Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ayat Al-Quran Tentang Isra Miraj, Lengkap dengan Artinya

Ilustrasi membaca Al-Qur'an (Pexels.com/Alena Darmel)
Ilustrasi membaca Al-Qur'an (Pexels.com/Alena Darmel)
Intinya sih...
  • Isra Mikraj adalah perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu Sidratul Muntaha sebagai bukti kebesaran Allah SWT.
  • Nabi diperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah untuk memperkuat keimanan dan mempersiapkan menghadapi tantangan dalam menyampaikan risalah.
  • Pada Sidratul Muntaha, Nabi melihat Jibril dalam wujud aslinya dan kesempatan menyaksikan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah yang luar biasa.

Isra Mikraj adalah salah satu peristiwa dalam sejarah Islam yang menjadi bukti kebesaran Allah SWT. Dalam satu malam, Rasulullah SAW diperjalankan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, lalu diangkat hingga ke Sidratul Muntaha.

Kisah ini tidak hanya tercatat dalam hadis sahih, tetapi juga disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur'an.

Dua surah utama yang membahas peristiwa ini adalah Al-Isra dan An-Najm. Yuk, simak ayat Al-Qur'an tentang Isra Miraj berikut ini lengkap dengan arti dan penjelasannya untuk memperdalam pemahaman kita!

1. Surah Al-Isra ayat 1

Ilustrasi Al-Qur'an (pixabay.com/TayebMEZAHDIA)
Ilustrasi Al-Qur'an (pixabay.com/TayebMEZAHDIA)

سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

Bacaan latin:

Sub-ḥānallażī asrā bi'abdihī lailam minal-masjidil-ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣallażī bāraknā ḥaulahụ linuriyahụ min āyātinā, innahụ huwas-samī'ul-baṣīr.

Artinya: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Mengutip NU Online, ayat ini mengisahkan peristiwa agung perjalanan malam (Isra) Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, kemudian dilanjutkan dengan Mi'raj ke Sidratul Muntaha. Allah SWT memulai ayat ini dengan kata Subhanallah sebagai penegasan atas kebesaran dan kekuasaan-Nya.

Kata asra' dalam ayat ini bermakna "memperjalankan pada malam hari", yang mengisyaratkan bahwa perjalanan ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Penyebutan lailan atau "malam hari" mempertegas keistimewaan waktu tersebut sebagai momen yang utama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Perjalanan ini dimulai dari Masjidil Haram, tempat Ka'bah berada, menuju Masjidil Aqsa yang diberkahi oleh Allah. Keberkahan Masjidil Aqsa tidak hanya terkait dengan tanahnya yang subur dan makmur, tetapi juga karena jadi tempat tinggal dan peribadatan para nabi sebelumnya.

Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW diperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT, baik berupa pengalaman spiritual maupun keajaiban alam semesta. Semua pengalaman ini bertujuan untuk memperkuat keimanan Nabi dan mempersiapkannya menghadapi berbagai tantangan dalam menyampaikan risalah.

Di akhir ayat, Allah SWT menegaskan sifat-Nya yang Maha Mendengar dan Maha Melihat. Tidak ada bisikan atau perbuatan makhluk yang luput dari pengawasan-Nya, menunjukkan kebesaran Allah yang tak terhingga.

2. Surah An-Najm ayat 13-14

ilustrasi ucapan isra miraj 2025 dalam bahasa inggris (pexels.com/pixabay)
ilustrasi ucapan isra miraj 2025 dalam bahasa inggris (pexels.com/pixabay)

(13) وَلَقَدْ رَءَاهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ
(14) عِندَ سِدْرَةِ ٱلْمُنتَهَىٰ

Bacaan Latin:

(13) Wa laqad ra`āhu nazlatan ukhrā
(14) 'Inda sidratil-muntahā

Artinya:

(13) Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
(14) (yaitu) di Sidratil Muntaha.

Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW melihat Malaikat Jibril dalam wujud aslinya untuk kedua kalinya, yaitu pada peristiwa Mi’raj saat beliau sampai di Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha merupakan suatu tempat yang jadi batas alam semesta yang dapat diketahui oleh para makhluk, termasuk malaikat, dan merupakan bagian dari perjalanan agung Nabi Muhammad SAW dalam Isra Mi'raj.

Dalam tafsir, Sidratul Muntaha dijelaskan sebagai tempat suci yang menandai akhir dari pengetahuan makhluk tentang alam semesta dan awal dari kebesaran Allah yang tak terjangkau.

Sidratul Muntaha juga disebut sebagai tempat di mana Rasulullah SAW diperlihatkan berbagai tanda kebesaran Allah SWT, termasuk kemuliaan yang tidak dapat dijelaskan oleh akal manusia.

Pendapat ini diperkuat oleh ayat lain dalam Surah An-Najm yang menyebutkan, "Dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu)" (An-Najm: 42).

3. Surah An-Najm ayat 15-16

ilustrasi isra Miraj 2025 (pexels.com/Craig Adderley)
ilustrasi isra Miraj 2025 (pexels.com/Craig Adderley)

(15) عِندَهَا جَنَّةُ ٱلْمَأْوَىٰٓ
(16) إِذْ يَغْشَى ٱلسِّدْرَةَ مَا يَغْشَىٰ

Bacaan Latin:

(15) 'Indahā jannatul-ma`wā
(16) Iż yagsyas-sidrata mā yagsyā

Artinya:

(15) Di dekatnya ada surga tempat tinggal,
(16) (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.

Pada ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa di dekat Sidratul Muntaha terdapat Jannatul Ma’wa atau surga tempat tinggal. Jannatul Ma’wa dikenal sebagai tempat kembali yang penuh kenikmatan bagi orang-orang yang beriman.

Rasulullah SAW melihat Malaikat Jibril di Sidratul Muntaha saat tempat itu dipenuhi oleh suasana luar biasa yang menunjukkan kebesaran Allah SWT. Keagungan tersebut ditandai oleh sinar-sinar indah dan kehadiran malaikat-malaikat, meskipun Al-Qur’an tidak menjelaskan detailnya.

Penjelasan ini cukup untuk menggambarkan betapa agungnya kebesaran Allah yang tidak terjangkau oleh akal manusia.

4. Surah An-Najm ayat 17-18

ilustrasi isra miraj 2025 (pexels.com/Adnan Uddin)
ilustrasi isra miraj 2025 (pexels.com/Adnan Uddin)

(17) مَا زَاغَ ٱلْبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ
(18) لَقَدْ رَأَىٰ مِنْ ءَايَٰتِ رَبِّهِ ٱلْكُبْرَىٰٓ

Bacaan Latin:

(17) Mā zāgal-baṣaru wa mā ṭagā
(18) Laqad ra`ā min āyāti rabbihil-kubrā

Artinya:

(17) Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.
(18) Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.

Ayat ini menggambarkan keteguhan Nabi Muhammad SAW saat melihat keajaiban di Sidratul Muntaha. Beliau tidak berpaling atau melampaui batas dari apa yang Allah izinkan untuk dilihat. Ini menunjukkan ketaatan dan kesucian beliau dalam menyaksikan kebesaran Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW diberi kesempatan menyaksikan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang luar biasa, termasuk keajaiban Sidratul Muntaha. Peristiwa ini mengajarkan umat Islam bahwa kebesaran Allah SWT tidak terbatas dan tidak bisa diukur dengan logika manusia. Sebagai manusia, kita diajak untuk meyakini kebesaran-Nya sebagaimana yang telah diungkapkan dalam Al-Qur’an.

Dengan memahami ayat-ayat Al-Qur'an tentang Isra Miraj, kita bisa lebih menghargai perjalanan agung Nabi Muhammad SAW. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang tercatat dalam Al-Qur'an dan menjadikannya sebagai pedoman hidup.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sierra Citra
Febriyanti Revitasari
3+
Sierra Citra
EditorSierra Citra
Follow Us