Perjuangan Ahmad Hasyim Merawat Luka Pasien Bersama Pedis Care
Menyembuhkan luka diabetes tanpa perlu amputasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penderita diabetes di Indonesia akan terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun jika masyarakat tidak menyadari pentingnya pola makan sehat. Menurut data International Diabetes Federation (IDF) pada 2021, terdapat 19,46 juta penderita diabetes di Indonesia. Angka tersebut diperkirakan mengalami kenaikan pada 2045 menjadi 28,56 juta.
Dilansir Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019), salah satu dampaknya mengarah pada komplikasi berupa infeksi kaki yang mengakibatkan amputasi. Apabila sampai diamputasi disebabkan oleh luka tidak dirawat sehingga membusuk. Biasanya, faktor utamanya karena tidak memiliki biaya berobat sampai kurangnya kesadaran terhadap pentingnya perawatan luka.
Maka dari itu, Ahmad Hasyim Wibisono, CEO Pedis Care, mendirikan praktek keperawatan bersama rekan-rekannya pada 2015 yang fokus membantu pasien dengan luka-luka sulit sembuh. Mereka juga mendirikan yayasan untuk membantu pasien diabetes yang tidak mampu membayar perawatan, sehingga dapat terhindar dari amputasi.
Setelah itu, mulai dikembangkannya Pedis Care menjadi sebuah start-up pelayanan kesehatan di luar rumah sakit demi membantu perawatan luka para pasien. Seperti apa kisahnya? Yuk, simak cerita Hasyim dalam membangun Pedis Care di bawah ini!
Baca Juga: Berawal dari Kegelisahan, Pedis Care Merawat Luka Memulihkan Asa
1. Latar belakang dikembangkannya Pedis Care menjadi berbasis aplikasi
Pada 2008, saat Hasyim sedang pendidikan profesi, ia menyaksikan penderita diabetes yang kakinya harus diamputasi karena penanganan lukanya terlambat. Setelah banyak melakukan riset, ia menemukan pelatihan khusus untuk merawat luka sulit dengan alat dan metode berbeda.
“Rata-rata penderitanya di usia produktif yang harus jadi tulang punggung keluarga gitu. Kalau kakinya diamputasi, tidak bisa kerja dan membiayai keluarganya,” ujar laki-laki kelahiran 1986 ini pada Sabtu (7/10/2023).
Dari situ muncul keprihatinan, sehingga didirikannya Pedis Care pada 2015 beserta yayasannya dengan harapan dapat mengurangi tingkat amputasi. Setelah itu, barulah dikembangkan menjadi aplikasi, meski prosesnya pun tidak mudah.
“Jadi ketika menjalankan Pedis Care, kami sharing dengan orang dari bidang teknologi. Kami menyampaikan untuk merawat luka itu , karena luka itu harus diukur panjang, lebar, kondisi luka, dan kedalamannya,” kata pemuda yang akrab dipanggil Hasyim itu.
Setelah 3—4 bulan bekerja sama dengan tim developer dari Malaysia, akhirnya Pedis Care bisa diakses melalui smartphone dalam bentuk aplikasi yang semakin memudahkan untuk dijangkau siapa pun dan di mana pun.
Baca Juga: Perjalanan Pedis Care Menuju Ekosistem Kesehatan Terintegrasi
Baca Juga: Eklin Amtor de Fretes dan Upaya Merawat Perdamaian Lewat Dongeng
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.