9 Tips Melawan Dorongan Belanja Pakaian Terus, Cek Isi Lemarimu

Berapa uang yang kamu habiskan untuk membeli pakaian baru setiap bulannya? Benarkan pakaian lamamu sudah rusak semua, sehingga dirimu harus membeli penggantinya? Kemungkinan besar kamu tidak benar-benar memerlukan pakaian sebanyak itu.
Dirimu cuma kesulitan untuk menahan godaan berbelanja pakaian. Seperti halnya pemborosan di sektor lain, belanja pakaian yang tak terkendali juga akan menimbulkan masalah keuangan di kemudian hari di samping kesia-siaan. Kamu harus segera belajar menahan godaan tersebut dengan cara sebagai berikut.
1. Menghitung jumlah pakaian yang telah dimiliki

Terus membeli pakaian tidak berarti kamu gak punya pakaian yang masih layak untuk dikenakan. Sering kali ini hanya disebabkan oleh kurangnya kesadaranmu atas jumlah pakaian yang sudah dimiliki. Bahkan, kamu telah melupakan beberapa pakaian yang belum pernah atau baru dipakai sekali.
Tugas pertamamu, agar bisa menahan godaan kembali membeli pakaian ialah memeriksa isi lemari. Keluarkan semua pakaian dan tata berdasarkan jenisnya. Lalu. jumlahkan setiap jenis pakaian tersebut. Kamu bakal kaget sendiri karena ternyata pakaianmu sudah banyak dan menyadarkanmu buat tidak menambahnya dulu.
2. Mencermati kondisi pakaian-pakaian tersebut

Jika kamu selalu dihantui kecemasan kalau-kalau pakaian di dalam lemari telah kurang layak untuk dipakai ke berbagai acara, mari memeriksanya. Jangan mengambil keputusan buat membeli pakaian tanpa dirimu terlebih dahulu mengecek kondisi pakaian yang ada. Balik-balik setiap lipatannya, perhatikan warnanya, periksa kancing, ritsleting, atau kolornya lalu putuskan suatu pakaian masih bisa dikenakan atau tidak.
Meski beberapa di antaranya barangkali memang sudah rusak, sebagian besarnya pasti masih cukup bagus. Paling-paling cuma kusut karena lama tertumpuk di lemari atau terkena bubuk kayu lemari. Kamu bisa mencuci semua pakaian yang masih bagus tetapi gak pernah dipakai itu, menyetrikanya sampai licin, dan pakaian-pakaian tersebut tampak seperti baru lagi.
Ingat bahwa pakaian yang sedikit rusak pun tak harus langsung dibuang. Sedikit robekan dapat dijahit. Kancing yang lepas atau ritsleting yang macet juga bisa diganti sehingga dirimu tidak perlu sering berbelanja pakaian.
3. Memikirkan kembali berapa banyak acaramu di luar rumah

Pakaian baru lebih dibutuhkan kalau kegiatanmu di luar rumah banyak. Namun, jika dirimu lebih sering di rumah, cuma pergi ke kantor atau kampus setiap hari, bahkan kerap harus mengenakan seragam; kebutuhanmu akan pakaian sebenarnya tidak seberapa. Memakai pakaian yang sama dalam beberapa kesempatan bukanlah hal yang memalukan.
Kamu tidak harus terus mengganti pakaian. Bahkan beberapa model pakaian bisa digunakan untuk bekerja sekaligus menghadiri acara lain. Contohnya, pakaian batik yang pantas dikenakan saat ke kantor dan cocok pula untuk kondangan. Kamu yang cewek tak perlu membeli pakaian khusus buat memenuhi undangan pernikahan.
4. Menetapkan waktu untuk membeli pakaian

Perilaku impulsifmu ketika berbelanja pakaian harus dikendalikan dengan membuat aturan yang tegas. Alih-alih membelinya kapan pun kamu menginginkannya, tetapkan waktu tertentu. Misalnya, dirimu hanya akan membeli pakaian baru dua kali dalam setahun. Biar jelas, tentukan juga kapan saja itu.
Seperti pertengahan tahun buat kegiatan hiburan setelah 6 bulan bekerja dan menahan dorongan membeli pakaian. Satu kali lagi pada akhir tahun ketika banyak diskon. Di luar waktu itu kamu harus disiplin dalam menahan diri dari kegiatan berbelanja pakaian. Aplikasi belanja bisa dihapus dulu dan kelak diinstal lagi mendekati jadwalmu belanja pakaian.
5. Utamakan kualitas ketika membeli pakaian

Mengutamakan kualitas pakaian yang dibeli tidak berarti kamu harus membeli yang harganya paling mahal. Harga harus tetap sesuai dengan kemampuan. Namun, perhatikan juga bahan yang digunakan, kekuatan jahitan, kualitas sablon, serta warnanya mudah pudar atau tidak.
Meski harganya agak lebih mahal daripada produk sejenis, masa pakainya yang lebih lama membuatmu gak perlu sering membelinya lagi. Kalau kamu sudah punya pengalaman bagus saat berbelanja di sebuah toko pakaian, lebih baik berlangganan di sana daripada coba-coba di toko lain demi harga miring, tapi kualitasnya ternyata mengecewakan. Pakaian berkualitas baik bisa tahan lebih dari setahun meski sering dipakai dan dicuci.
6. Jangan merasa terlalu diperhatikan orang

Dorongan buat terus membeli pakaian juga menguat apabila kamu terlalu cemas bakal diperhatikan orang lain dari kepala sampai kaki. Kamu merasa mereka pertama kali fokus ke pakaianmu sehingga dirimu takut terlihat buruk dengan setelan lama. Padahal, orang-orang yang bertemu denganmu biasanya gak seperhatian itu.
Mereka melihatmu sekilas-sekilas saja. Tidak mungkin sampai dengan serius menghitung jumlah pakaianmu. Kalaupun pakaianmu gak banyak, itu juga sama sekali tak merugikan mereka selama dirimu tampil bersih dan wangi. Sayang bila kamu membelanjakan terlalu banyak uang buat pakaian baru, tetapi ternyata mereka tetap gak memperhatikannya.
7. Pilih model dan warna pakaian yang mudah dipadukan

Cara berpakaian akan terlihat tidak membosankan kalau kamu bisa memadukan atasan dan bawahan yang berbeda-beda. Pakaian perempuan dengan model terusan lebih sulit dipadukan dengan apa pun, sehingga mudah dihafal oleh orang lain. Biar lebih hemat, belilah atasan dan bawahan.
Dirimu masih dapat memilih beberapa pakaian berwarna mencolok, tetapi disarankan untuk lebih banyak warna pastel. Pakaian berwarna kalem bisa dipadukan dengan warna apa saja termasuk yang mencolok. Namun, dua warna mencolok yang berbeda tidak serasi bila digabungkan.
8. Menghitung uang yang bisa dihemat bila tak terlalu sering belanja pakaian.

Gak cuma jumlah pakaian yang perlu lebih disadari, tetapi juga besar uang yang biasanya kamu gunakan untuk membelinya. Katakanlah setiap bulan dirimu menghabiskan Rp1 juta untuk membeli pakaian baru. Dalam 6 bulan berarti anggaranmu untuk belanja pakaian berjumlah Rp6 juta dan Rp12 juta dalam setahun.
Bayangkan bila dirimu dapat mengurangi kegiatan belanja pakaian menjadi dua kali saja dalam setahun. Kamu bisa menghemat 10 juta rupiah dan ini senilai jumlah minimal deposito di bank. Uang yang biasanya cuma habis buat beli pakaian ternyata dapat diinvestasikan. Dalam 5 tahun, kamu memiliki deposito sebesar Rp50 juta. Nilai yang sangat besar, bukan?
9. Meningkatkan kepercayaan diri

Benar bahwa selain melindungi tubuh, pakaian juga berfungsi buat menaikkan kepercayaan diri pemakainya. Kamu tentu merasa lebih percaya diri ketika mengenakan pakaian yang bagus ketimbang yang sudah bolong-bolong. Namun, keliru apabila kamu menggantungkan kepercayaan diri pada helaian kain.
Apa pun yang dikenakan, kepercayaan diri harus ditumbuhkan dari dalam dirimu terlebih dahulu. Pakaian sifatnya hanya meningkatkan rasa percaya diri tersebut. Maka jangan menaruh kepercayaan diri pada pakaian baru, merek, atau harganya yang melebihi kemampuanmu. Jika kepercayaan dirimu baik, kamu memakai pakaian apa saja juga tampak keren.
Meski pakaian termasuk dalam kebutuhan primer, bukan berarti dirimu mesti sering membelinya. Belilah pakaian dengan kesadaran penuh saat pakaian lama sudah rusak atau kekecilan. Kamu akan jauh lebih hemat dan dapat memakai uangnya untuk hal-hal lain yang lebih penting.