Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mencatat (pexels.com/Mikhail Nilov)

Intinya sih...

  • Membantu dalam mengenali emosi

  • Melatih refleksi dan pemahaman diri

  • Turut meningkatkan self awareness

Journaling memang sedang menjadi tren yang diikuti oleh milenial dan gen z. Ini merupakan aktivitas menulis secara rutin. Terutama untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, atau pengalaman yang didapat, atau bahkan refleksi pribadi. Journaling dapat ditulis dalam buku catatan maupun dimuat di media digital.

Ternyata kegiatan journaling dapat membentuk kepekaan emosional. Aktivitas ini mengajak kita untuk mengamati, memahami, sekaligus memaknai emosi dan pikiran secara sadar. Tentu ini menjadi ajang yang tepat untuk mengasah kepekaan emosional karena beberapa alasan di bawah ini.

1. Membantu dalam mengenali emosi

ilustrasi mencatat (pexels.com/Joanna Bogacz)

Emosi selalu mengalami perubahan sesuai dengan situasi yang dihadapi. Seringkali perubahan emosi ini membuat seseorang tidak mampu mengelola diri dengan bijak. Mereka cenderung menuruti tentang emosi yang bersifat impulsif. Namun demikian, ini dapat diminimalisir dengan menerapkan journaling secara rutin.

Di sinilah alasan mengapa journaling dapat membentuk kepekaan emosional. Seseorang mampu mengenali emosinya dengan baik. Dengan konsisten menulis, seseorang bisa melihat pola emosi yang berulang. Kapan ia merasa cemas, sedih, maupun bahagia serta situasi yang menjadi pemicunya.

2. Melatih refleksi dan pemahaman diri

ilustrasi mencatat (pexels.com/George Milton)

Kepekaan emosional memegang peranan penting yang tidak boleh diabaikan. Dengan memiliki kepekaan emosional, seseorang dapat memahami diri secara utuh. Kemudian menentukan langkah yang tepat untuk memperoleh kehidupan bermakna. Jika kita membahas tentang kepekaan emosional, tentu tidak bisa dipisahkan dari kebiasaan journaling.

Mengapa journaling dapat membentuk kepekaan emosional? Salah satunya sebagai ajang melatih refleksi dan pemahaman diri. Dengan menulis, seseorang terbiasa merenungkan segala sesuatu yang sudah dilewati. Mereka mampu memahami setiap perjalanan dengan menyertakan pengalaman bermakna.

3. Turut meningkatkan self awareness

ilustrasi perempuan menulis (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Selama ini, sudahkah memperhatikan diri dengan baik? Atau justru tumbuh menjadi manusia egois yang tidak mampu memahami diri secara utuh. Padahal kepekaan emosional menjadi kunci penting menciptakan kehidupan yang bermakna dan terstruktur.

Ternyata journaling memegang peranan penting dalam membentuk kepekaan emosional. Ketika seseorang terbiasa menuliskan segala sesuatu, maka turut meningkatkan self awereness. Kita terbiasa menggali apa yang sedang dirasakan, apa penyebab di baliknya, serta bagaimana pikiran mempengaruhi perasaan dan tindakan.

4. Melatih empati terhadap diri sendiri

ilustrasi menulis (pexels.com/Amina Filkins)

Mungkin kita memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap orang lain. Bahkan menjadi tipe orang yang selalu ada saat dibutuhkan. Tapi bagaimana dengan empati terhadap diri sendiri? Terkadang kita hanya peduli dengan lingkungan sosial, tapi tidak dengan diri sendiri.

Namun, situasi ini tidak akan terjadi saat seseorang meluangkan waktunya untuk journaling. Otomatis ia memiliki kepekaan emosional yang lebih terasah. Menulis jurnal sering kali disertai refleksi dan belas kasih terhadap pengalaman pribadi. Kita mampu memahami diri secara utuh.

5. Membantu membingkai ulang pengalaman emosional

ilustrasi menulis (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kepekaan emosional menjadi bagian penting jika kita ingin memahami diri secara menyeluruh. Jika membahas tentang kepekaan emosional, journaling tentu menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan. Meluangkan waktu untuk menulis tentang pikiran maupun perasaan menghadirkan kesan menarik.

Journaling membantu membingkai ulang pengalaman emosional. Dengan menulis, kita belajar melihat peristiwa dari sudut pandang berbeda. Pemahaman yang luas ini akan menumbuhkan fleksibilitas berpikir dan memperluas perspektif emosional dalam menghadapi setiap momen.

6. Mengurai pikiran dan perasaan yang kompleks

ilustrasi mencatat (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kebiasaan journaling memang terlihat sederhana. Tidak jarang menulis dianggap sebagai kegiatan yang membosankan. Kita lupa dengan fakta bahwa journaling ternyata dapat membentuk kepekaan emosional yang kuat. Baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

Karena dengan journaling, seseorang akan mengurai pikiran dan perasaan yang kompleks. Journaling membantu memilah mana yang benar-benar dirasakan dan mengapa situasi tersebut dapat terjadi. Proses ini mengasah empati terhadap diri sendiri dan orang lain.

Kepekaan emosional menjadi kunci penting jika kita ingin memahami diri sendiri maupun lingkungan sosial secara menyeluruh. Ternyata journaling memegang peranan penting dalam hal ini. Journaling mendorong seseorang untuk merenung, mengenali, dan mengolah perasaannya secara sadar. Pemahaman yang kompleks membuat mereka mampu memahami diri sendiri maupun lingkungan sekitar dari berbagai sisi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian