Kharim Siregar: Inovasi dan Kolaborasi adalah DNA Bank Jago

Miliki fondasi kuat untuk hadapi ketidakpastian global

Aplikasi Jago merupakan salah satu aplikasi perbankan yang banyak digunakan anak muda (milenial dan generasi Z) untuk mengatur keuangan. 

Hal ini bukan tanpa alasan, Aplikasi Jago ternyata sangat memudahkan pengaturan keuangan karena dapat disesuaikan (customized) dan dipersonalisasi (personalized) sesuai kebutuhan masing-masing nasabah.

Salah satu sosok di balik aplikasi inovatif ini dari bank berbasis teknologi ini adalah Direktur Utama Bank Jago Kharim Indra Gupta Siregar.

Lalu bagaimana profil Kharim bisa membawa Bank Jago hingga akhirnya memiliki lebih dari empat juta nasabah saat ini? Selain itu bagaimana Kharim melihat kondisi pandemik dan ketidakpastian global yang masih menyelimuti keadaan dunia sekarang serta bagaimana Bank Jago menghadapinya? Simak ceritanya lebih lanjut di bawah, ya!

1. Lulusan Sarjana Teknik Mesin dari Institut Teknologi Bandung (ITB)

Kharim Siregar: Inovasi dan Kolaborasi adalah DNA Bank JagoDirektur Utama Bank Jago Kharim Siregar (Dok. Bank Jago)

Sebagai lulusan teknik, Kharim suka menyelesaikan masalah yang kompleks. Ia menganggap dunia perbankan sebenarnya gak rumit, guys. Tetapi persoalannya memang kompleks karena mencakup banyak aspek, seperti nasabah, tata kelola, risiko, regulasi, dan masyarakat luas. 

Hal itulah yang membuat Kharim berkecimpung terus di dunia keuangan. Sejak 1995, ia menggeluti dunia perbankan. Sebelum diangkat menjadi Direktur Utama Bank Jago pada 2020 silam, Kharim sudah makan banyak asam dan garam di dunia keuangan. Ia pernah menjabat sebagai Direktur di Bank BTPN selama 10 tahun lamanya. Sebagai Direktur yang membawahi Teknologi Informasi, Kharim merupakan salah satu arsitek dalam transformasi digital BTPN.

Lalu, ia juga pernah bekerja di beberapa bank seperti Bank Danamon sebagai Executive Vice President, Business Support Division Head, Mass Market; dan Bank Mega serta Bank Universal sebagai Vice President.

Baca Juga: Bank Jago Beri Dukungan UMKM Kelola Keuangan Agar Naik Kelas

2. Sebagai nahkoda Bank Jago, ada empat nilai penting yang dipegang

Kharim Siregar: Inovasi dan Kolaborasi adalah DNA Bank JagoKharim Siregar saat di Indonesia Millennial and Gen Z Summit 2022 (Dok. IDN Media)

Kharim Siregar  menyampaikan nilai-nilai yang menjadi kompas untuk Bank Jago. Pertama adalah life-centricity. Kharim memastikan agar setiap hal yang dilakukan perusahaan bisa relevan dengan kehidupan sehari-hari.

dm-player

Kedua adalah purposeful growth. Dengan setiap perkembangannya, perusahaan harus memberikan dampak positif, baik bagi individu dalam perusahaan maupun bisnis perusahaan itu sendiri. Ketiga adalah fearless creativity. Kharim memastikan setiap insan Bank Jago untuk berani menyuarakan pendapat yang berujung pada lahirnya inovasi baru. Terakhir adalah empowered agility dengan kecepatan dalam mengambil keputusan.

Keempat nilai ini lah yang menjadi penggerak Bank Jago dalam melahirkan inovasi, produk, dan layanan yang berguna untuk mengelola dan lebih mindful mengatur keuangan. 

3. Bank Jago memiliki fondasi yang kuat untuk hadapi gelombang ketidakpastian

Kharim Siregar: Inovasi dan Kolaborasi adalah DNA Bank JagoKharim Siregar saat di Indonesia Millennial and Gen Z Summit 2022 (Dok. IDN Media)

Kharim juga bercerita tentang situasi perekonomian global yang saat ini semakin menantang dengan tingkat inflasi tinggi dan pandemik COVID-19 yang belum selesai. Lahir di masa pandemik, ibaratnya bangunan nih guys, Bank Jago membangun fondasi kuat dengan modal inti yang tercukupi. Menurut Kharim, ini pastinya akan membantu perusahaan untuk bertahan pada masa yang menantang.

Hingga akhir semester pertama 2022, modal inti Bank Jago cukup kuat di antara bank digital lainnya, yaitu Rp7,54 triliun. Nilai ini masuk dalam klasifikasi KBMI (kelompok bank modal inti) II dan dipercaya memadai untuk pengembangan bisnis ke depan.

4. Kolaborasi menjadi DNA Bank Jago

Kharim Siregar: Inovasi dan Kolaborasi adalah DNA Bank JagoKharim Siregar (Dok. Bank Jago)

Memiliki nilai life-centricity atau fokus pada kehidupan, Bank Jago berusaha hadir di tengah-tengah nasabah, khususnya milenial dan generasi Z. Seiring dengan keseharian mereka yang makin sering berada di ekosistem digital, Bank Jago melihat senantiasa hadir dalam ekosistem digital tersebut. Maka kolaborasi dengan ekosistem digital menjadi DNA bagi Bank Jago untuk terus berkembang dan menyediakan layanan keuangan pada ekosistem digital tersebut.

“Perbedaan paling utama adalah kita sebagai bank harus berkolaborasi. It’s something alien for an organization. Kok berkolaborasi? Berarti enggak punya competitive advantage dong? Hal ini kita putar balikkan karena DNA Bank Jago itu sebenarnya adalah kolaborasi,” jelas Kharim.

Contoh kolaborasi tersebut  adalah Jago App terintegrasi dengan GoPay untuk menyediakan layanan pembayaran kepada nasabah, bekerja sama bareng Bibit untuk memperluas jangkauan layanan transaksi reksadana secara digital, serta Stockbit untuk mempermudah nasabah bertransaksi di pasar modal. 

Banyaknya kerja sama dengan berbagai partner membuat Bank Jago menjangkau lebih banyak nasabah, yang pada akhirnya menghasilkan pertumbuhan untuk perusahaan.

“Kami membangun partnership dan Bank Jago sebagai tech-based bank mampu embedded in digital ecosystem. The key is collaboration. Hasil kerja sama itulah yang menjadi engine untuk meng-create revenue atau income di Jago,” kata Kharim. (WEB)

Baca Juga: Kumpul Jagoan, Kelas Perencanaan Keuangan ala Bank Jago 

Topik:

  • Bima Anditya Prakasa

Berita Terkini Lainnya