Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Bentuk Sikap Respek Kepada Orang Sekitar, Gak Susah Diterapkan!

ilustrasi lingkungan harmonis (pexels.com/Moe Magners)

Kita seringkali dihadapkan dengan lingkungan yang kurang harmonis. Orang-orang di dalamnya kera berkonflik hanya karena permasalahan sederhana. Belum lagi dengan adanya perasaan negatif dan sikap saling mencurigai. Meskipun menjadi tantangan dalam menyesuaikan diri, tapi kita tetap bisa menunjukkan sikap respek kepada mereka.

Ketika sikap menghargai diterapkan dengan baik, tentu membawa pengaruh positif. Seperti meredam konflik yang terjadi, sekaligus menjaga situasi agar tetap kondusif. Meskipun terlihat sederhana, tapi kita sudah berperan menjaga lingkungan agar kembali harmonis. Kurang lebih terdapat empat bentuk sikap respek terhadap orang-orang sekitar yang perlu diterapkan.

1. Bersikap netral di tengah konflik dan perselisihan

ilustrasi menghadapi konflik (pexels.com/Yang Krukau)

Menempatkan diri sebagai makhluk sosial harus diiringi dengan sikap bijaksana. Apalagi  berada di tengah lingkungan kurang harmonis. Cara kita dalam mengendalikan sikap dan tingkah laku harus diperhatikan. Alangkah baiknya tetap bersikap respek terhadap orang-orang sekitar. Hargai dan hormati antar individu sebagai sesama manusia.

Terdapat beberapa bentuk sikap respek terhadap lingkungan sekitar yang patut diterapkan. Terutama ketika terjebak di tengah konflik. Alih-alih ikut berpihak kepada salah satu, lebih baik kita mengedepankan sikap netral. Karena dalam suatu konflik susah mencari fakta yang sebenarnya. Memutuskan berpihak kepada salah satu justru memperkeruh situasi.

2. Memilih tidak ikut bergosip aib dan keburukan sesama

ilustrasi bergosip (pexels.com/Antoni Shkraba)

Sudah kewajiban kita sebagai manusia untuk bersikap respek terhadap lingkungan sekitar. Karena tindakan kecil dan sederhana yang dilakukan mampu menciptakan lingkungan harmonis. Inilah yang akan meningkatkan solidaritas dan persatuan sehingga orang-orang di dalamnya tidak saling berkonflik. Ternyata, menerapkan sikap respek tersebut tidak susah.

Kita hanya perlu mengendalikan diri ketika orang-orang sekitar tengah bergosip. Jangan pernah ikut membongkar aib dan keburukan sesama. Karena ini sama saja dengan tidak menghargai privasi dan kehormatan orang lain. Jika memang tidak mampu meluruskan atau mengubah alur pembicaraan, lebih baik diam.

3. Tidak ikut menyudutkan orang yang sedang bersalah

ilustrasi menyalahkan (pexels.com/Cottonbro)

Manusia pasti memiliki sisi kekurangan maupun kesalahan. Tidak semuanya dilakukan secara sengaja. Beberapa ada yang tidak sadar jika sikap dan tindakannya kurang pantas. Atau mereka tidak sadar sudah melakukan kecerobohan. Tapi apakah pantas bagaimana kita ikut menyudutkan sesama saat ada yang berbuat salah? Tentu menjadi suatu hal yang patut direnungkan.

Di sinilah bentuk sikap respek terhadap lingkungan sekitar. Ketika ada seseorang yang berbuat keliru, jangan pernah ikut-ikutan menyudutkan. Apalagi menghakimi hanya karena mengikuti tindakan orang-orang sekitar. Langkah ini tidak akan menyelesaikan permasalahan. Namun membuat situasi semakin rumit dan tidak terkendali.

4. Senantiasa mengapresiasi kerja keras sesama

ilustrasi mengapresiasi kerja keras (pexels.com/Fauxels)

Pada faktanya masih banyak lingkungan yang tidak mampu mengapresiasi kerja keras sesama. Contohnya, mereka di awal memohon agar seseorang bersedia membantu. Tapi selepasnya, justru tidak mengapresiasi kerja keras yang dilakukan seseorang. Bahkan cenderung bersikap semena-mena. Poin satu ini harus dipahami dengan lebih baik.

Tentu ada beberapa bentuk sikap respek terhadap lingkungan sekitar yang patut diterapkan. Diantaranya dengan mengapresiasi kerja keras sesama. Jangan menjadikan kebaikan orang lain hanya untuk memenuhi tuntutan ambisi pihak tertentu. Tampilkan sikap yang layak untuk menghormati waktu serta energi yang dikorbankan oleh seseorang.

Sebenarnya tidak susah menerapkan sikap respek terhadap lingkungan sekitar. Kita bisa memulainya dari tindakan kecil dan sederhana. Tapi semua kembali lagi pada diri masing-masing individu. Apakah mereka masih betah di tengah konflik, senang bergosip, atau siap memperbaiki tindakan-tindakan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tania Stephanie
EditorTania Stephanie
Follow Us