Pameran Didit Hediprasetyo Angkat Isu Mental Lewat Terapi Seni

- Desainer Didit Hediprasetyo curahkan emosi dan perasaannya melalui seni pasca pandemi COVID-19 lima tahun lalu.
- Didit Hediprasetyo Foundation menggelar pameran seni bertajuk "Expression of The Journey" untuk memajukan kreativitas seniman dengan pendekatan yang berbeda.
- Pameran ini merupakan hasil kerjasama anak-anak panti asuhan, anak sekolah, dan orang dewasa yang telah mengikuti sesi art therapy.
Jakarta, IDN Times - Momen COVID-19 yang telah berlalu lima tahun silam, membuat desainer Didit Hediprasetyo mencurahkan emosi dan perasaannya melalui seni. Terapi seni membantunya melalui kecemasan dan memulai perjalanan penyembuhan diri sendiri.
Di tahun 2023, ia mendirikan Didit Hediprasetyo Foundation sebagai respons terhadap meningkatnya tantangan kesehatan mental. Bersama dengan praktisi seni asal Meksiko, Monica Ogaz, Didit Hediprasetyo Foundation menggelar pameran seni bertajuk "Expression of The Journey" pada Jumat (3/5/2025) di The Dharmawangsa, Jakarta.
1. Didit Hediprasetyo Foundation jadi wadah untuk mengekspresikan seni secara luas

Didit Hediprasetyo Foundation berkomitmen untuk menciptakan ruang-ruang aman yang menggabungkan seni dengan pengalaman personal. Pameran ini merupakan inisiatif Didit Hediprasetyo Foundation untuk memajukan kreativitas seniman, desainer, atau pelaku industri kreatif melalui pendekatan yang berbeda.
"Kami telah bekerja bersama-sama untuk menjelajahi karya kreatif dalam diri. Semuanya memulai dari perjalanan penyembuhan saya sendiri, bagaimana kami memulai proses dalam diri semasa pandemik dan bekerja menuju ekspresinya di kanvas," ucap Didit saat ditemui pada Jumat (3/5/2025) di The Dharmawangsa Jakarta.
Lewat yayasan tersebut, Didit juga berkomitmen mempromosikan kesejahteraan mental dengan mendukung pendidikan holistik, beasiswa untuk calon praktisi yoga dan meditasi, serta menciptakan wadah untuk mengekspresikan seni.
“Pameran ini bukan hanya penghormatan atas keberanian anak-anak ini, tetapi juga ajakan untuk mengakui bahwa seni adalah bagian penting dari kesejahteraan mental, terutama sejak usia dini," ungkap Didit.
2. Didit berkolaborasi dengan praktisi seni Monica Ogaz asal Meksiko

“Kami percaya bahwa penyembuhan dan pertumbuhan dimulai dari kemampuan untuk mengekspresikan hal-hal yang tidak selalu bisa diungkapkan dengan kata-kata,” ujar Didit.
Sebagai bentuk komitmennya, Didit Hediprasetyo Foundation menghadirkan pameran bertajuk Expression of the Journey. Hasil karya dalam pameran tersebut merupakan karya anak-anak kerjasama dari anak-anak panti asuhan, anak sekolah, bahkan orang dewasa yang telah mengikuti sesi art therapy.
Salah satu pilar program dalam Didit Hediprasetyo Foundation adalah art therapy. Pameran ini berkolaborasi dengan Monica Ogaz, terapis seni bersertifikat asal Meksiko.
Monica mengatakan, "Semua lukisan ini merupakan hasil dari perjalanan yang telah kami lakukan selama tiga tahun semasa pandemik. Kemudian, kami ingin berbagi proses ini dengan semua orang. Jadi, kami melakukannya bersama banyak orang."
"Ini bukan tentang lukisan yang indah. Ini bukan lukisan yang indah. Beberapa lukisan ini memang indah, tapi yang menakjubkan adalah prosesnya. Proses yang membuat kita terhubung dengan emosi kita. Lukisan ini bukan tentang melakukan sesuatu yang figuratif," katanya.
3. Mengajak anak-anak panti asuhan dengan mengadakan sesi terapi seni

Sebelum pameran, Monica mengadakan terapi seni bersama anak-anak yatim piatu dari Yayasan Bima Azzahra dan Panti Asuhan Pondok Kasih Agape. Lewat sesi ini, anak-anak belajar mengekspresikan pengalaman hidup dan emosional melalui lukisan.
Monica menambahkan, “Selama sesi, para peserta diajak untuk membalik lukisan mereka, menutup mata, bahkan menukar karya mereka dengan orang lain. Tindakan sederhana ini bukan tentang teknik, tapi tentang belajar melepaskan, memercayai proses, dan berlatih kemurahan hati kepada orang lain. Lewat ini, kami menemukan bahwa seni bukan hanya tentang individu, tapi juga tentang pengalaman kolektif—sebuah ekspresi bersama atas kemanusiaan kita.”
Hasil karya di pameran mengingatkan bahwa setiap orang memiliki berbagai latar belakang yang berbeda. Setiap orang unik dengan caranya masing-masing. Meski berbeda, ada kekuatan yang menyatukan perbedaan tersebut.
Program ini juga mencakup sesi terapi seni interaktif bagi anak-anak usia 6–15 tahun yang difasilitasi oleh Monica, dengan fokus pada pengaturan emosi dan perilaku melalui eksplorasi kreatif. Didit Hediprasetyo Foundation lewat pameran ini, menegaskan bahwa kesejahteraan dan kreativitas dapat diakses semua orang.