Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Mother Wound dan Bagaimana Ciri-cirinya?

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ibu adalah sosok yang paling berarti dalam hidup seseorang. Selain itu, ibu sering kali menjadi pengasuh utama di masa kanak-kanak. Perlakuan ibu kepada anaknya akan sangat berpengaruh terhadap cara pandang seseorang terhadap dirinya sendiri dan orang lain.

Istilah mother wound semakin mencuat beberapa waktu ini. Sesuai dengan artinya, mother wound adalah luka emosional yang disebabkan oleh ibu atau pengasuh utama. Luka emosional ini biasanya bertahan hingga dewasa.

Jika kamu ingin tahu tentang mother wound, simak pembahasan berikut, yuk. Semoga bermanfaat buat kamu, ya.

1. Apa itu mother wound?

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Daria Obymaha)

Ibu atau pengasuh utama mungkin hadir secara fisik dengan menyiapkan makanan, pakaian, serta membersihkan tempat tinggal. Sayangnya, kehadiran ini belum tentu memberikan kepuasan emosional anak karena pengabaian atau yang terburuk justru menunjukkan kekerasan. Pola perilaku yang seperti inilah yang akhirnya menimbulkan mother wound alias luka ibu.

Jamie Bennett, LMFT, seorang dokter kesehatan keluarga di Mountainside Treatment Center mengungkapkan seperti dikutip Verywellmind Mind, “Ketika pengasuh utama memenuhi kebutuhan anak, hal itu membuat anak tahu bahwa mereka dicintai, diterima, dan aman. Namun jika kebutuhan itu tidak terpenuhi, rasa percaya diri dan keamanan anak akan terpengaruh secara negatif. Mereka mungkin mengembangkan keyakinan bahwa mereka tidak layak dicintai atau bahwa dunia ini tidak aman."

2. Bagaimana ciri-ciri mother wound?

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Pixabay)

Seorang anak yang mengalami pengabaian atau kekerasan hingga memiliki mother wound akan membawanya hingga dewasa. Perilaku mereka di masa remaja atau dewasa akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana mereka diperlakukan semasa kanak-kanak.

Orang dewasa yang memiliki mother wound cenderung memiliki ciri-ciri khusus. Berikut ini ciri-cirinya menurut Brittany Cilento Kopycienski, seorang konselor profesional berlisensi di Grow Counseling Solutions serta Renée Zavislak, LMFT, seorang pembawa acara Psycho Therapist The Podcast :

  • ‌Cenderung memiliki sikap rendah diri karena merasa tidak layak dicintai
  • ‌Ketika dewasa, ia menemukan dirinya berada di hubungan yang sama seperti hubungan tidak menyenangkan yang ia alami bersama sang ibu. Hal ini disebabkan karena orang tersebut merasa hanya itu yang pantas ia dapatkan‌
  • Sulit menegakkan batasan dan mengomunikasikannya‌
  • Seseorang dengan mother wound bisa menjadi sangat bergantung atau justru sangat mandiri ‌
  • Suka berbicara buruk tentang dirinya sendiri dan kerap mengkritik diri ‌
  • Meniru perilaku sang ibu atau pengasuh utama dalam hubungan romantisnya atau kepada anaknya

3. Mother wound berpotensi diturunkan dari generasi ke generasi

ilustrasi hari ibu (pexels.com/Archie Binamira)

Sayangnya, jika tidak ditangani dengan baik mother wound berpotensi diturunkan dari generasi ke generasi. Seorang ibu memperlakukan anaknya dengan tidak cukup baik, kemudian anak tersebut akan menjadi orangtua yang juga kesulitan memperlakukan anaknya dengan baik. Siklus ini akan terus berulang hingga ada satu generasi yang berhasil memutusnya.

Namun bukan berarti mother wound tidak bisa disembuhkan. Sama seperti luka fisik, menyembuhkan mother wound yang sudah terjadi sejak lama memang memerlukan usaha yang cukup besar, namun bisa dilakukan.

Jamie Bennett mengungkapkan dalam Verywell Mind, "Penyembuhan dari luka seorang ibu itu mungkin. Artinya, orang tersebut harus menyadari dinamika masa kanak-kanak dan menelitinya."

4. Beberapa kiat melepaskan mother wound

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Menyembuhkan luka ibu memerlukan usaha besar, terutama dalam memahami diri sendiri. Mark Travers, Ph.D., seorang psikolog menulis kiat-kiat memecah siklus mother wound lewat majalah Forbes, berikut ini kiatnya :

  • ‌Dengan penuh kesadaran mengakui bahwa dirimu memiliki luka, kemudian mengidentifikasi perilaku yang membuatmu terluka
  • ‌Menerima kekurangan diri yang telah terluka, kemudian berfokus pada apa yang bisa dilakukan dan diubah
  • ‌Meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang berpotensi menimbulkan luka bagi diri sendiri maupun orang lain, contohnya terlalu mengkritik diri sendiri
  • ‌Mulai mencoba menegakkan batasan dengan berani

Meskipun terlihat sederhana, mengatasi mother wound bukanlah hal yang mudah. Emosi yang telah terbiasa diterima sejak kecil bisa jadi sangat sulit dihadapi. Para psikolog juga menganjurkan terapi profesional untuk dapat menyembuhkan mother wound.

Jika kamu merasa menjadi bagian dari orang-orang yang memiliki mother wound, mungkin sudah saatnya mencoba mengatasinya. Semoga berhasil dan tumbuh menjadi jiwa yang lebih sehat, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anita Hadi Saputri
EditorAnita Hadi Saputri
Follow Us