Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Bukti Dunia SpongeBob Itu Sindiran Keras Buat Budaya Kerja di Indonesia!

Spongebob SquarePants Sedang Bekerja (dok. Nickelodeon Bahasa/SpongeBob)
Spongebob SquarePants Sedang Bekerja (dok. Nickelodeon Bahasa/SpongeBob)

Siapa sangka dunia bawah laut Bikini Bottom punya kemiripan mencolok dengan kehidupan kantoran di Indonesia? Walau dibungkus dengan warna-warni keceriaan dan kelucuan, SpongeBob SquarePants menyimpan banyak sindiran halus tentang dunia kerja yang ada di Indonesia. Kadang absurd dan penuh drama.

Yuk, kita bedah 6 bukti bahwa dunia SpongeBob itu sebenarnya kayak kantormu sendiri!

1. Mr. Krabs = bos perhitungan yang cinta lembur gratis

Mr. Krabs (dok. Nickelodeon Bahasa/SpongeBob)
Mr. Krabs (dok. Nickelodeon Bahasa/SpongeBob)

Mr. Krabs adalah definisi paling pas dari bos pelit tapi sok ramah. Saking cintanya sama uang, dia gak segan-segan nyuruh karyawannya lembur demi dapat keuntungan yang lebih besar. Pernah lihat SpongeBob disuruh kerja ekstra hanya demi satu pelanggan terakhir? Dan pernah juga SpongeBob dan Squidward disuruh untuk bekerja 24/7 demi saingi rivalnya, yaitu Chum Bucket milik Plankton, walaupun tanpa disadari itu adalah jebakan yang dibuat Plankton. Mirip banget sama bos di dunia nyata yang bilang, “Kerja itu jangan hitung-hitungan waktu, yang penting loyalitas.”

Bedanya, SpongeBob bahagia. Kamu? Ngeluh di sosmed.

2. SpongeBob = karyawan teladan yang gak pernah dapat kenaikan gaji

Spongebob (dok. Nickelodeon Bahasa/Spongebob)
Spongebob (dok. Nickelodeon Bahasa/Spongebob)

SpongeBob itu tipikal karyawan overachiever. Yang bisa dibilang kerjanya rajin, datangnya paling pagi, pulangnya paling malam, tapi tetap di posisi yang sama selama lebih dari 20 tahun lebih. Bahkan gaji pun gak pernah kelihatan naik. Atau bahkan dia rela gak digaji sama sekali, dengan dalih bahwa pekerjaannya adalah hobinya.

Mirip kan sama kamu yang udah lima tahun kerja, tapi status masih “kontrak"? SpongeBob suka sama pekerjaannya sih, tapi kamu tetap butuh THR, kan?

3. Squidward = karyawan senior yang udah gak peduli apa-apa

Squidward (dok. Nickelodeon Bahasa/SpongeBob)
Squidward (dok. Nickelodeon Bahasa/SpongeBob)

Kalau SpongeBob terlalu optimis, maka Squidward adalah kebalikannya. Dia dateng kerja cuma karena butuh duit. Tiap hari mukanya kayak habis disuruh ikut team building, tapi tanpa makan siang gratis. Squidward dikenal sangat sinis, sarkastik, dan kerja cuma demi hidup, bukan demi passion. Cocok banget jadi rekan se-kubikel kamu yang udah ngitung hari ke tanggal gajian dari tanggal 5.

4. Patrick = temen kantor yang gak pernah kerja, tapi gak pernah dipecat

Patrick (dok. Nickelodeon Bahasa/SpongeBob)
Patrick (dok. Nickelodeon Bahasa/SpongeBob)

Patrick itu menganggur tapi hidupnya damai, kayak gak ada masalah dalam hidupnya. Dia selalu ada di saat SpongeBob stres, selalu punya waktu nongkrong, dan entah kenapa seperti gak pernah mikir soal masa depan. Kalau di kantor, dia tuh kayak rekan yang entah gimana bisa terus survive walau kontribusinya cuma 1 persen. Ironisnya, dia lebih bahagia dari semua orang. Mungkin karena dia gak pernah tahu rasanya dikejar deadline.

5. The Krusty Krab = kantor yang chaos tapi gak pernah tutup

The Krusty Krab (dok. Nickelodeon Bahasa/SpongeBob)
The Krusty Krab (dok. Nickelodeon Bahasa/SpongeBob)

Setiap Perusahaan pasti tidak akan jauh dari kata masalah, baik itu internal maupun eksternal, salah satunya restoran milik Tuan Krab ini. Krusty Krab sering diguncang masalah seperti resep Kraby Patty selalu di coba di bobol oleh Plankton, omset kadang naik kadang turun. Bahkan terkadang jika terjadi kericuhan di sana, para pelanggan pergi begitu saja dan enggan membayar.

Walaupun begitu, Krusty Krab selalu ramai pelanggan dan pelanggan selalu setia membeli Kraby Patty, meskipun harganya kadang nggak masuk akal. Dengan sering banyaknya masalah yang terjadi, mereka pasti mempunyai strategi yang tepat untuk tetap bisa bertahan. Itulah alasannya mengapa Krusty Krab selalu ramai dan menjadi restoran terbaik di Bikini Bottom.

Sama halnya dengan beberapa perusahaan di negeri ini khususnya perusahaan dibidang makanan, apalagi ekonomi di dunia lagi gak stabil, maka dari itu banyak perusahaan bangkrut dan PHK massal dimana-mana. Hal ini sangat berpengaruh untuk perkembangan perusahaan. Oleh karena itu, mereka membuat strategi yang tepat agar perusahaan tersebut tetap bertahan.

6. The Chum Bucket = pemiliknya ambisius tapi sering gagal

The Chum Bucket (dok. Nickelodeon Bahasa/SpongeBob)
The Chum Bucket (dok. Nickelodeon Bahasa/SpongeBob)

Beda halnya dengan krusty krab, chum bucket mempunyai banyak masalah yang susah untuk dihindari. Dari makanan yang kurang enak sehingga nggak ada pelanggan yang datang hingga sikap sang owner yang kadang merugikan. Beda dengan krusty krab, chum bucket justru memiliki strategi licik untuk mendapatkan pelanggan. Bukan memperbaiki resep chum bucket, sang owner plankton justru mengambil jalan untuk mencuri resep kraby patty dari tangan tuan krab.

Walaupun Plankton ambisius, tapi ia selalu gagal hingga masuk ke dalam sel jeruji. Hal ini tidak jauh dari negeri ini, banyak perusahaan yang melakukan hal yang kurang baik demi mendapatkan keuntugan yang lebih besar, seperti korupsi, penipuan, pelanggaran hak, dll. Walaupun Plankton hanya mencuri, tetapi sama saja merugikan orang lain. Korupsi dan mencuri memang hal yang berbeda tetapi memiliki arti dan tujuan yang sama.

Walaupun dunia SpongeBob memang absurd, tapi jujur dan beneran terjadi di kehidupan nyata. Meskipun tampil sebagai kartun anak-anak, SpongeBob sebenarnya mengandung banyak kritik sosial yang terselubung. Kalau kamu nonton lagi sekarang, dengan kacamata orang dewasa yang pernah ngerasain 9 to 5 dan drama kantor, kamu bakal sadar betapa relatable-nya hidup mereka di Bikini Bottom. Dan mungkin kamu juga akan lebih menghargai betapa menyenangkannya jadi Patrick.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us