Bedah Tantangan Alpha Female di Lingkungan Kerja dan Cara Atasinya!

- Alpha Female dan kesetaraan upah di lingkungan kerja
- Inisiatif organisasi dalam mengatasi kesenjangan upah gender masih perlu ditingkatkan.
- Kesetaraan gender berarti memberikan hak dan kesempatan yang sama bagi semua untuk mencapai sukses.
- Alpha Female dan tantangan inklusif di lingkungan kerja
- Peningkatan penerapan kesetaraan gender di tempat kerja, namun masih ada ruang untuk peningkatan.
- Organisasi telah membangun fondasi yang kokoh untuk menciptakan inklusi di tempat kerja.
- Alpha Female dan tantangan berperan sebagai pemimpin di lingkungan kerja
- Banyak perempuan merasa
Di tengah panggung ekspektasi sosial, perempuan kerap diharapkan tampil sebagai sosok yang lembut, penyayang, dan penurut. Namun, figur Alpha Female hadir dan mendobrak batasan akan pandangan tersebut. Istilah ini merujuk pada sosok perempuan yang memancarkan kepercayaan diri, kemandirian, ketangguhan, dominasi, dan jiwa kepemimipinan yang kuat.
Itulah mengapa, menyediakan ruang bagi Alpha Female di lingkungan kerja bukan perkara mudah. Padahal, di dunia bisnis yang kian kompetitif, mewujudkan kesetaraan gender bukan hanya tuntutan moral, tetapi sebuah strategi untuk kemajuan.
1. Alpha Female dan tantangan kesetaraan upah di lingkungan kerja

Dinamika mengenai kesetaraan gender di lingkungan kerja Indonesia terus mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Tak terkecuali, soal sistem penggajian yang setara. Merujuk pada hasil penelitian dari Michael Page Talent Trends 2024: The Expectation Gap Report, organisasi-organisasi di Indonesia telah menunjukkan upaya signifikan dalam mengatasi kesenjangan upah gender. Ada 45 persen perempuan yang menyatakan puas terhadap upah yang mereka terima. Sementara, tingkat ketidakpuasan terhadap upah relatif rendah, yakni di angka 20 persen.
Di sisi lain, jumlah kepuasan terhadap pendapatan yang netral ada di angka 32 persen. Fakta ini memperlihatkan masih ada ruang diskusi mengenai kesetaraan upah gender di lingkungan kerja yang perlu digali. Organisasi-organisasi terkait masih bisa meningkatkan transparansi seputar praktik penggajian guna memperkuat sistem kompensasi agar lebih adil. Perlu dipahami, kesetaraan gender di lingkungan kerja berarti memberikan hak dan kesempatan sama bagi semua untuk mencapai sukses.
2. Alpha Female dan tantangan inklusif di lingkungan kerja

Terlepas dari norma yang berlaku sejak lama di masyarakat Indonesia mengenai perempuan bekerja. Penelitian menyebut jika upaya mencapai kesetaraan dan inklusi di lingkungan kerja telah menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Berdasarkan data, hampir enam dari 10, sebanyak 59 persen perempuan sudah merasa puas terhadap penerapan kesetaraan gender di lingkungan kerja. Sentimen positif ini menunjukkan bahwa banyak tempat kerja di Indonesia telah menggunakan pendekatan efektif untuk mendorong inklusi dan kesetaraan gender.
Temuan ini menunjukkan bahwa organisasi-organisasi di Indonesia setidaknya telah membangun fondasi yang cukup kokoh untuk menciptakan inklusi di tempat kerja. Meskipun begitu, masih perlu ada upaya peningkatan relevan bagi perempuan yang masih netral (26 persen) dan tidak puas (12 persen). Sebagai Alpha Female, kamu bisa memulai upaya meraih inklusi ini dari diri sendiri. Terapkanlah beberapa praktik komunikasi seperti berterus terang dalam berpendapat, lugas dalam berkomunikasi, kurangi kebiasaan minta maaf saat tidak salah, dan kelola emosi kamu lebih baik.
3. Alpha Female dan tantangan berperan sebagai pemimpin di lingkungan kerja

Tidak jauh berbeda, perusahaan-perusahaan Indonesia di bidang kepemimpinan perempuan juga telah berkembang signifikan. Berdasarkan penelitian, ada 59 persen perempuan yang merasa puas, 38 persen netral, dan 22 persen masih merasa kurang puas terhadap kesempatan perempuan berperan sebagai pemimpin di tempat kerja. Dengan begitu, bisa dibilang banyak organisasi di Indonesia telah menetapkan cara yang efektif untuk pengembangan kepemimpinan perempuan.
Di sisi lain, perhatian lebih lanjut terhadap tantangan ini tetap perlu dilakukan. Terutama, untuk para perempuan yang masih memiliki kekhawatiran akan kemajuan diri di tempat kerja saat ini. Ada beberapa sikap utama yang bisa dikembangkan dalam memperkuat peran pemimpin perempuan di tempat kerja. Pertama, berupayalah lebih fokus hanya pada rencana yang kamu buat. Kedua, pahamilah semakin pintar perempuan, semakin banyak kritik datang. Ketiga, jangan berdandan berlebihan, terkecuali jika tuntutan pekerjaan, seperti bekerja di dunia hiburan.
Semua individu di lingkungan kerja berhak mengharapkan perlakuan yang lebih adil dan setara dalam mencapai kesuksesan karier. Kamu bisa menilai kesetaraan ini dengan tampil sebagai Alpha Female. Yakni, menjadi figur perempuan yang dapat mengutarakan pendapat dengan tegas, namun, bertanggung jawab, serta tidak goyah terhadap kritik yang datang. Dengan menjadi Alpha Female, kamu bisa membuktikan bahwa perempuan juga bisa memainkan peran positif yang berdampak dalam upaya mencapai visi misi perusahaan dan masyarakat secara luas.