5 Cara Atur Harimu Biar Gak Berantakan dan Bikin Bad Mood

Jika hanya melihat sekilas, hal ini tampaknya tak berpengaruh pada produktivitas. Tanpa merapikan tempat tidur pun kita masih bisa bekerja dan melakukan hal-hal lain. Namun, kegiatan ini bisa menjadi ‘pemanasan’ untuk kita melakukan hal-hal lain yang lebih berat dan membutuhkan fokus lebih besar.

Simpelnya, kita jadi terbiasa membereskan kekacauan yang terjadi di awal hari dan menjadi lebih siap menghadapi ‘kekacauan-kekacauan’ berikutnya.

Ketika sudah melakukan sesuatu tetapi tak kunjung mendapatkan hasil, kita sering merasa stres dan putus asa, hingga lambat laun memutuskan untuk berhenti. Itu terjadi sebab yang kita harapkan adalah hasil akhir yang berada di luar kontrol. Daripada fokus pada hal yang tidak bisa kita kontrol, sebaiknya maksimalkan proses.

Sebagai contoh, misalnya kamu adalah seorang YouTuber pemula, daripada pusing memikirkan viewers yang tak kunjung bertambah, sebaiknya kamu fokus meningkatkan kualitas konten, meriset konten-konten yang banyak disukai, dan konsisten upload video baru.

Sebelum memulai hari, cobalah untuk menuliskan daftar kegiatan apa saja yang akan dilakukan pada hari tersebut. Tidak perlu terlalu berat. Misalnya, kamu ingin konsisten berolahraga setiap hari. Kamu bisa mulai dengan durasi pendek sekitar 10 – 20 menit. Rencanakan waktu yang jelas, jam berapa kamu akan melakukannya.

Jadikan itu mudah, misalnya bisa dilakukan di rumah. Buat hal itu terlihat menarik, misalnya kamu bisa membaca novel atau menonton film setelah berolahraga.

Dalam beberapa kasus, semakin panjang durasi yang kamu rencanakan, kamu akan cenderung berleha-leha. Sesuatu yang dikerjakan dalam satu jam akan membutuhkan usaha yang lebih ekstra jika dikerjakan dalam 45 menit. Maka dari itu, pastikan durasi yang kamu jadwalkan benar-benar pas dan memaksimalkan kemampuanmu.

Setelah menyusun rencana harian, kadang ada saja hal-hal mendesak yang tiba-tiba hadir di tengah jadwal. Hal-hal seperti itu berpotensi membuat kita kehilangan semangat dan ujung-ujungnya berhenti berpedoman pada apa yang menjadi rencana awal.

Jika memang penting dan mendesak, sebenarnya tak mengapa untuk mendahulukan hal-hal yang ‘mengganggu’ rencana harian itu. Lalu setelah selesai, kita bisa mengatur ulang dengan mempersingkat durasi masing-masing kegiatan atau mengoper satu atau beberapa kegiatan ke esok hari.

Selanjutnya, jangan hanya berhenti sampai di sini. Kamu harus mempraktikkan setiap poinnya dan bersikap tegas pada dirimu sendiri.