Puasa Katolik, Mulai dari Aturan hingga Sejarah

Umat Katolik melakukan puasa dan pantang pada masa prapaskah

Dalam Agama Katolik, nyatanya terdapat tradisi berpuasa yang diwajibkan bagi para umatnya. Tata cara dan tradisi dari puasa Katolik ini sedikit berbeda dari puasa pada agama lain. Aturan mengenai puasa Katolik tercantum dalam Kitab Hukum Kanonik (Kan. 1249), yang berbunyi sebagai berikut.

"Semua orang beriman Kristiani wajib menurut cara masing-masing melakukan tobat demi hukum Ilahi; tetapi agar mereka semua bersatu dalam suatu pelaksanaan tobat bersama, ditentukan hari-hari tobat, di mana umat beriman kristiani secara khusus meluangkan waktu untuk doa, menjalankan karya kesalehan dan amal-kasih, menyangkal diri sendiri dengan melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara lebih setia dan terutama dengan berpuasa dan berpantang, menurut norma kanon-kanon berikut."

Nah, berikut merupakan serba serbi puasa Katolik yang perlu kamu ketahui, mulai dari tata cara, makna, sampai sejarahnya. Seperti apa sih?

1. Kapan Puasa Katolik dilakukan?  

Puasa Katolik, Mulai dari Aturan hingga Sejarahilustrasi seorang laki-laki berdoa (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Puasa Katolik dilaksanakan pada masa prapaskah, yang diawali pada hari Rabu Abu dan berakhir 40 hari setelahnya sampai pertengahan bulan April, yakni pada hari Jumat Agung. Ada pula umat Katolik yang hanya berpuasa selama dua hari, yakni pada Rabu Abu dan Jumat Agung saja.

Tidak hanya itu, seluruh umat Katolik juga diwajibkan melakukan puasa setiap hari Jumat sepanjang tahunnya. Hal ini disebutkan dalam Kitab Hukum Kanonik (Kan.1250), yang berbunyi demikian, “Hari dan waktu tobat dalam seluruh gereja adalah setiap hari Jumat sepanjang tahun dan juga pada masa prapaskah.”

2. Aturan dalam Puasa Katolik  

Puasa Katolik, Mulai dari Aturan hingga Sejarahilustrasi gereja (pexels.com/Pixabay)

Aturan mengenai puasa dalam Katolik diatur dalam Kitab Hukum Kanonik (Kan.1251), yang berbunyi demikian. "Pantang makan daging atau makanan lain menurut ketentuan Konferensi para Uskup hendaknya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung, memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus."

Tidak hanya itu, ketetapan mengenai puasa Katolik juga diatur dalam Ketentuan Pastoral Keuskupan Regio Jawa (KKR) Pasal 138 no 2B tahun 2015 yang berkaitan dengan kanon 1249-1253 KHK tahun 1983 tentang hari tobat, peraturan puasa, dan pantang. Dalam aturan itu disebutkan bahwa puasa akan dilangsungkan selama Rabu Abu dan Jumat Agung.

Sedangkan pantang dilangsungkan pada Rabu Abu dan 7 buah hari Jumat dari masa prapaskah hingga Jumat Agung. Namun sesuai ketentuan dalam Kitab Hukum Kanonik, maka pantangan dapat dilakukan pada hari Jumat setiap tahun.

3. Tata cara Puasa Katolik  

Puasa Katolik, Mulai dari Aturan hingga Sejarahilustrasi ibu dan anak berdoa bersama (pexels.com/Barbara Olsen)
dm-player

Ketika berpuasa, umat Katolik hanya boleh makan satu kali dalam sehari, bisa saat pagi, siang, maupun malam. Sedangkan ketika berpantangan, umat Katolik tidak diperbolehkan memakan daging dan makanan lain yang disukainya. Tidak hanya makanan, pantangan juga bisa dalam bentuk kegiatan atau hobi, seperti pantang main game atau pantang merokok.

Puasa wajib dilakukan oleh umat Katolik yang sudah berusia di atas 18 tahun sampai 60 tahun. Sedangkan untuk pantangan sendiri wajib dilakukan oleh umat Katolik yang sudah berusia 14 tahun ke atas.

Baca Juga: Doa Orangtua untuk Anak yang sedang Ujian dalam Agama Katolik

4. Asal usul Puasa Katolik  

Puasa Katolik, Mulai dari Aturan hingga Sejarahilustrasi gereja (pexels.com/Thgusstavo Santana)

Kebiasaan berpuasa dan berpantang dituliskan dalam Kitab Suci sebagai kebudayaan Mesir ketika umat Israel dikuasai oleh Mesir. Tujuan puasa ini adalah untuk membersihkan diri dari roh-roh jahat. Tuhan Yesus kemudian juga turut berpuasa di padang gurun selama 40 hari setelah dibaptis.

Tradisi puasa Katolik sudah menjadi bagian integral dari komunitas gereja pada mulanya. Awalnya umat Katolik melangsungkan puasa mingguan pada hari Rabu (untuk mengenang Yesus yang dikhianati) dan Jumat (untuk mengenang kematian-Nya di kayu salib).

Puasa tersebut dikenal sebagai Puasa Hitam, yakni hanya makan sekali sehari dan minum sedikit air sepanjang hari. Tradisi inilah yang hingga saat ini masih dilakukan oleh umat Katolik seluruh dunia.

5. Makna di balik Puasa Katolik

Puasa Katolik, Mulai dari Aturan hingga Sejarahilustrasi orang beribadah (pexels.com/Mikhail Nilov)

Berpuasa dan berpantang sejatinya dilakukan sebagai bentuk pengendalian diri terhadap hal-hal duniawi demi memperoleh hikmat dan kebijaksanaan mengenai nilai-nilai luhur. Memang sulit untuk bisa melepas hal-hal duniawi, namun segala hal yang sifatnya duniawi takkan bertahan kekal. Hanya kasih dan penyertaan Tuhan yang kekal dan tetap untuk selama-lamanya. Untuk itulah, umat Katolik berpuasa dan berpantang.

Tidak hanya itu, puasa dan pantang ini dilakukan pada masa prapaskah, yang merupakan tanda pertobatan, penyangkalan diri, dan pemikulan salib untuk mendekatkan diri pada pengorbanan yang dilakukan Yesus Kristus di atas kayu salib. Pada masa prapaskah, puasa dan pantang juga dibarengi dengan perbuatan amal dengan anggota gereja lainnya. Penting untuk memperhatikan makna dan ketulusan hati ketika berpuasa. Bukan supaya kurus atau supaya hemat, melainkan untuk mendekatkan diri dengan Allah.

Itulah dia serba serbi puasa Katolik yang perlu kamu ketahui. Puasa Katolik bermakna sebagai pengingat sekaligus pengenang pengorbanan Yesus Kristus yang mau rela mati di kayu salib demi membebaskan umat-Nya dari dosa.

Baca Juga: Pemimpin Agama Katolik, Ada Paus hingga Romo

Agnes Z. Yonatan Photo Verified Writer Agnes Z. Yonatan

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Pinka Wima
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya