekitar jam 15.00 atau setelah azan Asar. Bahkan tidak sedikit pedagang yang baru berjualan pukul 16.00 atau lebih sore lagi kalau tempatnya mesti bergantian dengan pedagang lain yang buka sejak pagi. Demikian juga mereka yang berjualan di halaman pertokoan atau perkantoran.

Mereka mesti menunggu toko atau kantor tutup dulu dan parkiran sepi baru bisa berdagang. Ini gak masalah apabila musim kemarau. Memang pembeli baru ramai berdatangan antara 1 hingga 2 jam sebelum waktu berbuka. Namun mengingat sekarang musim hujan, buka lebih awal memperbesar daganganmu bisa tetap habis. 

Jangan sampai kamu baru bersiap-siap berjualan, hujan sudah turun. Ini akan sangat mengurangi jumlah pembeli. Bukalah jam 14.00 atau bahkan 12.00 jika tempatnya memungkinkan. Pilih takjil yang gak gampang basi, bisa ditaruh di kulkas dulu, atau tetap enak setelah dihangatkan kembali.

2. Makanan dan minuman hangat harus ada

ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/Mengtry Lorn)
ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/Mengtry Lorn)

Kalau bulan puasa bertepatan dengan musim kemarau, tentu aneka es laku keras. Bahkan orang menikmati bubur manis dan kolak saja dengan tambahan es. Akan tetapi, di musim hujan minat terhadap minuman dingin pasti menurun. Terlebih dalam kondisi mereka baru berpuasa seharian.

Tanpa minum minuman dingin saja, tubuh sudah terasa dingin. Kalau saat berbuka puasa langsung dihajar dengan es malah bikin gampang sakit. Es tetap ada, tetapi jangan lupa menambahkan aneka minuman hangat seperti teh panas dan wedang ronde.

Pastikan kemasannya juga kuat dan aman untuk suhu panas. Buat makanannya, selain aneka bubur dan kolak, kamu juga dapat menambahkan bakso Malang serta makanan berkuah panas lainnya. Orang-orang terutama yang kehujanan pasti mau menepi buat berbuka puasa dan menghangatkan diri terlebih dahulu.

3. Siapkan tempat yang mampu melindungi dari hujan dan angin

ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/chan vireak)
ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/chan vireak)

Masalah tempat juga harus dipikirkan masak-masak. Di musim kemarau, kamu berjualan hanya dengan menggunakan sebuah meja pun gak masalah. Aneka takjil tinggal ditaruh di atasnya. Makanan dan minuman yang terlihat diharapkan lebih menarik perhatian orang-orang yang melintas.

Namun di musim hujan baik pedagang, pembeli, maupun makanan dan minuman yang dijajakan perlu perlindungan ekstra. Tempatmu berjualan kudu beratap cukup kuat. Juga terdapat penutup di sejumlah sisinya. Kalau sudah rapat begini, saat hujan dan angin kencang tetap aman.

4. Kue dikemas satuan dengan plastik

ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/Hieu Minh)
ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/Hieu Minh)

Penjual makanan dan minuman dituntut untuk selalu memperhatikan kebersihan dagangannya. Di musim kemarau, musuh utama makanan serta minuman ialah debu. Akan tetapi, bukan berarti jualan takjil di musim hujan gak ada tantangannya. Setelah hujan turun kadang banyak sekali lalat.

Pun selagi turun hujan serta angin lumayan kencang, dagangan yang tidak tertutup rapat akan ikut basah. Pastikan aneka kue dikemas satuan dalam plastik biar aman dari hujan dan tetap higienis. Untuk gorengan yang masih panas dapat ditaruh di wadah yang terlindung. Jangan sampai tepungnya tak renyah lagi terkena hujan.

5. Ada preorder dan delivery order lebih baik

ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/Hossam Ashoor)
ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/Hossam Ashoor)

Acara ngabuburit jadi berantakan kalau hujan turun cukup deras. Artinya, pedagang terancam gigit jari. Daganganmu bisa gak laku bahkan hingga malam hari. Maka inovasi sangat diperlukan. Kamu tidak bisa hanya mengandalkan penjualan langsung di tempat mendekati waktu berbuka.

Buat pre-order dan sediakan layanan pengantaran tanpa orang harus membeli dalam jumlah yang sangat besar. Kalau sudah ada pemesan, dirimu tidak perlu membuat atau menerima titipan takjil terlalu banyak. Kamu lebih bisa memastikan semuanya akan habis terjual. Sekalipun dirimu juga hendak tetap membuka lapak, tetapi lebih banyak menu sudah dipesan sehingga aman dari potensi kerugian.

6. Berjualan di rumah tingkatkan keamanan

ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)
ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)

Di tahun-tahun sebelumnya kamu berjualan di pinggir-pinggir jalan dengan perlengkapan seadanya pun tidak masalah sebab kemarau. Tapi musim hujan meningkatkan risiko. Bukan hanya risiko dagangan kehujanan, melainkan juga keselamatanmu di luar ruangan. Oleh sebab itu, buatmu yang gak menyewa tempat permanen untuk menjual takjil manfaatkan rumah saja.

Memang pembeli yang datang langsung ke rumah menjadi lebih terbatas, yaitu para tetangga. Namun, di musim hujan orang juga malas bepergian jauh. Dengan kamu berjualan di kawasan permukiman boleh jadi lebih laku daripada di tepi jalan besar saat turun hujan. Pembeli yang lebih jauh seperti teman-teman dapat memakai sistem pesan antar.

7. Jaga kesehatanmu, jangan sampai kamu sakit

ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/FOX ^.ᆽ.^= ∫)
ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/FOX ^.ᆽ.^= ∫)

Berjualan merupakan bagian dari bekerja. Tentu kamu merasa capek baik tinggal menjual kembali titipan takjil dari orang-orang maupun membuat semuanya sendiri. Belum lagi dirimu juga sedang berpuasa dan hari-hari hujan terus. Jaga kesehatanmu sebaik mungkin biar gak drop dan dapat berjualan setiap hari sembari berpuasa.

Untukmu yang tetap berjualan di tepi jalan wajib membawa perlengkapan seperti jaket, jas hujan, dan sepatu bot. Cegah kamu kebasahan serta kedinginan berjam-jam. Minimal ada satu orang yang membantumu berdagang biar nanti bisa gantian berbuka meski hanya sebentar-sebentar. Jangan sampai saking banyaknya pembeli, dirimu terlambat berbuka puasa dan membuat energimu sangat terkuras.

Berjualan takjil di bulan Ramadan bukan hanya untuk menguntungkan pedagang. Dengan kamu menjual takjil, masyarakat yang ingin berbuka puasa tanpa repot memasak sendiri berbagai menu juga amat terbantu. Walau kamu jualan takjil di musim hujan, semoga daganganmu laris manis dan penuh berkah, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us