Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pexels.com/John-Mark Smith

Bulan Ramadan adalah bulan yang paling dinantikan banyak orang karena berbagai keistimewaan dan keutamaannya yang hanya bisa didapatkan di bulan Ramadan seperti Lailatul Qadar dan pahala berlipat ganda yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang berbuat kebajikan pada bulan ini.

Termasuk juga tidur saat berpuasa di bulan Ramadan, banyak kalangan umat Muslim yang meyakini bahwa tidur ketika berpuasa bernilai ibadah dan mendapatkan pahala. Benarkah demikian? Mari simak penjelasannya berikut ini.

1. Banyak orang yang salah kaprah dalam memahami hadits yang menjelaskan bahwa tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah

unsplash.com

Selama ini, banyak umat Islam yang percaya bahwa tidur saat berpuasa bisa bernilai ibadah dan memperoleh pahala lantaran dalil berupa sebuah hadits sebagaimana berikut.

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ

"Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Doanya adalah doa yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan"

Hadits ini dibawakan oleh al-Baihaqi dalm Syu'abul Iman 3/1437. Dalam hadits ini terdapat Ma'ruf bin Hasan yang mana dia dikenal sebagai perawi yang dho'if (lemah). Dalam hadits ini pula terdapat Sulaiman bin 'Amr yang kedudukannya lebih dho'if daripada Ma'ruf bin Hasan.

Sedangkan dalam riwayat lain, perawinya ialah Abdullah bin 'Amr. Haditsnya dibawakan oleh Al-Iroqi dalam Takhrijul Ihya' (1/310) dengan sanad yang dho'if juga.

Jadi, Syaikh al-Albani dalam silsilah Ad-Dho'ifah no. 4696 mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits yang dho'if (lemah).

2. Tidurnya orang yang berpuasa pada dasarnya bersifat mubah (boleh), kecuali jika diawali dengan niat yang baik dan mengharap ridha Allah maka bisa bernilai ibadah

Editorial Team

Tonton lebih seru di