Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ciri Akhir Tahun Mulai Kehilangan Makna, Apa Kamu Mengalaminya?

akhir tahun
ilustrasi akhir tahun (pexels.com/Matheus Bertelli)
Intinya sih...
  • Akhir tahun dijalani seperti hari kerja biasa, tanpa momen berhenti untuk merenungkan makna setahun terakhir.
  • Pergantian tahun tidak lagi ditunggu-tunggu, kelelahan datang lebih dulu daripada rasa antusias.
  • Kebiasaan kecil menutup tahun perlahan hilang, hidup terasa berjalan tanpa jeda dan momen khusus.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Akhir tahun sering dianggap sebagai momen besar yang seharusnya terasa spesial, padahal bagi sebagian orang justru lewat tanpa kesan apa pun. Hari-hari tetap berjalan, pekerjaan tetap menunggu, dan angka di kalender berganti tanpa menghadirkan perasaan baru. Bukan karena hidupmu sedang buruk, melainkan karena makna akhir tahun perlahan bergeser dari sesuatu yang personal menjadi sekadar perubahan waktu dari tahun ini ke tahun baru.

Saat suasana ramai di luar tidak sejalan dengan apa yang dirasakan di dalam hati, wajar jika muncul rasa asing terhadap momen ini. Lantas mengapa, ya bisa seperti itu? Berikut ciri akhir tahun yang mulai kehilangan makna.

1. Menjalani akhir tahun secara otomatis

bekerja
ilustrasi bekerja (pexels.com/Anamul Rezwan)

Akhir tahun dijalani seperti hari kerja biasa, bangun pagi, menyelesaikan urusan, lalu tidur tanpa merasa ada yang perlu ditandai. Tidak ada momen berhenti untuk sekadar bertanya apakah setahun terakhir benar-benar bermakna atau hanya terlewati begitu saja. Kalender berganti angka, tetapi rasanya sama seperti minggu lalu atau bulan lalu. Semua berjalan lancar di luar, tapi terasa kosong di dalam.

Kondisi ini sering terjadi saat hidup terlalu sibuk untuk sekadar disadari, bukan karena tidak peduli, melainkan karena tidak sempat. Kamu mungkin tetap hadir di perayaan akhir tahun, ikut hitung mundur, atau mengunggah sesuatu, tetapi semuanya terasa seperti formalitas. Tubuh  ada di tempatnya, pikiran sudah jauh ke hari berikutnya. Pada titik ini, akhir tahun berubah menjadi rutinitas otomatis, bukan lagi sebuah penanda perjalanan hidup.

2. Tidak lagi menunggu pergantian tahun

pergantian tahun
ilustrasi pergantian tahun (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Dulu, pergantian tahun terasa seperti sesuatu yang patut ditunggu, meski hanya lewat hitungan mundur di televisi atau notifikasi ponsel. Sekarang, momen itu sering lewat begitu saja karena perhatian sudah habis oleh urusan yang lebih mendesak. Malam tahun baru tidak lagi terasa spesial karena kelelahan datang lebih dulu daripada rasa antusias. Bahkan, ada yang baru sadar tahun sudah berganti setelah melihat tanggal di keesokan harinya.

Kondisi ini biasanya muncul ketika hidup berjalan terlalu penuh tanpa punya jeda. Akhir tahun tidak lagi dilihat sebagai momen transisi, melainkan hanya pergantian angka di kalender. Tanpa rasa menunggu, pergantian tahun kehilangan kesan personal. Tahun berganti, tetapi tidak terasa ada sesuatu yang benar-benar dimulai.

3. Tak lagi punya kebiasaan kecil untuk menutup tahun

duduk diam berpikir
ilustrasi duduk diam berpikir (pexels.com/Chinmay Singh)

Dulu, akhir tahun sering ditutup dengan hal-hal sederhana yang terasa personal. Ada yang menulis catatan di ponsel, ada yang mengingat ulang kejadian penting sambil beres-beres kamar, ada juga yang sekadar duduk diam memikirkan apa saja yang berubah. Kebiasaan kecil itu tidak selalu serius, tetapi memberi rasa bahwa setahun benar-benar telah dilewati. Sekarang, semua itu perlahan hilang tanpa disadari. Tidak ada dorongan untuk berhenti sejenak, apalagi merangkum apa yang sudah terjadi.

Ketika kebiasaan itu menghilang, waktu terasa berjalan begitu saja tanpa jeda. Pergantian tahun datang dan pergi tanpa terasa berbeda dari hari-hari biasa. Hidup memang tetap berjalan, tetapi tidak ada momen khusus untuk memahami apa yang sudah dijalani. Akhir tahun pun tidak lagi terasa sebagai penutup, melainkan sekadar lanjutan dari hari kemarin.

4. Menghindari percakapan tentang pencapaian

ngobrol tentang pencapaian
ilustrasi ngobrol tentang pencapaian (pexels.com/Jopwell)

Percakapan akhir tahun sering dipenuhi cerita tentang target, hasil, dan kemajuan. Bagi sebagian orang, obrolan semacam ini terasa melelahkan karena tidak selalu mencerminkan kenyataannya. Kamu mungkin tidak merasa gagal, tetapi juga tidak ingin menjelaskan banyak hal. Diam terasa lebih aman daripada harus merangkum hidup dalam satu jawaban singkat.

Menghindari topik ini bukan berarti menolak perkembangan diri. Sikap tersebut sering muncul karena pengalaman hidup tidak selalu bisa diukur dengan pencapaian yang kasatmata. Ketika cerita tidak punya ruang, akhir tahun kehilangan fungsinya sebagai waktu berbagi. Momen ini pun terasa hampa tanpa percakapan yang benar-benar relevan.

5. Lebih fokus menyelesaikan daripada memaknai akhir tahun

menyelesaikan tugas
ilustrasi menyelesaikan tugas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menjelang akhir tahun, banyak orang sibuk menutup daftar tugas yang belum selesai. Fokus utama bukan lagi memahami perjalanan selama setahun, melainkan memastikan semua kewajiban tuntas terselesaikan. Hari-hari dipenuhi target yang harus dicoret satu per satu. Refleksi sering dianggap sebagai hal yang bisa ditunda.

Ketika hidup hanya diukur dari apa yang selesai, maknanya jadi sering tertinggal. Rasa lega memang ada, tetapi tidak selalu diikuti pemahaman. Tahun berganti tanpa cerita yang benar-benar berarti. Akhir tahun pun berubah menjadi soal urusan sudah beres atau belum, bukan soal arti hidup yang berjalan selama 365 hari penuh.

Akhir tahun yang terasa kehilangan makna bukan sesuatu yang keliru, melainkan tanda bahwa cara hidup sedang bergeser. Selama ini, akhir tahun sering dikaitkan dengan target besar, resolusi ambisius, atau pencapaian yang terlihat jelas, padahal tidak semua orang berada di fase itu. Ada yang sedang bertahan, ada yang sedang menata ulang, ada pula yang hanya ingin bernapas lebih tenang tanpa tuntutan apa pun. Lalu, apakah ciri di atas sedang kamu alami?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Cara Menemukan Kembali Semangat Hidup yang Sempat Hilang

29 Des 2025, 23:15 WIBLife