ANDESPIN: Berawal dari Hobi, Sekarang Tuai Prestasi 

Misi pelestarian di tanah kelahiran

ANDESPIN, sebuah inisiatif yang tumbuh di tengah kampung halaman, menceritakan kisah inspiratif David Hidayat yang memutuskan untuk pulang ke Desa Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Sebagai lulusan Universitas Bung Hatta, David merasa panggilan untuk memberikan kontribusi kepada komunitasnya dan lingkungan setempat.

Awalnya bermimpi mendirikan klub selam, David Hidayat dengan tekad kuat berubah arah menuju pelestarian lingkungan. Di bawah bendera ANDESPIN (Anak Desa Sungai Pinang), dia memimpin upaya pelestarian terumbu karang dan hutan mangrove dengan penuh semangat. Artikel ini mengungkap perjalanan panjang ANDESPIN dalam meraih penghargaan Satu Indonesia Awards 2022 sekaligus dampak positif yang telah diciptakan bagi masyarakat dan lingkungan di Nagari Sungai Pinang.

1. David Hidayat, yang kini lebih dikenal dengan David ANDESPIN, awalnya hanya ingin membentuk klub selam di desanya di Sumatera Barat

ANDESPIN: Berawal dari Hobi, Sekarang Tuai Prestasi David Andespin (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

David Hidayat, juga dikenal sebagai David ANDESPIN, seorang penerima penghargaan SATU Indonesia Awards. Dia berasal dari desa Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Awalnya, dia memiliki niatan untuk mendirikan klub selam di desanya. Namun, hatinya lantas tergerak untuk berkontribusi pada pelestarian alam di lingkungan kampung halamannya. Oleh karena itu, David mendirikan ANDESPIN Dee West Sumatera, di mana ANDESPIN sendiri adalah akronim dari Anak Desa Sungai Pinang. Kontribusinya dalam pelestarian lingkungan di bawah bendera ANDESPIN telah mengantarkannya meraih penghargaan SATU Indonesia Awards pada 2022 di bidang lingkungan.

2. Lulus kuliah dari Universitas Bung Hatta, Padang, David memutuskan untuk pulang dan tak bekerja kantoran seperti harapan orang tuanya

ANDESPIN: Berawal dari Hobi, Sekarang Tuai Prestasi David Andespin (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

Keputusan untuk pulang ke desa asalnya dipicu oleh keyakinan bahwa desa tersebut memiliki potensi dalam sektor kelautan dan perikanan yang dapat dikembangkan. Meskipun orang tua dan masyarakat setempat semapt skeptis terhadap keputusan tersebut, mereka memutuskan untuk meyakinkan orang tua dan masyarakat bahwa mereka dapat berhasil di desa tanpa harus mencari pekerjaan di kota. Mereka memiliki tekad untuk membuktikan bahwa kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan dapat meningkatkan potensi desa dan melibatkan sebanyak mungkin masyarakat dalam pengembangan tersebut.

Ketika David mulai kuliah di Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatra Barat, pada 2008, dia dan teman-temannya sudah memiliki rencana untuk membentuk klub atau kelompok mereka sendiri. Namun, pada awal masa perkuliahan mereka, mereka masih sibuk dengan kegiatan-kegiatan kampus lainnya. Pada 2014, David dan timnya melihat kondisi nagari mereka yang terkena abrasi pantai dan merasa perlu untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat dan dapat membebaskan nagari mereka dari situasi yang rumit. Meski pada awalnya mereka belum dapat terlalu aktif karena masih sibuk dengan penelitian skripsi di kampus, 2014 menjadi awal dari upaya mereka untuk menganalisis dan mendata potensi yang dapat dikembangkan di Sungai Pinang.

Mereka juga mempertimbangkan siapa yang dapat mereka libatkan dalam kelompok karena menyadari bahwa mereka tidak dapat bekerja sendirian sehingga mereka membutuhkan tim atau kelompok untuk mewujudkan program positif di Nagari Sungai Pinang. Ketika kejadian abrasi pantai terjadi di nagari Sungai Pinang, mereka memutuskan untuk mengajak kawan-kawan mahasiswa yang merupakan relawan untuk membantu dalam upaya penanggulangan masalah tersebut. Ini menjadi awal dari keterlibatan mereka dalam memperbaiki situasi di desa asal mereka.

3. David memutuskan untuk kembali ke nagarinya, Sungai Pinang, daripada mencari pekerjaan di kota

ANDESPIN: Berawal dari Hobi, Sekarang Tuai Prestasi David Andespin (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

Keputusannya ini didasari oleh banyak alasan, termasuk pertimbangan pribadi. Saat itu, modal yang dimiliki David untuk memulai program ANDESPIN sangat terbatas. Mereka nekat memasuki hutan mangrove dan masyarakat di sekitar yang pada awalnya heran melihat langkah mereka yang berbeda dari orang-orang yang biasanya mencari pekerjaan di kota. Namun, mereka merasa perlu untuk merinci potensi yang ada di Nagari Sungai Pinang untuk mempersuasi masyarakat.

Pada tahun-tahun awal pergerakan, David berusaha merencanakan program ANDESPIN dengan sumber daya yang sangat terbatas. Pendanaan sangat minim, bahkan hampir tidak ada. Oleh karena itu, mereka menerima tantangan dan David sendiri menjadi bagian dari perangkat desa dengan peran di bidang Kesejahteraan Pemberdayaan Masyarakat.

Setelah memiliki posisi di perangkat Nagari Sungai Pinang, David segera memulai program pelatihan selam untuk rekan-rekannya sambil mengamankan peralatan selam yang diperlukan. Setelah pelatihan dan peralatan siap, David memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya di Kantor Wali Nagara Sungai Pinang. Hal ini memungkinkan dia untuk sepenuhnya fokus pada kegiatan ANDESPIN.

Sejak David mulai bergabung di perangkat Nagari dan menduduki jabatan di pemerintahan, respons masyarakat mulai berubah menjadi lebih positif. Meskipun mungkin awalnya mereka melihatnya sebagai seorang pejabat, ini memberinya kesempatan untuk mengubah pola pikir masyarakat terhadap aktivitas yang ia lakukan, seperti upaya pelestarian terumbu karang dan lingkungan.

4. Selama hampir 10 tahun berdirinya program ANDESPIN, telah terjalin kerja sama yang baik dengan sejumlah masyarakat

ANDESPIN: Berawal dari Hobi, Sekarang Tuai Prestasi David Andespin (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

Pada awal medio 2014 hingga 2016, kunjungan wisatawan ke daerah tersebut sangat minim. Akses jalan yang dibangun oleh Presiden Jokowi pada 2017 memicu peningkatan kunjungan wisata. Pada saat itu, sebagian besar masyarakat menggunakan alat-alat yang tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu, David memutuskan untuk mendekati masyarakat melalui program pemberdayaan. Melalui pendekatan persuasif, David memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang pentingnya fungsi terumbu karang dalam kehidupan mereka, terutama sebagai masyarakat pesisir. Hasilnya, masyarakat mulai mengubah perilaku mereka dan beberapa bahkan bergabung dengan program David serta aktif dalam kegiatan yang ia selenggarakan.

dm-player

Selama hampir 10 tahun berdirinya program ANDESPIN, telah terjalin kerja sama yang baik dengan sejumlah masyarakat, khususnya kelompok nelayan yang aktif terlibat dalam kegiatan kami. Bahkan, ada beberapa di antara mereka yang datang bergabung secara sukarela tanpa perlu ajakan khusus dari pihak ANDESPIN. Hal ini mencerminkan tingginya minat dan partisipasi masyarakat dalam program pelestarian.

"Kita sudah ada kerja sama dengan beberapa masyarakat, terutama masyarakat yang memang bentuk-bentuk nelayan untuk ikut serta di kegiatan kita. Bahkan, tanpa kita ajak mereka itu datang sendiri ikut kegiatan kita," cerita David.

5. Dalam upaya melestarikan terumbu karang, ANDESPIN melakukan dua kegiatan utama setiap bulannya

ANDESPIN: Berawal dari Hobi, Sekarang Tuai Prestasi David Andespin (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

Kegiatan pertama adalah monitoring terumbu karang yang melibatkan sejumlah masyarakat terpilih yang terlibat dalam kegiatan penyelaman. Pemilihan peserta penyelaman dilakukan dengan cermat untuk memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan.

Selain itu, ANDESPIN juga aktif dalam kegiatan lestari mangrove yang mencakup berbagai tahap, seperti pengisian polybag, pencarian bibit, hingga proses penanaman. Kegiatan ini melibatkan kelompok ibu-ibu dan bapak-bapak di Nagari Sungai Pinang. Interaksi dengan masyarakat ini tidak terikat pada jadwal tertentu. Sebagai contoh, ketika ANDESPIN bermitra dengan perusahaan melalui dana CSR, mereka mengumpulkan masyarakat yang tertarik untuk terlibat dalam kegiatan tersebut. Dengan cara ini, masyarakat dapat belajar lebih banyak tentang lingkungan sambil berpartisipasi aktif dalam aktivisme pelestarian lingkungan.

"Kalau ANDESPIN punya mitra, anggaplah misalnya perusahaan A mengadakan kerja sama dengan kelompok kami melalui dana CSR-nya, nah, itu kita mengumpulkan masyarakat siapa yang kira-kira mau terlibat. Jadi, di samping paham apa itu lingkungan, mereka juga dapat belajar dari kegiatan tersebut," jelas David.

Saat ini, ANDESPIN sedang berfokus pada proses pembibitan sekitar 40.000 mangrove. Proses ini masih berlangsung. Tahap awalnya melibatkan sekitar 20 hingga 30 ibu-ibu yang aktif mengisi polybag dengan tanah sebagai langkah awal. Setelah tahap pengisian polybag selesai, kelompok bapak-bapak di masyarakat akan terlibat dalam mencari bibit mangrove. Dengan melibatkan berbagai kelompok masyarakat, ANDESPIN memastikan bahwa banyak orang terlibat dalam upaya pelestarian mangrove ini.

6. Sebelum adanya ANDESPIN di nagari Sungai Pinang, banyak lokasi mangrove dan terumbu karang yang berada dalam status yang kritis

ANDESPIN: Berawal dari Hobi, Sekarang Tuai Prestasi David Andespin (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

ANDESPIN dan kelompok-kelompok yang berkolaborasi membutuhkan pendampingan dan bimbingan agar mereka memiliki kompetensi yang cukup dalam bidang masing-masing. Dengan begitu, mereka bisa melanjutkan upaya mereka dalam pelestarian lingkungan dan menjadi mitra yang efektif bagi pemerintah. Sejauh ini, ANDESPIN mengamati kurangnya dukungan penuh dari pemerintah, terutama di Nagari Sungai Pinang, terhadap kelompok-kelompok seperti ANDESPIN dalam melaksanakan kegiatan mereka.

Sebelum adanya ANDESPIN di Nagari Sungai Pinang, banyak lokasi mangrove dan terumbu karang yang berada dalam status yang kritis. Namun, lewat kehadiran ANDESPIN mereka memiliki kesempatan untuk memperbaiki dan melestarikan lokasi-lokasi tersebut. ANDESPIN berusaha membantu masyarakat untuk memahami pentingnya menjaga mangrove yang memberikan manfaat besar bagi masyarakat pesisir. Meskipun sebelumnya masyarakat mungkin menggunakan hutan mangrove untuk berbagai keperluan seperti pembuatan rumah dan perahu, ANDESPIN berfokus pada pemulihan dan pelestarian lingkungan.

ANDESPIN berhasil menjaring warga untuk bergabung dengan kelompok mereka dengan pendekatan yang melibatkan mahasiswa dan orang-orang dari luar Nagari Sungai Pinang. Keberadaan kelompok ini menarik perhatian masyarakat dan membuat mereka penasaran tentang aktivitas yang dilakukan. ANDESPIN memberikan gambaran secara langsung kepada masyarakat tentang kegiatan mereka yang berdampak positif dan dapat mendatangkan orang dari luar untuk belajar. Dengan bukti nyata dari kegiatan mereka, ANDESPIN berhasil meyakinkan masyarakat untuk bergabung tanpa perlu melakukan pendekatan rumah ke rumah seperti seorang calon legislatif.

ANDESPIN juga aktif dalam menjaga dan memulihkan terumbu karang yang rusak. Mereka melakukan investigasi untuk menemukan lokasi terumbu karang yang mengalami kerusakan dan jika memungkinkan, melakukan penanaman terumbu karang di lokasi tersebut. Metode transportasi dan perlindungan yang digunakan disesuaikan dengan kondisi dasar lokasi tersebut. Mereka menggunakan rak-rak besi dan cetakan beton sebagai wadah untuk terumbu karang yang ditanam. Setiap bulan, mereka melakukan pemantauan dan membersihkan sedimen yang dapat merusak pertumbuhan terumbu karang yang telah ditanam. Selain itu, pada tahun 2019, mereka mendapatkan izin dari Kementerian Kelautan untuk memulihkan lokasi seluas 5.3 hektar yang rusak.

7. Melalui perjuangan dan dedikasinya, David Hidayat dan ANDESPIN telah membuktikan bahwa perubahan positif dimulai dari tindakan nyata

ANDESPIN: Berawal dari Hobi, Sekarang Tuai Prestasi David Andespin (instagram.com/andespindeepwestsumatera)

David memulai aktivisme ini karena hobi dan minat pribadi, bukan karena adanya paksaan dari pihak mana pun. Mereka menikmati kegiatannya meskipun mungkin ada orang-orang yang apatis atau cemburu sosial terhadap mereka. Mereka tidak terlalu memedulikan anggapan orang lain selama kegiatan yang mereka lakukan positif dan tidak merusak. Sebaliknya, anggapan negatif dari orang-orang tersebut menjadi semacam penyemangat bagi mereka untuk tetap semangat dalam menjalankan kegiatannya.

Bagi David, kalimat "menyalakan lilin itu lebih baik daripada mengutuk kegelapan," adalah pesan yang sangat bijak. Ini mengingatkan kita bahwa dalam menghadapi tantangan lingkungan atau masalah sosial, semua memiliki peran dalam menciptakan perubahan positif. Mengambil tindakan nyata, seperti menanam pohon dan terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan, adalah cara yang sangat efektif untuk memulai perubahan. Terima kasih sudah berbagi pemikiran ini dan semoga semakin banyak orang terinspirasi untuk mengambil tindakan positif dalam menjaga lingkungan.

Melalui perjuangan dan dedikasinya, David Hidayat dan ANDESPIN telah membuktikan bahwa perubahan positif dimulai dari tindakan nyata. Dengan menggerakkan masyarakat di Nagari Sungai Pinang, mereka mampu mengubah paradigma dan membangun kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan. Penghargaan Satu Indonesia Award yang diraih oleh David Hidayat merupakan pengakuan atas usaha kerasnya dalam menjaga kelestarian terumbu karang dan mangrove di kampung halamannya. Semangat dan kegigihan ANDESPIN adalah inspirasi bagi kita semua untuk berperan aktif dalam menjaga bumi ini sambil membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat siapa saja bisa menjadi agen perubahan yang membawa perdamaian dan kelestarian bagi generasi mendatang.

Baca Juga: Konservasi Laut Sungai Pinang ala David Hidayat dan Andespin

Anastasia Jaladriana Photo Verified Writer Anastasia Jaladriana

Moonlight bae.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya