Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Cara Berhenti Mengingat Kenangan Negatif di Masa Lalu, Move On!

ilustrasi menangis (pexels.com/karolinagrabowska)
ilustrasi menangis (pexels.com/karolinagrabowska)

Terkadang, ingatan akan kesalahan, kegagalan, atau pengalaman traumatis dapat terus menghantui pikiran, bahkan hingga bertahun-tahun. Pengalaman-pengalaman buruk tersebut terasa seperti beban hingga mengganggu kemampuan untuk menikmati kehidupan saat ini.

Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi, kamu memiliki kekuatan untuk mengubah cara merespons dan memproses kenangan-kenangan tersebut. Untuk menemukan kedamaian pikiran dan kebahagiaan saat ini, berikut beberapa cara berhenti mengingat kenangan negatif di masa lalu.

1. Kenali pemicunya

ilustrasi couple berbicara hal yang serius (pexels.com/rdne)
ilustrasi couple berbicara hal yang serius (pexels.com/rdne)

Salah satu langkah penting dalam menghentikan kecenderungan untuk terus-menerus mengingat kenangan negatif di masa lalu adalah dengan mengenali hal-hal yang memicu sensasi tidak menyenangkan dari masa lalu. Dengan mengenali pemicunya, seseorang dapat memutuskan bagaimana meresponsnya, entah dengan menghindarinya atau dengan mencoba mengatasi ketidaknyamanan yang mereka timbulkan.

Mengerti mengapa kenangan tersebut muncul juga dapat membantu diri merasa lebih dalam kontrol dan memandangnya dengan lebih bijak. Mengasosiasikan pemicu-pemicu ini dengan kenangan yang menyenangkan juga bisa membantu, seperti menghubungkan aroma jeruk dengan kegiatan yang menyenangkan sehingga otak belajar mengaitkan mereka dengan perasaan positif.

2. Menerima segala emosi yang muncul

ilustrasi menghibur teman yang sedih (pexels.com/karolinagrabowska)
ilustrasi menghibur teman yang sedih (pexels.com/karolinagrabowska)

Terkadang, sulit untuk menghadapi emosi negatif yang muncul akibat kenangan menyakitkan. Meskipun terasa lebih mudah untuk menghindarinya, mengabaikan perasaan tersebut sebenarnya dapat mengganggu proses pemulihan. Dilansir Psych Central, Dr Holly Schiff, seorang psikolog klinis yang berbasis di Greenwich, menekankan pentingnya untuk memberi diri waktu dan ruang untuk duduk dengan emosi, daripada menutupinya.

Membuat keputusan sadar untuk mengendalikan situasi dan melepaskan kenangan yang menyakitkan, kamu dapat memulai perjalanan menuju pemulihan. Meskipun proses ini membutuhkan waktu dan latihan, penting untuk merayakan setiap kemajuan kecil yang dicapai dalam proses ini.

3. Beri kasih sayang pada diri sendiri

ilustrasi dua wanita memotret makanan (pexels.com/marcusaurelius)
ilustrasi dua wanita memotret makanan (pexels.com/marcusaurelius)

Bersikap lembut pada diri sendiri dan memberi kasih sayang pada diri sendiri dapat membuat keadaan lebih baik. Saat mengalami kesulitan untuk melepaskan kenangan negatif, sering kali kita cenderung menyalahkan diri sendiri, namun Dr. Schiff menekankan pentingnya untuk memperlakukan diri  dengan kelembutan seperti memperlakukan seorang teman.

Hal ini dapat dimaknai dengan memberikan perlakuan yang penuh kasih kepada diri sendiri dan melibatkan diri dalam perawatan diri. Menjaga kesejahteraan diri adalah langkah penting yang akan memberikan perasaan lebih kuat dan lebih baik. Berfokus pada kasih sayang terhadap diri sendiri juga dapat memperkuat hubungan positif dengan diri sendiri dan mengurangi dampak kenangan negatif dari masa lalu.

"Merawat diri sendiri adalah hal yang sangat penting dan hal itu juga membuatmu merasa lebih berdaya," jelas Dr. Schiff.

4. Mengalihkan pikiran

ilustrasi berada depan laptop (pexels.com/vladakarpovich)
ilustrasi berada depan laptop (pexels.com/vladakarpovich)

Menginstruksikan diri sendiri untuk tidak memikirkan sesuatu dapat berisiko memperkuat pemikiran tersebut. Oleh karena itu, alihkan perhatian dengan menemukan tugas atau aktivitas yang membuat kamu sibuk.

Misalnya, berolahraga, menelepon teman untuk berbicara tentang topik yang berbeda, atau menyelesaikan proyek rumah tangga. Dengan melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi, kamu dapat mengubah aliran pikiran dan mencegah terus terpaku pada kenangan yang menyedihkan.

5. Mengungkapkannya secara verbal

ilustrasi kedua wanita bercengkrama (pexels.com/cliffbooth)
ilustrasi kedua wanita bercengkrama (pexels.com/cliffbooth)

Berbicara dengan anggota keluarga atau teman tentang apa yang dirasakan dapat membantu mengurangi kecemasan dan rasa malu yang terkait dengan pikiran-pikiran tersebut. Lebih dari itu, dengan berbagi cerita kepada orang lain, juga dapat memberikan sudut pandang yang berbeda dan bahkan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang sedang terjadi dalam hidup.

Jika kamu tidak memiliki orang yang dapat diajak bicara, menggunakan jurnal sebagai sarana untuk mengekspresikan pikiran-pikiran juga merupakan langkah yang baik. Dengan menuliskan pikiran-pikiran tersebut, kamu dapat melepaskan beban pikiran negatif tersebut dan beralih ke tindakan yang lebih produktif. 

"Membicarakan hal ini dengan orang lain membuatmu merasa lebih didukung, membuat pikiran-pikiran tersebut terasa kurang menakutkan, tetapi juga membuatmu merasa lebih didukung dan diberi pemahaman tentang situasi yang sedang dialami," jelas Ali Mattu, PhD, psikolog klinis, dilansir Real Simple.

6. Menulisnya di jurnal

ilustrasi belajar menggunakan laptop (pexels.com/karolinagrabowska)
ilustrasi belajar menggunakan laptop (pexels.com/karolinagrabowska)

Menuliskan fakta-fakta mengenai pengalaman buruk ke dalam jurnal juga dapat membantu, seperti yang dijelaskan oleh Amy Morin, LCSW, seorang psikoterapis dan penulis buku terlaris internasional, dilansir Verywell Mind. Mencoba untuk menekan kenangan buruk seringkali justru membuatnya semakin sering terlintas dalam pikiran.

Oleh karena itu, terapi paparan dapat membantu dalam menghadapi hal tersebut. Terapi ini biasa digunakan oleh terapis untuk membantu individu yang mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Salah satu metodenya adalah dengan berbicara tentang pengalaman tersebut sampai perasaannya tidak lagi terasa begitu mengancam.

Menuliskan pengalaman-pengalaman tersebut dalam jurnal, seseorang dapat menggambarkan fakta-fakta secara objektif, tanpa terjebak dalam perasaan yang mengerikan. Hal ini dapat membantu otak untuk mengatur ulang cara penyimpanan kenangan tersebut, sehingga akan merasa kurang terganggu saat mengingat kembali kenangan tersebut.

7. Menerima kekurangan diri

ilustrasi mahasiswa seni dan desain (pexels.com/olly)
ilustrasi mahasiswa seni dan desain (pexels.com/olly)

Perfeksionis sering kali membuat kenangan terasa lebih menyiksa, terutama jika selalu mengejar kesempurnaan dan takut untuk melakukan kesalahan. Menerima kekurangan diri adalah langkah pertama dalam proses pertumbuhan pribadi dan kesejahteraan emosional.

Menerima bahwa diri sendiri tidak sempurna, bisa membantu mengubah cara melihat kenangan tersebut. Dengan menerima diri sendiri, seseorang bisa mengurangi dampak emosional dari kenangan yang buruk dan memungkinkan diri untuk tumbuh dan berkembang tanpa terbebani oleh masa lalu.

8. Memandangnya dengan positif

ilustrasi wanita menggunakan laptop (pexels.com/olly)
ilustrasi wanita menggunakan laptop (pexels.com/olly)

Melihat sisi positif dari kenangan negatif memainkan peran penting dalam proses penyembuhan dan pertumbuhan pribadi. Saat diri mampu menemukan aspek positif dalam pengalaman yang sulit atau menyakitkan, ini dapat membuka pintu untuk pemulihan emosional yang lebih baik.

Melihat sisi positif dapat membantu menemukan makna dan pembelajaran di balik kesulitan yang dialami. Ini memungkinkan untuk memperoleh wawasan baru tentang diri sendiri, mengasah kemampuan untuk mengatasi tantangan, dan memperkuat ketahanan kita terhadap stres masa depan.

Selain itu, menemukan sisi positif dalam kenangan negatif juga dapat membantu membangun apresiasi yang lebih besar terhadap kehidupan dan meningkatkan rasa syukur atas pengalaman-pengalaman baik yang mungkin timbul dari kesulitan tersebut. Dengan melihat sisi positif dari kenangan negatif, siapa pun dapat membuka jalan menuju pertumbuhan pribadi yang lebih baik. 

Menjauhkan diri dari kenangan negatif di masa lalu memang bukanlah tugas yang mudah, namun hal ini bisa untuk dilakukan. Ingatlah bahwa untuk behenti mengingat kenangan negatif tentu memerlukan waktu dan kesabaran serta upaya yang konsisten. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shasya Khairana
EditorShasya Khairana
Follow Us