Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kamu Boleh Menyendiri Pasca Mengalami Kegagalan

ilustrasi menyendiri (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Setiap mimpi yang kamu dambakan, tentu memiliki risiko kegagalan. Karena tidak semua hal yang kita harapkan, akan berakhir dengan kesenangan. Sehingga, sudah sewajarnya apabila kamu mengalami kesedihan mendalam akibat hal tersebut.

Namun, kesedihan itu tidak boleh diratapi terus-menerus. Karena hal itu akan menghambat proses dirimu ke depannya. Sehingga kamu perlu memutus emosi sedih itu dengan menyendiri.

Sebab, menyendiri gak melulu buruk, justru akan mendatangkan manfaat saat diterapkan pasca kamu mengalami kegagalan. Mengapa demikian? Berikut beberapa alasannya.

1. Menyendiri membuatmu bisa melakukan introspeksi

ilustrasi orang introspeksi (pexels.com/John Diez)

Menyendiri bukan berarti kesepian. Ketika menyendiri kamu masih bisa berpikir, merasa, bahkan mendengarkan isi hati.

Sehingga, pasca kegagalan itu ada baiknya kamu memilih untuk menyendiri sejenak guna introspeksi diri. Cari tahu lebih dalam mengenai apa yang sebenarnya masih kurang atau penyebab dari kegagalan itu melalui sebuah perenungan.

2. Menyendiri mampu mencegah reaksi emosi negatif yang berlebihan

ilustrasi mengatur emosi (pexels.com/Elina Sazonova)

Bukankah ketika mengalami kegagalan kita cenderung ingin marah, menangis, hingga melampiaskan semua emosi yang dirasakan saat itu?

Namun, dengan menyendiri sejenak, kamu bisa kembali terkoneksi dengan diri sendiri. Sehingga, ada jeda bagimu untuk menyadari kenyataan sebenarnya, yang bisa membuatmu berpikir dua kali untuk mengekspresikan emosi negatif secara berlebihan.

3. Menyendiri sejenak untuk berjarak dengan keramaian

ilustrasi orang menyendiri (unsplash.com/Hai Phung)

Kondisi emosi yang kurang stabil lantaran ditimpa kegagalan, tentu membuatmu marah, sedih, hingga kecewa secara bersamaan. Momen seperti itu cenderung membuatmu menjadi sosok yang sensitif.

Sehingga, ada baiknya kamu menepi dari keramaian, membatasi bertemu dengan orang. Pasalnya, perlakuan mereka kepadamu di kondisi demikian belum bisa kamu terima sepenuhnya. Bahkan dikhawatirkan, memunculkan kembali kesedihan dan kekecewaan yang belum sembuh seutuhnya.

4. Menyendiri mencegahmu menyalahkan hal lain atas kegagalan itu

ilustrasi menyendiri dan bahagia (pexels.com/@shvetsa)

Di tengah ketidakteraturan perasaan dan emosi setelah gagal meraih mimpi, tentu mudah bagi kamu menyalahkan keadaan atau diri sendiri atas kegagalan tersebut.

Untuk menghindari hal itu, maka kamu perlu mengambil jeda sejenak untuk membuat dirimu bisa berpikir jernih. Hal tersebut dimaksudkan agar kamu menyadari, bahwa apa yang terjadi padamu adalah bagian dari perjalanan hidup.

5. Ada waktu untuk merenungi apa yang telah terjadi dan menata ulang kembali

ilustrasi orang merenung (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Menyendiri berarti memberi waktu pada diri sendiri untuk kembali memikirkan apa yang telah terjadi, untuk mendapatkan ketenangan, berpikir lebih dalam, hingga mampu mendengarkan suara dari diri sendiri. Kemudian, setelah perasaanmu sudah lumayan lega, maka perlahan buat tujuan baru agar kamu gak berhenti begitu saja.

Kegagalan memang bukan perkara mudah untuk diterima begitu saja. Diperlukan proses keikhlasan dan kedewasaan yang tidak singkat. Langkah awal dalam mencapai proses itu adalah dengan menyendiri, memberikan waktu bagimu sepenuhnya untuk mencoba mencerna apa yang sudah terjadi.

Jadi, tidak masalah ketika kamu gagal kemudian memilih untuk menyendiri. Karena pada dasarnya, kamu membutuhkan hal itu untuk regulasi emosi. Semangat, ya! 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izah Cahya
EditorIzah Cahya
Follow Us