Apa itu YONO? Saatnya Tinggalkan Gaya Hidup YOLO

- YOLO mengajak eksplorasi sebanyak-banyaknya pengalaman, termasuk dalam pengelolaan keuangan.
- YONO fokus pada kesederhanaan, kualitas, dan kebutuhan daripada keinginan semata.
- YONO membantu memilih hal-hal berkualitas, meningkatkan fokus dan keberlanjutan hidup.
Pernah mendengar istilah YOLO ‘you only live once’? Tentu gak asing, ya. Namun, pernahkah kamu mendengar istilah YONO? Mungkin istilah YONO masih asing. Lantas, apa itu YONO?
YONO merupakan singkatan dari ‘you only need one’. Prinsip YONO bisa dikatakan sebagai gaya hidup yang berfokus pada kesederhanaan, fokus, dan kualitas.
YOLO berprinsip hidup hanya sekali sehingga nikmati dan eksplorasi saja semuanya tanpa perlu banyak berpikir. Ini berbeda dengan YONO yang berfokus pada esensi kebutuhan dan kesadaran.
Mungkin saja kamu belum begitu mengetahui tentang gaya hidup YONO. Yuk, simak satu per satu poin penting dari YOLO dan YONO!
1. YOLO: Eksplorasi semuanya, YONO: Fokus pada yang dibutuhkan

Gaya hidup YOLO mengajak orang eksplorasi sebanyak-banyaknya pengalaman. Ini berlaku untuk banyak aspek kehidupan. Begitu pula dengan aspek pengelolaan keuangan.
Hidup YOLO akan berpandangan bahwa tak apa membeli ini itu karena hidup hanya sekali. Alhasil penerapan YOLO memungkinkan seseorang untuk beli ini-itu tanpa banyak pertimbangan sehingga impulsif.
Sementara itu, YONO datang dengan konsep minimalis. Artinya orang-orang diajak untuk cukup satu hal saja yang benar-benar dibutuhkan, baik itu barang, aktivitas, hingga hubungan.
Gaya hidup YONO berfokus pada kesadaran dan kebutuhan, bukan keinginan semata. Jadi setiap keputusan harus didasarkan pada aspek butuh atau tidak butuh, bukan berdasarkan aspek ingin atau tidak ingin. Tentu YONO punya dampak positif untuk mengontrol diri dengan membuat keputusan yang bijak.
2. Fokus pada hal yang membuat bahagia

Gaya hidup YONO yang berfokus pada konsep minimalis ini tak hanya tentang mengurangi, tetapi juga menyeleksi. YONO bersifat aplikatif pada berbagai hal dalam kehidupan, tak hanya soal barang, tetapi juga berbagai pengalaman.
YONO menekankan untuk menghargai pengalaman yang memang menghadirkan pesan dan makna untuk kehidupan. Salah satu penerapannya ialah menghadiri acara yang memang berdampak baik untuk diri sendiri.
Penerapan YONO secara tidak langsung mengajak kita menyeleksi setiap ajakan yang datang. YONO tak membiarkan kita secara terpaksa menghadiri acara atau ajakan yang sebenarnya tak diinginkan.
Dengan demikian, kebahagiaan akan lebih terasa karena fokus pada kualitas dan bukan kuantitas. Coba tanyakan baik-baik pada diri kita kira-kira prioritas seperti apa yang ingin diterapkan?
3. Fokus pada kualitas

Jika YOLO befokus pada kuantitas, maka YOLO berfokus pada kualitas. Orang yang menerapkan prinsip YONO akan mempertimbangkan terkait perlu tidak perlu, penting tidak penting dalam berbagai hal.
Keputusan dibuat dengan pertimbangan kualitas, bukan asal kuantitas. YONO mengajak orang-orang bertanya pada diri sendiri: “Apakah hal ini penting untukku? Apakah aku benar-benar membutuhkan ini?”
Contoh kecilnya, YONO lebih memilih pergi ke tempat yang memang menurutnya mampu memberi nilai manfaat dan kenyamanan. Ia tidak sekadar pergi ke suatu tempat karena konten atau tren semata. Keputusan semacam ini membuat waktu dan energi menjadi lebih terarah.
4. YONO mampu mengurangi stres

Prinsip hidup YONO membantu seseorang menjadi lebih ringan menjalani hidup. Hal ini berbeda dari YOLO yang sering kali membuat orang merasa harus melakukan semuanya.
Jika seseorang merasa harus melakukan semua, maka pilihannya semakin banyak sehingga ia merasa overwhelmed. Sementara itu, YONO fokus pada pilihan yang memiliki esensi tersendiri sehingga hidup lebih ringan karena fokus dengan hal terbaik.
Penerapan YONO fokus pada hal-hal yang berkualitas. Contohnya, orang berprinsip YONO fokus menyelesaikan satu pekerjaan dengan maksimal daripada multitasking mengerjakan tiga hingga empat pekerjaan pada waktu yang sama.
Pilihan untuk berprinsip YONO akan memudahkan orang menjadi lebih tenang. Kualitas kerja juga meningkat dengan baik karena bisa lebih fokus menyelesaikan pekerjaan.
5. Bersinergi untuk lingkungan

Prinsip hidup YONO sangatlah mendukung keberlanjutan atau sustainability. Salah satu penerapannya ialah memilih satu barang atau pengalaman yang memang berkualitas.
Orang berprinsip YONO menjadi agen kebaikan yang bersinergi dengan lingkungan untuk mengurangi limbah. Misalnya, mereka dengan sukarela dan sadar bertekad untuk menerapkan zero waste dalam kehidupan sehari-hari, seperti saat berbelanja atau bepergian.
Ini juga berlaku untuk dunia fashion. Sering kali kita temui tren fast fashion yang menyebabkan orang-orang konsumtif membeli pakaian karena sedang tren.
Orang dengan prinsip kuat YONO berfokus membeli pakaian berkualitas dan tak goyah ikut arus beli pakaian karena tren terkini. Lain halnya dengan YOLO yang bisa jadi bersifat konsumtif karena berprinsip hidup hanya sekali.
6. YONO, gaya hidup yang lebih bijak

YOLO bisa jadi identik dengan anak muda yang penuh eksplorasi. Sementara itu, YONO hadir sebagai gaya hidup yang lebih bijak dan terarah.
Prinsip YONO sangat tepat untuk orang yang ingin hidup dengan tujuan jelas dan tak lagi terjebak dalam kesenangan sesaat. Segala keputusan dibuat dengan pertimbangan matang dan kesadaran tentang baik-tidak baik, perlu-tidak perlu.
Prinsip hidup YONO bukan berarti hidup membosankan, melainkan menjadi pribadi yang lebih bijak memilih dan memilah yang lebih penting.
Jangan sampai salah menginterpretasikan gaya hidup YONO, ya! Jadi, apa kamu tertarik menerapkan prinsip hidup YONO?