Bukan Kegagalan, 5 Hal Ini Lebih Perlu Kamu Khawatirkan

Hanya karena kamu telah hidup lebih dari 20 tahun dan menyelesaikan banyak jenjang pendidikan, bukan berarti kamu sudah tahu letak kemampuan terbaikmu. Bahkan, mungkin saja semua kemampuan yang kamu  masih mentah.

Setiap hal yang kamu pikir akan dapat kamu lakukan dengan mudah harus benar-benar diuji dan dibuktikan. Tanpa itu, selamanya kamu hanya akan merasa bisa. Bukan sungguh-sungguh mampu melakukannya.

Dengan berani mengejar mimpimu, kamu akan ditekan sampai batas maksimal kemampuanmu. Kamu bahkan bakal kaget sendiri mengetahui ternyata kamu dapat melakukan berbagai hal yang semula tak pernah terbayangkan olehmu.

Bukan kesempatan yang gak ada dalam hidupmu. Kesempatan akan selalu ada silih berganti. Tinggal kamu mau menggunakannya atau tidak.

Alam semesta ini selalu amat baik pada siapa pun. Begitu kamu menetapkan mimpimu, satu demi satu kesempatan terbaik akan otomatis mendatangimu.

Orang bilang, kita akan selalu menemukan apa yang kita cari. Jadi, kamu juga jangan setengah-setengah dalam bermimpi, ya! Bila kamu serius dengan mimpimu, kamu pasti akan melihat kesempatan-kesempatan itu.

Sebaliknya, jika kamu memang gak bersungguh-sungguh dengan mimpimu, sebanyak apa pun kesempatan emas yang menghampiri, semuanya akan sia-sia. Kamu tidak pernah tergerak untuk memanfaatkannya. Bahkan, melihatnya saja kesulitan.

Mimpi memang sebenarnya tidak pernah tunggal. Jika diibaratkan, mimpi seperti sebuah balok besar yang tersusun dari balok-balok kecil.

Itulah sebabnya, tidak perlu kamu terlalu khawatir hanya karena takut akan gagal total. Sejauh kamu telah berusaha, kalaupun kamu gak bisa mendapatkan sebuah balok besar, kamu pasti akan mendapatkan sebagian dari balok-balok kecilnya.

Lain halnya jika kamu memang tidak mau bersusah payah mencoba mewujudkannya. Orang yang tidak menanam, tidak memiliki buah untuk dipanen.

Rasa iri timbulnya dari mana, sih? Salah jika kamu menuduh orang lainlah yang membuatmu merasa iri. Rasa iri selalu lahir dari dirimu sendiri, kok.

Itu terjadi ketika kamu sebenarnya ingin menjadi seperti orang lain, tetapi tidak pernah berhasil karena belum mencobanya. Rasa iri akan bertambah kalau kamu merasa dirimu sebenarnya juga memiliki kemampuan untuk mewujudkannya.

Berbeda dengan jika kamu sadar kamu tidak memiliki kompetensi seperti orang lain. Bila begini, kamu justru akan menjadi pengagum dari seseorang yang kamu anggap hebat.

Benar, tidak semua orang memiliki cita-cita untuk dapat menginspirasi orang lain. Banyak orang bahkan tidak cukup peduli soal itu dan apabila orang lain terinspirasi oleh kiprah mereka, itu hanya dianggap sebagai kebetulan atau bonus saja.

Akan tetapi, apakah kamu juga tidak ingin menjadi sosok inspiratif untuk keturunanmu kelak? Anak-anakmu bukanlah orang lain dan mereka akan terdorong untuk meniru apa pun yang kamu lakukan.

Jika kamu seorang pejuang tangguh untuk mimpi-mimpimu, mereka akan meniru sifatmu yang pantang menyerah. Nah, apabila kamu gak gigih, apakah kamu ingin melihat anak-anakmu sama lembeknya denganmu dalam usaha mereka mewujudkan mimpi?

Rasa takut akan kegagalan akan terkikis seiring kamu mengalaminya sendiri. Bila kamu telah berkali-kali merasakannya, lama-lama kamu malah merasa hidupmu kurang asyik tanpa sesekali mengalami kegagalan. Beranikan dirimu, ya!