Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Alasan Kenapa Kata "Be Yourself" Gak Harus Kamu Percaya Sepenuhnya!

cabincrewafterwork.com

Kita sedang hidup di tengah-tengah zaman "age of authenticity" di mana hal-hal yang kamu butuhkan untuk berbahagia adalah cukup dengan menjadi dirimu sendiri. Entah itu pada saat wawancara kerja, kencan pertama, atau apapun itu. Kita selalu diberi berbagai semangat yang sama, jadilah diri sendiri dan biarkan warna aslimu keluar.

Tapi bagaimana jika 'keaslian' dirimu tak cukup bagus? Bagaimana jika, kamu sedang ingin melamar pekerjaan yang kamu inginkan namun kualifikasimu tak cukup memenuhi?

Sering kita mendengar ungkapan "jadilah diri sendiri" ketika membicarakan soal situasi personal dan profesional. Namun seberapa besarkah kita harus menunjukkan warna asli kita? Keaslian diri dan berani mengungkapkan segala pikiran dan perasaan memang selama ini dianggap hal yang positif, lalu kenapa ungkapan "jadilah diri sendiri" tak sepenuhnya benar?

Di tempat kerja, menjadi diri sendiri membutuhkan kejujuran meskipun kamu dianggap kejam.

Default Image IDN

Masalahnya adalah kadang setiap orang tak bisa menerima setiap kejujuran yang kita ungkapkan. There's no such thing as being too honest.

Kamu mungkin bisa bersikap gak peduli terhadap apa pandangan orang, tapi kamu hidup di tengah-tengah mereka. Mau gak mau kamu juga harus menyesuaikan diri. Kita makhuk sosial, ingat kan?

Jika sudah berani menjadi diri sendiri, berbagai risikonya juga harus kamu mengerti.

1. Kredibilitasmu akan menurun di hadapan orang banyak.

Default Image IDN

Jika kamu menunjukkan semua perasaanmu tanpa tedeng aling-aling, itu bagus. Tapi, mengungkap semua perasaan ke setiap orang bisa membuat mereka takut untuk mendekatimu. Penting untuk mengerti bagaimana dampak dari kejujuranmu terhadap orang lain.

2. Kamu tak akan menjadi pribadi yang open minded.

Default Image IDN

Menjadi diri sendiri memang salah satu tanda bahwa kita juga belajar mengenal karakter diri. Tapi kalau kamu selalu menunjukkan siapa dirimu sebenarnya, kamu akan terjebak di dalam zona nyaman dan tak ingin pergi ke luar. Bukankah setiap hal yang menyenangkan berada di luar sana?

3. Bahkan ada kemungkinan kalau kamu akan membuat keputusan buruk.

Default Image IDN

Kenapa bisa gitu?

Karena kamu akan selalu dikenalikan emosimu, yang selalu ingin menjadi dirimu sendiri. Secara tak sadar kamu hanya ingin orang-orang menerima kamu apa adanya, lengkap dengan semua kekuranganmu. Dan logika? Entah ada di mana.

Lalu bagaimana caranya "menjadi diri sendiri" dengan benar?

1. Biarkan dirimu berkembang dengan sendirinya.

Default Image IDN

Terima setiap perubahan dan biarkan dirimu berubah dengan sendirinya. Kita akan selalu berubah, dan membuat satu jati diri yang tak ingin adanya perubahan tak akan membawakanmu apa-apa.

2. Mengerti setiap momen membutuhkan sikap dan penanganan yang berbeda.

Default Image IDN

Jangan terlalu banyak membeberkan fakta personal. Tak ada yang ingin mendengarkannya lama-lama.

3. Mengerti konteks kalimat yang dikeluarkan lawan bicara.

Default Image IDN

Kita belajar untuk respek terhadap setiap pendapat orang karena kita tumbuh di tengah-tengah ragam budaya. Jangan memaksakan kehendak hanya karena sesuatu tak sesuai dengan "jati dirimu."

4. Jangan gampang tersinggung, kendalikan emosi.

Default Image IDN

Jangan gampang tersinggung, apalagi dengan orang asing. Kalian kan belum saling mengenal. Kalau tujuanmu untuk menghangatkan suasana, jangan terlalu mengungkap karaktermu di awal pertemuan.

Kesimpulannya adalah...

Default Image IDN

Menjadi diri sendiri itu memang penting, namun berhati-hatilah dengan informasi dan pendapat yang kamu ungkapkan kepada orang lain. Terbukalah terhadap semua perspektif, ide, dan karakter orang lain. Ini bukan soal bermuka dua atau apa, namun ini soal bagaimana kamu menunjukkan karakter yang fleksibel dan berjiwa pemimpin.

Masih ingin jadi diri sendiri?

Coba deh pikir-pikir lagi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us