Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Tips Punya Tetangga Lansia yang Tinggal Sendirian, Wajib Care

ilustrasi lansia (pexels.com/Picas Joe)

Lansia dapat tinggal seorang diri di rumahnya karena berbagai sebab. Pertama, ia memang tidak menikah. Kedua, dia menikah tetapi pasangannya telah berpulang dan mereka tak dikaruniai momongan. Ketiga, ada anak-anak tapi mereka merantau dan lansia tersebut berkeras untuk tetap tinggal di rumahnya.

Pada dasarnya, hidup bertetangga memang harus saling peduli. Akan tetapi, adanya tetangga yang sudah lanjut usia dan tinggal sendirian membutuhkan perhatian khusus. Kondisinya jelas sudah gak seprima orang yang lebih muda. Apalagi tetangga lansia yang tinggal sendirian, risiko terjadinya bahaya padanya tanpa diketahui siapa pun menjadi lebih tinggi.

Kamu dan tetangga lainnya mesti menunjukkan sikap care. Hindari merasa tidak punya tanggung jawab apa pun hanya lantaran kalian gak ada hubungan kekeluargaan. Justru tetangga adalah keluarga yang paling dekat. Lakukan delapan hal berikut secara konsisten untuk memastikan kesejahteraannya.

1. Menyapa dan mengobrol setiap bertemu

ilustrasi lansia (pexels.com/cottonbro studio)

Menyapa tetangga apalagi yang usianya di atasmu merupakan bentuk kesopanan. Jangan menjadikan jauhnya selisih usia kalian sebagai pembenaran untukmu bersikap cuek. Malah kamu harus lebih sopan lagi pada tetangga yang sudah lanjut usia ini. Kalau pendengarannya melemah, dekati dulu baru menyapanya biar suaramu terdengar.

Jika dirimu tidak sedang terburu-buru, berhentilah sejenak buat berbincang-bincang. Tanyakan kabarnya, sedang melakukan apa, hendak pergi-pergi atau tidak, dan sebagainya. Lansia kerap kesepian, terlebih dia tinggal seorang diri. Obrolan singkat denganmu membantunya merasa lebih baik dan bersemangat menjalani hari.

2. Jangan ragu datang ke rumahnya dan bawa oleh-oleh

ilustrasi lansia (pexels.com/Kindel Media)

Alangkah baiknya jika tetangga yang lebih muda sepertimu mau meluangkan waktu untuk sesekali mengunjungi tetangga yang sudah lanjut usia. Datanglah di luar jam tidur siang dan jangan terlalu malam. Sore hari sekitar pukul 16.00 atau jam 10.00 di hari libur menjadi saat yang tepat untukmu bertamu.

Jangan lupa bawakan oleh-oleh berupa makanan yang masih bisa dikonsumsinya. Hindari makanan dengan tekstur keras atau alot sebab giginya mungkin sudah gak lengkap atau goyang. Bukan pula makanan yang terlalu asin atau manis karena dapat memperburuk kondisi kesehatannya.

Buah segar dan kue dengan rasa manis yang tidak berlebihan cocok sekali menjadi buah tangan. Juga teh dan beberapa bahan makanan yang dapat diolahnya sendiri. Contohnya, bihun, telur, beras, dan sebagainya. Ini membantunya mengurangi bepergian demi belanja.

3. Saling bertukar nomor telepon

ilustrasi lansia (pexels.com/Kindel Media)

Baik tetanggamu yang lansia menggunakan HP model smartphone  maupun lama yang hanya bisa buat menelepon dan SMS, tetaplah meminta nomornya. Begitu pula kamu memberikan nomormu agar disimpannya. Tujuannya, biar kalian lebih mudah berkomunikasi kapan saja diperlukan.

Sebagai anak muda yang sibuk, kamu tentu tidak setiap waktu di rumah atau bisa mengunjunginya. Dengan tahu nomor masing-masing, dirimu dapat mengecek keadaannya. Sebaliknya, tetangga lansia pun bisa sewaktu-waktu menghubungimu bila memerlukan bantuan. Bukan cuma ketua RT yang perlu menyimpan nomor lansia tersebut.

4. Jika ia mengizinkan, simpan juga nomor anak atau saudaranya

ilustrasi lansia (pexels.com/Kampus Production)

Setelah hubungan kalian cukup dekat dan kamu tahu pasti ia masih memiliki anak atau saudara, tanyakan apakah dirimu boleh meminta nomor salah satu dari mereka? Apalagi kalau posisi rumahmu paling dekat dengannya. Tetangga yang lansia biasanya sudah tahu bahwa maksudmu baik.

Namun jika dia tetap bertanya, katakan bahwa barangkali kapan-kapan diperlukan saat ia sakit dan keluarganya perlu dihubungi. Bahkan orang yang telah amat berumur boleh jadi terlebih dahulu memberikan nomor telepon salah satu keluarganya padamu. Ia sadar bahwa berbagai hal buruk bisa terjadi kapan saja apalagi di usianya sekarang.

5. Tawarkan bantuan sebelum ia memintanya

ilustrasi lansia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dalam kesehariannya, lansia mungkin kesulitan melakukan beberapa hal seorang diri. Contohnya, berkendara untuk berbelanja yang agak jauh. Apalagi ketika kesehatannya terganggu, mungkin bangkit dari tempat tidur pun ia tidak bisa. Oleh sebab itu, kamu perlu sering mengatakan padanya agar tidak usah segan kalau butuh bantuan apa pun.

Sampaikan bahwa ia tinggal meneleponnya dan dirimu akan berusaha membantunya sekuat tenaga. Ketika kamu hendak belanja bulanan, tawarkan juga dia hendak titip sesuatu atau tidak. Kalau lansia gak terlebih dahulu sering ditawari begini, biasanya ia akan merasa sungkan untuk minta bantuan sekecil apa pun pada orang yang jauh lebih muda.

6. Sehari saja tak tampak, telepon atau cek ke rumah

ilustrasi lansia (pexels.com/Kindel Media)

Jika tetanggamu yang masih semuda kamu gak tampak 1 atau 2 hari, kemungkinan besar dia hanya sedang bertugas ke luar kota atau malah berlibur. Namun, tidak demikian dengan tetanggamu yang sudah lanjut usia. Keterbatasan gerak membuatnya gak bisa bepergian jauh sendirian.

Bila ada saudara yang menjemputnya, tentu seharusnya ada tetangga yang melihatnya. Maka kalau tidak tampak ada tamu di rumahnya tetapi pintu rumahnya tertutup rapat seharian, segeralah mengecek keberadaannya. Cobalah meneleponnya. Jika telepon tak kunjung diangkat atau suaranya sangat lemah, bergegaslah ke rumahnya untuk memastikan keadaannya.

7. Gak usah cerewet soal anak-anaknya

ilustrasi lansia (pexels.com/Kindel Media)

Kesendiriannya mungkin membuatmu terheran-heran. Terlebih kamu tahu bahwa ia mempunyai beberapa anak yang sudah dewasa. Menurutmu, telah seharusnya mereka merawat orangtua yang sudah lanjut usia. Akan tetapi, jangan mengatakan apa pun yang bernada menghakimi anak-anaknya.

Dirimu tidak tahu seperti apa hubungan mereka. Anak-anaknya belum tentu bersalah dan gak peduli pada orangtuanya. Ada orangtua yang memang berkeras menolak tinggal bersama anak. Ia memilih untuk hidup sendiri sampai maut menjemput atau setidaknya selama kondisinya masih sadar.

Dapat pula ada masalah serius dalam keluarganya yang membuat mereka sulit menerimanya kembali. Apa pun itu, kamu tak perlu ikut campur. Tugasmu sekadar menjadi tetangga yang baik serta siap sedia seandainya terjadi sesuatu padanya.

8. Sesekali undang ke rumah

ilustrasi lansia (pexels.com/Ivan Samkov)

Kamu tidak hanya perlu sesekali berkunjung ke rumahnya biar lebih tahu kondisi hidupnya. Kunjungan sebaliknya juga sebaiknya diadakan. Caranya, dengan dirimu sebagai tuan rumah terlebih dahulu mengundang tetangga lansia buat datang. Contohnya, ketika ada acara syukuran di rumahmu.

Dengan undangan tersebut, tetangga yang lansia lebih merasa keberadaannya dihargai. Ia juga menjadi bisa merasakan suasana kekeluargaan di rumahmu. Lain dengan saat hanya kamu yang sesekali mampir ke rumahnya karena pasanganmu bekerja dan anak-anak bersekolah. Tetangga lansia ini bakal merasa seperti memiliki keluarga lagi.

Tetangga lansia yang tinggal sendirian perlu didekati dan diberi perhatian. Jangan malah seakan-akan ia dianggap gak berguna lagi karena kondisinya sudah lemah dan tidak bekerja. Meski sulit untuknya ikut dalam berbagai kegiatan yang menuntut stamina tinggi, jangan dikucilkan. Semua orang di lingkungan itu perlu menyadari adanya tanggung jawab bersama untuk memastikan kesejahteraannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us