Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Etika yang Harusnya Diterapkan saat Makan di Kondangan

ilustrasi seorang chef tengah mempersiapkan makanan (Unsplash.com/Charanjeet Dhiman)
ilustrasi seorang chef tengah mempersiapkan makanan (Unsplash.com/Charanjeet Dhiman)

Resepsi pernikahan merupakan momen yang ditunggu bagi banyak orang. Gak hanya yang mengadakan hajatan, tapi juga para tamu undangan ikut bahagia akan kabar baik ini. Selain itu, sebagian dari kita pasti sepakat, jika menikmati hidangan di resepsi pernikahan jadi momen yang paling ditunggu, kan?

Namun, sayangnya sering kali ada banyak etika yang dilupakan, bahkan gak dilakukan sama sekali ketika acara santap hidangan di resepsi pernikahan. Kira-kira apa saja etika yang dimaksud? Cari tahu sama-sama, yuk!

1.Lihat daftar menu terlebih dahulu

ilustrasi daftar menu (Unsplash.com/Stella de Smit)
ilustrasi daftar menu (Unsplash.com/Stella de Smit)

Bila kamu menghadiri resepsi pernikahan yang mengusung tema standing party atau umumnya diadakan di gedung, kamu bisa, kok berkeliling terlebih dahulu melihat ada stand makanan apa saja yang disajikan. Menghabiskan sedikit waktu lebih untuk mengecek daftar menu gak ada salahnya, lho.

Beberapa katering terkadang juga sudah menyiapkan daftar menu apa saja yang tersaji di pesta tersebut. Jadi, kamu tahu, nih, ingin makan apa dan yang mana tanpa perlu hilir mudik dan mengganggu para petugas katering yang sedang bekerja atau tamu undangan lainnya.

2.Ambil secukupnya

ilustrasi seseorang mengambil makanan (Unsplash.com/City Church Christchurch)
ilustrasi seseorang mengambil makanan (Unsplash.com/City Church Christchurch)

Kalau resepsi yang kamu hadiri mengusung konsep hajatan tradisional dengan konsep ‘piring terbang’ atau non prasmanan, jelas kamu gak bisa memilih menu apa yang kamu santap. Lain jika kamu menghadiri resepsi dengan konsep prasmanan atau yang umumnya terdapat beberapa stand, kamu bisa bebas memilih menu apapun.

Kamu cukup ambil seperlunya saja. Lagipula, ukuran porsi makanan di resepsi juga gak begitu banyak. Biasanya menikmati 2 sampai 3 jenis hidangan sudah membuat kita cukup kenyang serta gak membuat kita terlihat rakus, bukan?

3.Usahakan untuk berada dalam antrian

ilustrasi antrian orang yang sedang mengambil makanan (dizzycowpizzeria.com)
ilustrasi antrian orang yang sedang mengambil makanan (dizzycowpizzeria.com)

Jangan bertindak seolah kamu gak akan kebagian hidangan yang kamu inginkan. Jadi, tetaplah tenang dan berada di dalam antrian dengan baik. Mempersilahkan orang tua, anak kecil, ibu hamil, atau orang dengan disabilitas juga termasuk ke dalam etika, lho, Guys.

Gak perlu khawatir, toh, semisal habis, biasanya pihak katering akan melakukan refill lagi. Kalau semisal sudah benar-benar habis setidaknya masih ada hidangan lain yang bisa kamu nikmati, kan?

Karena hidangan yang disajikan di resepsi pernikahan umumnya selalu dipilih berdasarkan menu-menu yang universal dan disukai oleh kebanyakan orang. Gak perlu heboh sendiri apalagi sampai menyebabkan kekacuan di pesta pernikahan orang lain hanya perihal makanan.

4.Carilah tempat yang nyaman untuk menikmati makanan

ilustrasi sekelompok orang makan di depan stand makanan (pinjarrabakery.com)
ilustrasi sekelompok orang makan di depan stand makanan (pinjarrabakery.com)

Semisal disediakan tempat duduk, maka duduklah di tempat tersebut. Kalaupun gak sama sekali, usahakan untuk menepi dari keramaian. Supaya kamu bisa menikmati hidangan dengan lebih nyaman.

Jangan malah makan tepat di samping atau di depan stand karena hanya akan menghalangi mobilitas orang lain, seperti petugas katering maupun tamu lainnya. Pasti gak akan nyaman juga, dong, kalau kita makan di tempat yang ramai seperti itu. Selain kita kurang bisa menikmati, rawan tersenggol orang lain juga, Guys!

5.Gak perlu takut dibilang norak, tetaplah habiskan makanan kamu

Ilustrasi piring yang bersih tanpa tersisa makanan sedikitpun (Unsplash.com/Portuguese Gravity)
Ilustrasi piring yang bersih tanpa tersisa makanan sedikitpun (Unsplash.com/Portuguese Gravity)

Kalau di beberapa negara, ada adab yang mengharuskan seseorang untuk gak menghabiskan makanan sebagai wujud sanjungan. Maka lain halnya di negara kita. Bukan hal yang norak jika kamu menghabiskan makanan yang sudah diambil. Bahkan kamu memang wajib untuk menghabiskannya.

Karena selain menghargai tuan rumah, kamu menghargai makananmu dan orang-orang di balik layar seperti pihak katering serta orang yang ditugaskan untuk mencuci piring. Ini berlaku untuk semua jenis dan tipe resepsi, ya. Gak sedikit, lho, uang yang keluar demi menghidangkan makanan seperti itu.

Bahkan dalam kalkulasi biaya pernikahan katering atau makanan yang akan disajikan  memuncaki klasemen nomor 1 dengan budgeting paling mahal di samping uang gedung, dekorasi bahkan MUA sekalipun.

6. Jangan meletakkan alat makan di sembarang tempat

ilustrasi piring dan gelas kotor (pecocleaningserviceslondon.co.uk)
ilustrasi piring dan gelas kotor (pecocleaningserviceslondon.co.uk)

Alat makan yang diletakkan di sembarang tempat selain menyulitkan petugas kebersihan dari katering, juga berpotensi untuk rusak, misal jatuh atau bahkan hilang. Untuk itu, letakkanlah di tempat yang sudah disediakan. Biasanya di beberapa sudut atau di samping stand makanan, terdapat keranjang, kamu bisa meletakkan alat makan kamu di sana.

Hal ini berlaku juga, lho, jika kamu menghadiri hajatan tradisonal di desa. Bila memungkinkan, letakkan di bawah kursi atau di tempat yang disediakan. Jangan sampai menghalangi orang lain yang lewat, ya.

Biasanya hajatan seperti itu menyewa alat makan dari inventaris lingkungan atau bukan milik perseorangan, jadi kalau hilang atau rusak yang punya hajat harus membayar ganti rugi. Jadi mari, budayakan untuk tertib dan beretika dalam menikmati hidangan saat resepsi pernikahan, nih. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us