Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Manfaat Bullet Journal untuk Manajemen Waktu, Lebih Produktif!

ilustrasi jurnal (freepik.com/freepik)
ilustrasi jurnal (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Bullet journal membantu menyusun prioritas harian secara efektif dengan metode simbol yang memudahkan melihat tugas yang harus diselesaikan lebih dulu.
  • Menurunkan beban mental karena semua tugas sudah tertulis jelas, memberi otak ruang bernapas dan membuat pengambilan keputusan lebih mudah.
  • Memudahkan pelacakan jadwal dan tenggat waktu dengan struktur fleksibel yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan sendiri.

Mengatur waktu secara efektif bukan hal mudah, apalagi saat berbagai tugas datang tanpa henti. Banyak orang mencoba mengandalkan aplikasi digital, tapi justru kewalahan karena notifikasi yang tak berhenti. Dalam situasi seperti ini, bullet journal jadi solusi praktis yang membantu mengelola waktu secara lebih fokus dan terarah.

Tak seperti planner biasa, bullet journal menawarkan kebebasan penuh dalam menyesuaikan isi dan formatnya sesuai kebutuhanmu. Mulai dari mencatat to-do list harian hingga merancang tujuan jangka panjang, semua bisa dirangkum dalam satu buku. Yuk, kenali lebih jauh manfaat bullet journaling untuk manajemen waktu dan temukan cara baru untuk jadi lebih teratur!

1. Membantu menyusun prioritas harian secara efektif

ilustrasi jurnal (pexels.com/thngocbich)
ilustrasi jurnal (pexels.com/thngocbich)

Dengan bullet journal, kamu bisa menuliskan daftar tugas berdasarkan prioritas. Metode simbol seperti titik untuk tugas, lingkaran untuk acara, dan garis untuk catatan membantumu melihat dengan cepat apa yang harus diselesaikan lebih dulu. Hal ini membuat otak tidak kewalahan karena semua sudah tertata jelas di atas kertas.

Mengetahui prioritas bukan hanya soal manajemen waktu, tapi juga soal mengelola energi. Ketika kamu menyusun tugas berdasarkan urgensi dan pentingnya, kamu bisa menyelesaikan lebih banyak hal tanpa merasa terburu-buru. Ini adalah langkah kecil yang bisa berdampak besar pada produktivitas harian.

"Menggunakan bullet journal memungkinkan seseorang merencanakan dan melacak tugas, janji temu, dan tujuan secara efektif, sehingga menciptakan rasa kontrol dan mengurangi kekacauan mental," kata Dr. Aldrich Chan, neuropsikolog, dilansir Glam.

2. Menurunkan beban mental karena semua tugas sudah tertulis

ilustrasi perempuan membaca buku di rest corner (pexels.com/karolinagrabowska)
ilustrasi perempuan membaca buku di rest corner (pexels.com/karolinagrabowska)

Salah satu penyebab utama manajemen waktu yang buruk adalah terlalu banyak informasi yang disimpan di kepala. Dengan bullet journal, kamu bisa menurunkan beban pikiran karena semua rencana dan kewajiban tertulis jelas. Ini seperti memberi otak ruang bernapas agar bisa fokus pada hal yang sedang dikerjakan.

Setiap kali kamu menuliskan tugas di jurnal, kamu secara tak langsung sudah menyederhanakan proses pengambilan keputusan. Kamu tidak perlu lagi mengingat-ingat hal penting karena semuanya sudah terdokumentasi. Hasilnya, kamu jadi lebih tenang dan mampu berpikir jernih.

“Ketika kita menulis sesuatu dengan tangan, hal itu membantu menyimpannya dalam memori dan mengurangi tekanan dari otak,” jelas Dylan Mierzwinski, ilustrator dan pengajar bullet journaling, dilansir AARP.

3. Memudahkan pelacakan jadwal dan tenggat waktu

ilustrasi wanita membaca buku (pexels.com/georgemilton)
ilustrasi wanita membaca buku (pexels.com/georgemilton)

Bullet journal memiliki struktur yang fleksibel, tapi tetap bisa mengakomodasi jadwal mingguan, bulanan, hingga tahunan. Dengan membuat future log dan monthly log, kamu bisa melihat proyek jangka panjang dan tenggat yang akan datang dalam satu pandangan. Ini sangat membantu terutama jika kamu sering terjebak dalam urusan harian dan lupa rencana besar.

Kamu juga bisa menyesuaikan tata letaknya sesuai kebutuhanmu sendiri. Tidak ada aturan baku, jadi kamu bebas membuat jadwal kerja, rencana belajar, atau bahkan agenda deadline proyek secara visual. Dengan cara ini, kamu bisa melihat mana minggu yang padat dan mana yang bisa digunakan untuk rehat.

4. Menjadikan evaluasi harian dan mingguan sebagai kebiasaan

ilustrasi menulis (pexels.com/pixabay)
ilustrasi menulis (pexels.com/pixabay)

Bullet journal mendorongmu untuk rutin melakukan refleksi, baik harian maupun mingguan. Dengan meninjau tugas yang selesai atau tertunda, kamu bisa mengevaluasi pola kerja dan mengatur ulang strategi jika diperlukan. Ini penting agar kamu tetap adaptif dan tidak terjebak pada metode yang tidak efektif.

Refleksi ini juga memberi kesempatan untuk menyadari apa saja yang sudah dicapai. Kadang kita terlalu fokus pada to-do list sampai lupa menghargai progres yang telah dibuat. Dengan bullet journal, kamu bisa melihat perjalanan waktumu secara menyeluruh dan lebih realistis.

“Tujuan dari refleksi adalah memastikan bahwa hal-hal yang kamu kejar masih bermakna saat hidup terus berubah,” jelas Ryder Carroll, pencipta metode Bullet Journal, dilansir Glam.

5. Mengurangi prokrastinasi karena adanya rasa tanggung jawab visual

ilustrasi menulis (pexels.com/picjumbocom)

Saat melihat tugas belum dicentang atau kotaknya belum diisi, kamu akan terdorong untuk menyelesaikannya. Ini karena otak kita merespons visualisasi target dengan lebih serius dibandingkan hanya mengingatnya dalam pikiran. Bullet journal memanfaatkan ini untuk menciptakan rasa tanggung jawab yang lebih nyata.

Daripada membiarkan tugas menumpuk di pikiran, kamu akan cenderung bertindak agar halaman jurnalmu tidak penuh dengan simbol "tugas tertunda". Ini bisa jadi motivasi sederhana tapi kuat untuk melawan prokrastinasi. Apalagi kalau kamu tipe orang yang suka mencoret atau menandai hal-hal yang sudah selesai.

6. Menyediakan ruang untuk menyusun tujuan jangka panjang

ilustrasi jurnal (freepik.com/freepik)
ilustrasi jurnal (freepik.com/freepik)

Bullet journal tak hanya soal hari ini, tapi juga tentang arah jangka panjang. Kamu bisa membuat halaman khusus berisi target tahunan, karier, atau bahkan kebiasaan baru yang ingin dibangun. Dengan menuliskannya, kamu tidak hanya bermimpi, tapi juga mulai menyusun langkah nyata.

Halaman ini bisa kamu tengok saat merasa kehilangan arah atau ketika ingin mengecek konsistensi. Kamu akan lebih sadar bagaimana setiap harimu berkontribusi terhadap tujuan besar tersebut. Ini bisa membantu mengatur ulang fokus saat kamu mulai merasa waktu terbuang sia-sia.

7. Memperkuat rasa kontrol terhadap waktu sendiri

ilustrasi menulis jurnal (pexels.com/tirachardkumtanom)
ilustrasi menulis jurnal (pexels.com/tirachardkumtanom)

Ketika kamu tahu apa yang harus dilakukan, kapan harus melakukannya, dan kenapa itu penting, kamu akan merasa lebih memegang kendali. Bullet journal memberimu kerangka kerja yang memungkinkanmu tidak sekadar reaktif, tapi juga proaktif. Kamu bisa merencanakan bukan hanya untuk menyelesaikan sesuatu, tapi juga untuk memberi ruang istirahat.

Rasa memiliki kontrol terhadap waktu sendiri bisa meningkatkan kepercayaan diri dan menurunkan kecemasan. Kamu tidak lagi merasa waktu berjalan begitu cepat tanpa arah. Sebaliknya, kamu tahu ke mana waktumu pergi karena semuanya tercatat jelas.

Bullet journaling bukan hanya tren estetika, tapi alat manajemen waktu yang nyata dan fleksibel. Dari menyusun prioritas hingga merencanakan tujuan jangka panjang, semuanya bisa kamu lakukan dalam satu buku. Yang terpenting, kamu bisa merancangnya sesuai cara kerja otakmu sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us