Biasakan 7 Sikap Ini agar di Masa Tua Gak Menyebalkan, Kurangi Baper!

Bertambah tua bukan untuk ditakuti, melainkan justru disyukuri. Dengan pertambahan usia artinya kamu diberi umur panjang. Hidup hingga usia di atas 60 tahun mesti menjadi harapan sekaligus diusahakan. Jangan malah dirimu masih muda, tetapi keinginan untuk hidup sudah lemah.
Namun, menjadi tua kerap kali juga bikin sebal orang-orang di sekitarnya yang lebih muda. Lansia tak jarang berselisih dengan anak serta cucunya. Kalau mereka tinggal bersama, keributan terjadi nyaris setiap hari. Sekalinya gak ada pertengkaran hanyalah ketika salah satu sedang pergi atau sakit keras sehingga terlalu lemah buat cekcok.
Maka penting untukmu tidak hanya mengupayakan umur panjang dan sehat secara fisik. Kamu juga perlu membangun karakter diri yang positif sejak muda. Supaya di usia senjamu, kamu gak sering terlibat konflik dengan keturunanmu sendiri serta pasangan mereka. Latih diri biar punya tujuh sifat berikut agar masa tua gak menyebalkan dan memudahkanmu diterima oleh generasi muda berikutnya.
1. Semandiri mungkin

Tentu seiring dengan makin lanjut usia, kamu juga akan mengalami sejumlah keterbatasan. Akan tetapi, ada perbedaan yang amat besar antara lansia yang sejak muda terbiasa mandiri dengan lansia yang di usia produktifnya pun terlalu bergantung pada orang lain. Lansia yang di masa mudanya terbiasa melakukan banyak hal sendiri gak begitu rewel di masa tuanya.
Mereka tahu cara mengurus diri dengan baik. Orang berkarakter mandiri juga selalu punya cara kreatif ketika menghadapi berbagai kesulitan. Sebaliknya jika seseorang di usia muda telah manja, makin tua makin merepotkan. Kamu bakal tambah malas melakukan apa pun seorang diri.
Padahal kegiatannya amat simpel seperti mengambil makanan dan minuman sendiri. Namun, dirimu yang terbiasa manja menjadikan telah tua sebagai alasan buat selalu dilayani. Pun kegiatan fisik serta rutinitas sejatinya sangat baik untuk membuat lansia tetap aktif, bugar, dan tak mudah lupa. Anak, menantu, serta cucumu kelak bakal kelelahan kalau kamu manja sekali.
2. Berperilaku terhormat, bukan menuntut agar dihormati

Berperilaku terhormat akan mendatangkan rasa hormat orang lain dengan sendirinya. Pastinya tetap ada segelintir orang yang merendahkanmu. Akan tetapi, itu bukan karena dirimu memang hina melainkan pengetahuan serta sikap bijaksana mereka yang masih kurang.
Selama kamu dapat menjaga kehormatan diri melalui ucapan, perbuatan, serta tulisan; jumlah orang yang respek padamu akan lebih banyak. Sementara itu, hanya soal waktu buat orang yang suka mencela menyadari bahwa kualitas dirimu memang tinggi. Merendahkanmu sama dengan mempermalukan diri sendiri.
Sebaliknya kalau kamu ribut terus minta dihormati oleh orang-orang, mereka tambah enggan. Mereka malah menjadikanmu bahan olok-olok. Di masa tua nanti, kesukaanmu menuntut penghormatan dari orang lain bikin mereka menjauh. Orang-orang yang lebih muda menyimpulkan bahwa dirimu ialah lansia yang sebaiknya diabaikan saja.
Keturunanmu tambah suka memberontak ketika kamu memerintah mereka. Tapi jika kamu berperilaku terhormat, orang-orang yang lebih muda otomatis sungkan padamu dan lebih kooperatif. Sebab di usiamu yang paling banyak dibandingkan mereka, dirimu juga tetap menghormati generasi muda. Orang-orang muda merasa keberadaan dan peran pentingnya diakui olehmu.
3. Humoris, bukan galak dan suka mengomel

Lihat diri sendiri saat ini. Apakah kamu nyaman jika orangtua atau kakek dan nenekmu marah-marah terus? Apa pun yang dilakukan olehmu seperti selalu salah di mata mereka. Tentu dirimu menjadi bad mood, tidak betah di rumah, serta menghindari berurusan dengan mereka.
Hal yang sama juga akan terjadi jika kelak kamu menua dengan membawa kebiasaan marah-marah. Masalahnya, menjadi lansia sering dengan sendirinya membuat perasaan lebih sensitif. Apabila sejak muda dirimu sudah galak, ketika tua nanti pasti tambah gampang emosi. Hal-hal sepele pun akan membuatmu uring-uringan.
Supaya tidak begini, belajar buat punya jiwa humoris sejak sekarang. Tertawalah bersama orang lain biar kelak kamu juga jago menghibur kesedihan anak serta cucu. Dengan sifat humoris, dirimu akan selalu dirindukan oleh mereka. Tidak ada anak, cucu, bahkan menantu yang keberatan tinggal bersamamu. Kamu akan menjadi orangtua dan kakek atau nenek kesayangan mereka.
4. Tak menjadikan diri sebagai pusat dunia

Contoh sikap yang menunjukkan kamu seakan-akan menjadi pusat dunia adalah hanya mau didengarkan, tapi tak mau gantian mendengarkan orang lain. Dirimu ingin diperhatikan oleh semua orang. Namun, kamu gak punya kepekaan untuk balas memedulikan orang lain.
Termasuk di situasi-situasi yang menuntut empati tinggi. Misalnya, dirimu gak menunjukkan kepedulian pada kawan yang sedang berduka. Sebaliknya, sedikit saja kamu sedih oleh sesuatu, orang-orang di sekitarmu seperti dipaksa buat care.
Sikap-sikap seperti di atas menunjukkan sisi kekanak-kanakan yang masih kuat dalam diri. Apabila kamu menua dengan tetap menganggap diri sebagai pusat dunia, keturunanmu menjadi kekurangan kasih sayang. Kamu yang seharusnya memperhatikan serta menyayangi mereka habis-habisan malah cuma mengharapkan cinta. Dari mana mereka akan belajar tentang kasih sayang jika dirimu gak memberikan contoh?
5. Suka menjaga kebersihan

Orang yang semasa muda sudah terbiasa bersih-bersih hingga tua pun gak betah dengan segala hal yang kotor. Walaupun energimu makin terbatas, kamu bakal tetap mengusahakan diri serta lingkunganmu bersih. Dirimu masih rutin mandi walaupun harus memakai air hangat dan gak tahan lama-lama.
Kamu juga tidak membuang kotoran sembarangan. Ketika faktor penuaan membuatmu tak bisa lagi pergi ke toilet, dirimu bersedia memakai popok agar mudah dibersihkan oleh keluarga atau perawat. Hal sebaliknya akan terjadi apabila kebersihan tidak pernah menjadi prioritas hidupmu.
Segera setelah kamu pensiun dan tak lagi dituntut buat menjaga penampilan, dirimu memulai cara hidup yang jorok. Kamu menjadi lansia yang betah berminggu-minggu tidak mandi sekalipun banyak berkeringat. Baju juga gak pernah mau diganti. Buang air besar atau kecil pun sembarang walau dirimu sebetulnya dapat pergi ke toilet.
6. Jangan baperan, semua dapat dibicarakan baik-baik

Lansia memang secara alami menjadi lebih sensitif. Terutama saat mereka berinteraksi dengan orang-orang yang jauh lebih muda. Penyebabnya, mereka kesal merasa kurang dimengerti oleh anak muda. Atau, standar kesopanan anak muda sekarang dirasa berbeda dari zaman mereka dulu.
Orang lanjut usia juga merasakan banyak ketidaknyamanan terkait kondisi tubuh sehingga memengaruhi emosinya. Namun, kecenderungan baper ini dapat dikurangi kalau kamu sejak muda bersikap lebih santai. Artinya, dirimu tidak mendahulukan rasa tersinggung oleh berbagai sikap orang lain.
Pegang prinsip setiap masalah bisa dibicarakan baik-baik. Jangan berprasangka pada siapa pun dan memikirkan sisi manusiawi ketika orang berbuat keliru. Suatu saat nanti kamu merasa kurang nyaman dengan sikap anak, menantu, atau cucu tinggal ajak mereka mengobrol. Ingat bawa kalau dirimu dapat tersinggung oleh sikapnya, mereka pun sama.
7. Menyukai anak-anak

Makin bertambah tua berarti kamu seperti dikepung oleh generasi yang lebih muda. Begitu dirimu menjadi orangtua saja, bahaya sekali bila kurang menyukai anak-anak. Kamu menjadi tidak bisa dekat dengan mereka. Di matamu justru anak-anak tak lebih dari beban.
Makin banyak keturunanmu, bertambah pula jumlah anak-anak. Jika kamu punya dua anak lalu keduanya memiliki masing-masing dua anak lagi, artinya ada empat cucu. Belum ditambah cucu dari keponakan-keponakanmu. Bayangkan betapa tersiksanya dirimu apabila membenci anak-anak.
Kamu mudah marah ketika bersama mereka atau menarik diri demi bebas dari gangguan. Kedua sikap ini menyebabkan anak serta cucu gak bisa dekat denganmu. Ketika mereka berkunjung ke rumahmu sebisa mungkin tidak menginap. Mereka tak mau mengganggu dan membuatmu kesal. Meski ini terdengar bagus untukmu, dalam jangka panjang cuma bikin kamu merasa kesepian.
Jangan mengira lansia hanya akan dicintai oleh anak dan cucu jika masih dapat memberi uang atau harta lainnya. Kehadiranmu tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka selama sikapmu terjaga. Namun, sikap yang baik seperti tujuh poin di atas gak bisa dibentuk secara mendadak. Kamu kudu membiasakan diri sejak kini agar di masa tua gak menyebalkan.