5 Alasan MBTI Dinilai Cukup Akurat Menggambarkan Kepribadian Seseorang

- Istilah yang digunakan MBTI membuat kita lebih mudah mengenali diri sendiri
- MBTI digunakan di banyak lingkungan sosial
- MBTI memberikan deskripsi umum yang terasa begitu personal
Ngomongin MBTI memang seru banget. Gak heran kalau banyak orang yang menuliskan tipe MBTI-nya di bio media sosial, atau saling share tentang MBTI masing-masing kalau lagi ngobrol. Kadang, MBTI malah bisa dikaitkan ke zodiak, karier, sampai kecenderungan dalam memilih pasangan. Menariknya lagi, banyak orang merasa hasil tes MBTI benar-benar cocok dengan dirinya.
Sebetulnya, seberapa akurat sih MBTI menggambarkan kepribadian kita? Faktanya, MBTI bukanlah tes psikologi paling ilmiah. Karena pada dasarnya, manusia adalah makhluk kompleks yang punya banyak dimensi kepribadian. Meskipun begitu, tetap saja popularitas dan deskripsi yang diberikan MBTI bisa membantu seseorang memahami dirinya dengan lebih baik. Simak deh 5 alasannya, kenapa kamu merasa MBTI relate banget dengan dirimu.
1. Istilah yang digunakan MBTI membuat kita lebih mudah mengenali diri sendiri

Banyak orang sebenarnya kesulitan menjelaskan kepribadiannya dengan kata-kata. Nah, MBTI hadir dengan 16 tipe yang punya label jelas, seperti Introvert, Thinking, Sensing, dll. Dengan begitu, kita merasa lebih gampang mengenali diri sendiri. Bahkan, kita bisa menjelaskan sifat kita ke orang lain tanpa ribet.
Sisi positif dari hal ini membuat kita jadi lebih percaya diri karena punya bahasa yang bisa dipakai untuk memahami siapa diri kita. Misalnya, bilang “Aku INTJ” terasa lebih ringkas daripada menjelaskan detail sifat kita satu persatu. Gak heran kalau MBTI sering dipakai buat memperkenalkan diri di bio media sosial atau saat pertama kenalan. Simpel, tapi langsung bikin orang paham.
2. MBTI digunakan di banyak lingkungan sosial

Popularitas MBTI juga semakin kuat karena banyak dipakai di berbagai tempat. Dari kampus, perusahaan besar, sampai platform kencan, tes ini sering dijadikan cara untuk mengenal seseorang. Rasanya seru aja ketika kita tahu rekan kerja atau orang yang kita kagumi punya tipe tertentu. Dalam beberapa kondisi, bahkan MBTI ini bikan kita jadi punya topik pembicaraan.
Ketika dipakai bareng-bareng, MBTI juga terasa lebih nyata karena semua orang mengakuinya. Misalnya, kalau tim kerja bilang kamu cocok jadi leader karena ENTJ, kamu jadi semakin percaya hal itu benar. Efek sosial ini bikin MBTI seolah punya kekuatan validasi, padahal lebih ke cara orang memakainya.
3. MBTI memberikan deskripsi umum yang terasa begitu personal

Salah satu alasan lain kenapa MBTI terasa akurat adalah karena deskripsinya cukup luas dan positif. Misalnya, tipe INFJ digambarkan penuh empati, suka menolong, tapi juga butuh waktu sendiri. Siapa sih yang gak bisa relate sama kepribadian tersebut? Akhirnya, banyak orang merasa cocok karena sifat-sifat tersebut bisa berlaku buat siapa aja.
Fenomena semacam ini biasanya disebut Barnum Effect, yaitu ketika deskripsi umum terdengar sangat personal. Jadi, meski sebenarnya gak spesifik banget, otak kita langsung merasa klik dan bilang, “Iya, ini aku banget!” Apalagi kalau kata-katanya dikemas dengan cara yang enak dibaca. Hasilnya, kita merasa penjelasan MBTI sangat membantu, dan hal tersebut sama sekali gak salah.
4. MBTI membuat kita mengobservasi diri dan mengonfirmasi kecocokannya

Pernah gak, setelah tahu tipe MBTI-mu, kamu malah jadi semakin sering memperhatikan sifat yang sesuai sama tipe itu? Misalnya, sebagai ENFP kamu jadi sadar betapa seringnya kamu impulsif dan penuh ide. Dan tanpa sadar, hal-hal kecil yang gak nyambung sama tipemu kadang justru diabaikan.
Upaya mencocok-cocokan ini disebut confirmation bias. Kita lebih fokus pada bukti yang mendukung keyakinan kita, daripada yang bertentangan. Kalau sudah merasa cocok sama deskripsi MBTI, otomatis kita akan mengingat pengalaman yang membenarkan hal tersebut. Makanya gak heran kalau MBTI terasa semakin akurat, padahal sebagian besar karena cara otak kita menyaring informasi. Seru kan cara kerja psikologi manusia?
5. MBTI membuat kita merasa diterima

Terakhir, MBTI sering terasa akurat karena memberi kita rasa dimengerti. Buat banyak orang, hasil tes ini seperti menemukan ‘rumah’ buat kepribadian yang selama ini sulit dijelaskan. Kita jadi sadar kalau sifat yang dianggap aneh sama orang lain ternyata normal dan dimiliki banyak orang dengan tipe yang sama. Perasaan diterima ini bikin MBTI jadi alat penguat identitas diri. Meski gak selalu tepat secara ilmiah, MBTI berhasil memberikan ruang aman buat orang mengenali dirinya tanpa merasa salah. Itulah kenapa banyak orang tetap setia pada tes ini, walaupun sering dikritik oleh para psikolog. Bagi sebagian besar orang, rasa dimengerti jauh lebih penting daripada validitas ilmiah.
Akhirnya, kenapa MBTI terasa akurat bukan semata-mata karena sains, tapi juga karena cara kita memaknainya. Deskripsi yang umum hingga kebutuhan sosial bikin MBTI seolah benar-benar membaca jiwa kita. Padahal, di balik itu semua, otak kita yang sedang bekerja menyusun puzzle diri sendiri. Satu hal yang perlu diingat, gunakanlah MBTI secara bijak karena tes ini bisa menjadi pintu untuk mengenal diri sendiri dan orang lain dengan lebih baik. Jadi, jangan sampai kita terjebak dengan anggapan bahwa MBTI adalah satu-satunya kebenaran. Bagaimanapun, kepribadian manusia jauh lebih kompleks daripada 16 tipe saja.