ilustrasi berdoa di malam hari (pexels.com/Sakine Sarıhan)
Kemudian, terkait hukum puasa Rajab yang dilakukan gak berurutan, dalam Al Qur'an dan hadis gak menerangkan soal jumlah hari atau ketentuan melaksanakan puasa rajab. Selain itu, gak ada juga ketentuan mengenai jumlah harinya.
Puasa Rajab bisa dilakukan beberapa hari atau bisa juga dilaksanakan dengan satu hari berpuasa dan satu hari gak berpuasa. Selain itu, pastikan juga untuk gak berpuasa selama sebulan penuh. Jadi, puasa ini bisa dilakukan secara tidak berurutan. Hal tersebut tertuang dalam sebuah hadis yang berbunyi:
"Ketahuilah, puasa sunah kuat dianjurkan pada hari-hari yang utama. Sejumlah hari yang utama itu terdapat setiap tahun. Sejumlah hari utama lainnya bisa terdapat pada setiap bulan. Tetapi sejumlah hari utama bisa ditemukan pada setiap pekan.” (Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, [Kairo: Darus Syi‘ib, tanpa catatan tahun], juz III, halaman 431)
“Sejumlah sahabat Rasulullah SAW menyatakan makruh puasa Rajab sebulan penuh agar tidak menyerupai Bulan Ramadan. Bulan-bulan utama itu antara lain Zulhijah, Muharram, Rajab, dan Syakban.” (Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, [Kairo: Darus Syi‘ib, tanpa catatan tahun], juz III, halaman 431)
Itu dia penjelasan soal hukum puasa Rajab tidak berurutan, lengkap dengan keutamaan dan niat menjalankannya. Semoga bisa bermanfaat!