Apa Itu Brightsiding? Respons Positif yang Ternyata Toxic!

- Brightsiding adalah kebiasaan menanggapi kabar buruk dengan pandangan positif, tapi bisa berdampak negatif jika digunakan secara tidak tepat.
- Contoh frasa brightsiding antara lain "Look at the bright side" dan "Everything happens for a reason", yang bisa meremehkan penderitaan orang lain.
- Brightsiding berbahaya karena dapat membuat seseorang merasa tidak dihargai atau disalahpahami, serta mengikis kepercayaan diri dan memperdalam isolasi emosional.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dianjurkan untuk tetap berpikir positif dalam menghadapi berbagai tantangan. Namun, tahukah kamu bahwa ada istilah yang menggambarkan sisi berlebihan dari sikap positif ini?
Istilah tersebut dikenal dengan sebutan brightsiding. Meskipun terdengar baik, brightsiding justru bisa berdampak negatif jika digunakan secara tidak tepat. Brigthsiding masih dekat dengan istilah toxic positivity. Lantas, daripada penasaran mari kita bahas apa itu arti dari brightsiding!
1. Apa itu brightsiding?

Menurut Ciara Bogdanovic, terapis pernikahan dan keluarga, dikutip Real Simple, brightsiding adalah kebiasaan menanggapi kabar buruk dengan pandangan positif.
"Brightsiding adalah bentuk pembatalan emosional di mana seseorang menanggapi penderitaan orang lain dengan optimisme yang dipaksakan. Ini berdasarkan keyakinan bahwa mempertahankan pandangan positif adalah cara yang lebih sehat atau satu-satunya cara untuk mengatasinya," kata Niloufar Esmaeilpour, konselor klinis terdaftar dan pendiri Lotus Therapy & Counselling Centre, dilansir Real Simple.
Sementara itu, Lienna Wilson, PsyD, seorang psikolog berlisensi di Princeton, New Jersey, mengatakan, brightsiding menjadi bentuk pembatalan yang disamarkan sebagai dukungan, ketika pendengar tidak benar-benar peduli atau tidak ingin terlibat. Dari perspektif itu, brightsiding dapat dilihat sebagai gaslighting atau toxic positivity.
"Misalnya, ketika kamu mengeluh kepada teman tentang masalah dengan pacar, seorang brightsider mungkin menjawab, 'Tidak seburuk itu,' atau 'Cobalah untuk tidak terlalu negatif dan melihat kebaikan pada orang lain.' Artinya, teman ini menggunakan pendekatan 'look at the bright side' daripada bersikap empati dan memvalidasi," ungkap Wilson, dilansir Parade.
2. Contoh frasa brightsiding

1. "Look at the bright side" (lihat sisi baiknya)
Frasa ini mendorong seseorang untuk mencoba menemukan sisi positif dari suatu situasi, betapa pun suramnya. Ini bertujuan untuk mencerahkan seseorang dengan meyakinkan mereka bahwa ada kemungkinan hasil yang baik, bahkan sekalipun jika mereka menghadapi situasi yang merugikan.
2. "Everything happens for a reason" (Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan)
Mencoba memandang setiap kejadian dalam hidup, baik atau buruk, sebagai faktor yang berkontribusi pada kebaikan bersama tanpa mengabaikan perjuangan atau emosi spesifik yang mungkin dirasakan seseorang. Dalam beberapa kasus, kalimat ini bahkan mungkin meremehkan penderitaan yang sebenarnya, masa-masa sulit, atau keacakan peristiwa tertentu.
3. “Pada waktunya, semuanya akan berjalan sebagaimana mestinya.”
Pernyataan ini mengakui hasil positif bersih dan menyederhanakan situasi atau aktivitas apa pun dengan cara yang ambigu atau tidak pasti. Meskipun memahami logika seseorang itu penting, dalam kasus ini, tindakan tersebut tidak disarankan bagi seseorang yang mencari bantuan untuk masalah mereka saat ini atau di masa mendatang.
4. “Apa yang tidak membunuhmu, akan membuatmu lebih kuat.”
Kalimat ini dapat memotivasi untuk membangkitkan semangat seseorang yang enggan, tetapi sebenarnya frasa ini justru mendukung sikap optimis karena menganggap setiap kesulitan sebagai kesempatan untuk berkembang.
5. "At least you..." (Setidaknya kamu…)
Frasa ini membandingkan pengalaman dengan pengalaman orang lain, padahal cobaan yang kamu alami adalah milikmu sendiri. Orang-orang yang optimis akan menggunakan frasa ini sebagai hikmah dan akan mengisi bagian yang kosong dengan hal-hal seperti, "at least, masih punya pekerjaan " atau "at least, tidak menderita kanker".
6. “Semangat saja!”
Jika seseorang sedang bercerita tentang kelelahan, stres, atau kegagalan, lalu dibalas dengan frasa ini, hal ini bisa dianggap brightsiding, karena tidak mengakui perasaan orang tersebut dan memberi solusi instan yang terdengar seperti menyederhanakan masalah.
"Jangan memperdebatkan perasaan, hargai perasaan itu dan cobalah untuk memperbaiki situasi," saran Dr. Max Doshay, CEO dan Co-Founder Monima Wellness di San Diego, dikutip Parade.
3. Mengapa brightsiding berbahaya?

Mereka yang terlibat dalam brightsiding biasanya tidak bermaksud jahat. Malah justru sebaliknya dan biasanya berusaha menghibur seseorang yang sedang mengalami masa sulit. Namun terlepas dari niatnya, komentar yang bernada positif cenderung tidak efektif dan dapat membuat seseorang merasa tidak dihargai atau disalahpahami.
"Komentar tersebut dapat mengecilkan penderitaan yang dirasakan seseorang dan membuatnya merasa seperti mengeluh tanpa alasan yang jelas atau bersikap pesimis tanpa alasan yang jelas," ujar Vanessa Kennedy, PhD, direktur psikologi di Driftwood Recovery, dikutip Real Simple.
Komentar tersebut mungkin membuat orang tersebut merasa ada yang 'salah' dengan dirinya karena mereka belum mampu menemukan cara untuk mengelola perasaan negatif atau menyelesaikan masalahnya. Seiring waktu, hal ini dapat mengikis kepercayaan, memperdalam isolasi emosional, dan membuat orang enggan terbuka tentang rasa sakit mereka. Pada akhirnya, basa-basi seperti "semuanya akan baik-baik saja!" menunjukkan bahwa orang tersebut tidak memiliki hak atau pilihan dalam situasi sulitnya.
4. Cara menghindari brightsiding

Dengarkan seseorang sebelum berkomentar
Mulailah dengan mendengarkan seseorang sepenuhnya tanpa langsung menggurui atau menghiburnya. Ketika seseorang mengatakan sesuatu yang menyakitkan, mulailah dengan mendengarkan dengan empati: angguk, pertahankan kontak mata, dan parafrasekan dengan ucapan seperti, 'Kedengarannya sulit sekali,' atau 'Saya hanya bisa membayangkan bagaimana jadinya.
Biarkan mereka mengatakan semuanya sebelum kamu mencoba memberikan respon apa pun. Sering kali, orang hanya ingin kamu hadir bersama mereka dalam kesedihannya.
Validasi emosinya
Alih-alih memaksa untuk menemukan hikmah yang mungkin tidak ada, fokuslah untuk memvalidasi emosi mereka. Cobalah untuk tidak menggunakan frasa yang meremehkan apa yang sedang dialami orang tersebut.
Tugasmu bukan untuk langsung memperbaiki keadaan, tetapi untuk mendampingi mereka. Sebaliknya, pilihlah kalimat seperti, "kedengarannya sangat menyakitkan. aku turut prihatin kamu mengalami ini".
Ada baiknya juga untuk bertanya pada diri sendiri apakah kamu benar-benar memahami mengapa mereka kesal. Tempatkan dirimu di tempat mereka dan bayangkan bagaimana perasaannya, sebelum langsung berpikir positif.
Tanyakan pendapat, bagaimana kamu bisa membantu mereka
"Apakah kamu ingin saran atau kamu ingin aku mendengarkanmu?" merupakan pertanyaan yang bagus. Pertanyaan ini begitu rendah hati sehingga menghormati kebutuhan emosional dan tidak menuntut.
Sederhananya, menawarkan waktu dan mendengarkan dapat membantu seseorang memilah emosinya dengan cara yang positif. Kamu terkadang tidak tahu persis apa yang harus dikatakan, tetapi beri tahu mereka bahwa kamu ada untuk mendukungnya.
5. Cara menghadapi brightsider

Jika seseorang berkata, 'Bersyukurlah atas apa yang kamu miliki,' kamu bisa menjawab, 'Saya sedang berusaha bersyukur. Di saat yang sama, saya ingin kamu mendengarkan saya dan berempati dengan apa yang sedang saya alami'. Ini menyentuh poin tentang pentingnya mengungkapkan apa yang kamu inginkan saat menghadapi sang brightsider.
Pada akhirnya, daripada memendam sisi baik seseorang atau menjadi frustrasi dengan kurangnya pemahaman, ceritakan saja pada pendengar lain yang lebih berempati dan mengerti. Frasa brightsiding dinilai mengabaikan realitas emosional dan menekan orang tersebut untuk merasa lebih baik, daripada merasa diperhatikan. Brightsiding juga cenderung mengalihkan alur emosi alami dengan mengabaikan empati demi mengejar solusi yang cepat dan tepat.
Dari penjelasan mengenai istilah brightsiding di atas, semoga kita bisa belajar lebih berempati dengan kesulitan orang lain. Semoga bermanfaat!