Sabtu (30/3) lalu, UKM Jurnalistik Balawarta Universitas Ciputra mengadakan bedah buku bersama penulis Risa Saraswati. Berjudulkan "Catatan Hitam Rasuki Danur", acara yang digelar di Auditorium Universitas Ciputra ini berlangsung penuh antusiasme. Bahkan tiketnya terjual habis.
Respons peserta terhadap acara ini tidak kalah seru, terlebih saat sesi tanya dan jawab dibuka. Bahkan peserta turut menanyakan di mana Peter Cs berada. Yuk, simak!
Seperti kita tahu, Risa adalah salah satu penulis buku yang sangat produktif. Dalam setahun, bisa hingga dua kali bukunya diterbitkan. Ia mengaku jika selalu menulis di sela-sela jadi PNS. "Pulang kan gak main. Nulis," ungkapnya. Meski menulis buku bergenre horor, ia mengaku biasa saja dan tidak terlalu sampai menghidupkan dupa. Namun, ia memang tidak suka menulis di tempat yang ramai.
Uniknya, putri pertama dari pasangan Iman Sumantri dan Elly Rawilah ini tidak pernah menetapkan deadline. "Saya tidak suka deadline karena nanti karya jadi asal-asalan," paparnya.
Selain dikenal sebagai penulis buku bertemakan hantu, Risa juga memiliki channel YouTube bernama Jurnal Risa. Tak pelit, ia turut mengisahkan pengalaman terseramnya saat membuat salah satu episodenya.
"Hari Kamis kemarin, kita syuting di sebuah bangunan tua. Yang bikin menakutkan adalah gak ada Angga dan Nicko. Yang tersisa, yang biasanya takut-takut. Berat sekali perjuangan. Tempatnya kebetulan yang beneran serem. Bener-bener heboh, gak ada yang bantuin," ungkapnya.
Ketegangan peserta semakin memuncak kala Risa melanjutkan kisahnya. "Syutingnya di bangunan tua, empat lantai, udah terbengkalai berbelas-belas tahun. Ada jendela, gak ada kacanya. Di situ, Riri lihat ada perempuan menggantung. Dia tidak memejamkan matanya, melotot. Yang bikin menyeramkan, itu gerak-gerak ke depan," kata Risa disambut sorak penonton.
Sesi ini semakin seru lagi ketika sejumlah peserta diminta maju ke depan. Bagi mereka yang berhasil menjawab pertanyaan Risa, akan beruntung mendapatkan buku yang sudah ia tanda tangani. Pada peserta terakhir, ia mengajaknya bernyanyi lagu Boneka Abdi. Bersamaan dengan itu, seluruh studio menyanyikannya serempak.
Seperti yang banyak diketahui, lagu tersebut adalah lagu anak tradisional dari Sunda. Ini adalah lagu kesukaan teman kecil Risa, yaitu Peter, Hans, Janshen, William, dan Hendrick. Konon, lagu ini juga dapat digunakan untuk memanggil mereka berlima.
Di awal sesi, Risa berikut pembawa acara duduk di sofa yang tersedia di panggung. Kurang lebih 30 menit kemudian, ia mengajak pembawa acara untuk maju dan duduk di tangga depan panggung. Menurutnya selain lebih enak, suasana pun jadi lebih cair.
Namun alasan yang sesungguhnya muncul ketika seorang peserta bertanya di mana keberadaan Peter cs. "Itulah kenapa saya mengajak yang di sebelah saya ini, maju ke depan," katanya. Seketika peserta menjadi heboh, Risa menjelaskan jika Peter cs sedang ketakutan dikarenakan mengira di gedung tersebut banyak orang Nippon (penjajah dari Jepang).
"Saya kuliah di teknik sipil. Ketemunya sama fisika, matematika, mekanika. Pusing pokoknya. Saya gak belajar sastra. Tapi saya hobinya baca buku dari dulu. Jadi, tidak ada alasannya tidak bisa menulis," tutur perempuan kelahiran 24 Februari 1985 ini.
Menurutnya, semua orang bisa menulis. Menulis adalah hal dasar yang dipelajari sejak masa anak-anak. Ditambah lagi, kini menerbitkan tulisan tidaklah sesulit zaman dulu. "Kalian punya karya, tinggal email ke penerbit," lanjutnya. Kalau Risa saja bisa menerbitkan banyak buku tanpa latar belakang sastra, kenapa kamu tidak?
Jangan pula memikirkan soal tulisanmu laku atau tidak. "Jangan dengarkan orang lain saat berkarya. Kalau gak dihargai, ada diri sendiri yang menghargai. Entah orang suka atau gak, itu bonus," pesan Risa yang terakhir sebelum menutup acara.